This awesome blogger theme comes under a Creative Commons license. They are free of charge to use as a theme for your blog and you can make changes to the templates to suit your needs.
RSS

Nge-Booming di Dunia Maya

Di penghujung bulan juli ini, aku mau ngepost sesuatu yang lagi heboh di bicarakan. Dalam beberapa hari terakhir ini, dunia maya Indonesia di hebohkan oleh aksi 2 anak muda dalam sebuah video yang beredar di dunia maya. Mereka berdua mengguncang dunia maya, bukan karena aksi hot layaknya si Artis yg Minus itu, tapi gara-gara si "Keong Racun".

Yap, dua mojang asal Bandung, Jojo dan sinta, berhasil bikin heboh gara-gara Video hasil upload-an mereka ke dalam situs youtube, berhasil menarik ribuan, bahkan jutaan penikmat video di situs itu. Video lipsing mereka dengan sebuah lagu Dangdut berjudul 'Keong Racun', mampu menarik jutaan masang mata untuk menyaksikannya. Dan nama mereka, tentu aja langsung meroket bak selebritis.

Sebenarnya, tak ada hal yang begitu istimewa dari lagu Keong Racun selain liriknya yang sederhana, tapi menggoda. Di video itu jg, tak ada juga dari video itu hasil visual efek yang mengagumkan, yang membuat orang-orang tertarik untuk menontonnya. Video itu menarik perhatian orang banyak hanya dengan mengandalkan 'aksi heboh' yang mengundang senyum banyak orang. Yap, aksi sinta dan Jojo yang bergaya saat 'pura-pura' menyanyikan lagu keong racun itulah yang jadi magnet. Dan akhirnya, mulai dari banyak orang yang melihat video mereka di Youtube, lalu berlanjut lewat perbincangan di dunia maya, hingga akhirnya pecah ke perbincangan dunia nyata, dan tersebar kepada publik secara luas.

Dan imbasnya? Selain Video mereka banyak yang menonton, lagu keong racun jg turut jd terkenal. Jojo, Sinta dan Keong racun jd bahan perbincangan dimana-mana. Bahkan sampai jadi Tranding Topic di twitter! Wkwkwk... Gmn komentar orang luar negeri ya liat TT isinya 'Keong Racun'? Hahaha... Selain itu, Lagu Keong racun jd dikenal byk orang. Charly ST12 aja langsung tancap gas, ngontak penciptanya, buat minta izin untuk ngambil alih lagunya untuk di aransement ulang. Dan ada duo penyanyi pendatang baru yang di hadirkan charly dan di daulat menyanyikan lagu itu. Ckckck.. Bisa aja nih mas charly ada lahan ladang duit di depan langsung disamber, hehehe.... Dan buat Jojo dan Sinta juga dapet cipratan rezekinya juga. Katanya, charly bakal gandeng mereka berdua buat jadi model video klip 'Keong Racun' versi baru itu. Wah, sukses nih jadi artis dadakan gara-gara upload video di youtube. Padahal niat awalnya cuma iseng-iseng doank nih. Eh, malah jadi rezeki.

Ngomongin soal jadiartis dadakan gara-gara video, sebenarnya bukan hal baru lagi ya, ada penyanyi atau artis baru, namanya meroket gara-gara video yang beredar di dunia maya. Contoh aja, kalo gak salah, Justin Bieber. Siapa coba gak tau nama anak muda satu ini? Dia kl gak salah, pertama kali terkenal gara-gara video saat dia nyanyi dan dia upload di dunia maya. Gara-gara hal itulah, akhirnya ada produser yang tertarik mem-booming-kan nama dia sebagai penyanyi muda idola baru anak muda seluruh dunia. Selain itu, kalo gak salah juga, ada Greyson Chance. Nah, penyanyi muda asal Amerika ini jg sama ky Justin bieber. Tenar gara-gara mengunggah video dia di Youtube, dan akhirnya mampu menarik perhatian byk orang. Selain 2 nama tersebut, msh byk lagi yang jg terkenal gara-gara upload video di youtube, dan Boom! Meledak secara tiba-tiba. Jadi gak heran, cukup banyak orang yang sengaja mengunduh video mereka agar bisa terkenal seperti ini. Atau mungkin, dengan men-upload spt ini, mungkin saja aksi kita di lihat penyanyi aslinya atau orang2, dan membuat bangga diri sendiri, keluarga atau bangsa sendiri. Yah, berbagai motiflah. Tapi yang pasti harus positif itu.

Pada akhirnya, kita liat sisi positifnya. Segala hal di dunia emang gak ada yang gak mungkin. Banyak hal yang gak disangka-sangka terjadi menimpa kita. Dan, segala hal di dunia maya ini, emang gampang buat di manipulasi, gampang untuk menyebarkan hal-hal yang terkadang 'tidak wajar'. Tapi, bukan berarti semua negatif. Banyak hal yang positif yang telah berkembang atau di kembangkan di dunia maya ini. Salah satunya, membuat seseorang dari yang bukan siapa-siapa, jadi orang yang terkenal. Pada intinya, segala hal, bila di manfaatkan dengan positif, way not? Tapi kl dimanfaatkan buat yg nggak-nggak, ky nyebar video 'esek-esek' yang ngelanggar norma, UU porno grafi dan porno grafi, walahh.. Kudu langsung di 'cut' tuh!

Jadi, manfaarkanlah tekhnologi untuk hal-hal yang positif. Karena dia ada untuk mencerdaskan, memajukan, dan mensejahterakan, bukan sebaliknya. So, think's smart guys... (3am)

0 komentar

Children are The Future

Anak-anak. Mereka adalah makhluk tuhan yang awalnya diciptakan dengan segala kesucian, segala keluguan, segala kepolosan, tanpa dosa, tanpa topeng-topeng kepalsuan. Mereka tumbuh seiring berjalannya waktu. Mereka berkembang dan terbentuk oleh lingkungannya, oleh orang-orang disekitarnya. Mereka mulai belajar dari alam, mulai mencontoh orang-orang sekitarnya, mulai mengikuti apa yang diarahkan orang yang lebih dewasa darinya. Terus berkembang mengikuti apa yang ditanamkan oleh lingkungannya, di dirinya, di pikirannya, di hatinya.

Children are the future. Mereka masa depan kita. Mereka bibit-bibit yang diberikan Tuhan, ditanam oleh orangtuanya, dipelihara lingkungan sekitarnya, dan dibentuk oleh segala pupuk yang ia dapat dari alam sekitarnya. Sudah seharusnya, mereka tak disia-siakan, dihargai, dan dipelihara dengan selayaknya seorang anak. Mereka berhak mendapat perlakuaan yang baik agar bisa tumbuh menjadi orang yang berkualitas, yang bisa membangun masa depan kita jadi lebih baik. Tidak seperti ini, terlantar dan diabaikan orangtuanya...

Atau diperlakukan tak sepantasnya oleh orang yang seharusnya menyanyangi mereka...

Terkekang dan kelilingi rasa ketakutan dan ketidak amanan oleh perbuatan orang dewasa…

Mereka punya hak untuk bisa tumbuh dengan lingkungan yang membuat mereka dikelilingi keceriaan, bisa menikmati masa anak-anak mereka penuh dengan kehangatan, dipeluk rasa aman di hati mereka…

Segala kesalahan dalam proses pendewasaan membuat mereka melakukan hal-hal yang tak sepantasnya dan selayaknya mereka lakukan sebagai seorang anak…

Atau, bahkan berkembang menjadi manusia tak bermoral….

Setiap anak adalah anugrah Tuhan. Mereka berhak tumbuh jadi anak-anak Indonesia berkualitas, berprestasi, membanggakan orang-orang sekitarnya...

Mereka berhak memperoleh segala kehangatan, pendidikan yang layak, hidup penuh keceriaan layaknya seorang anak yang senyumnya secerah mentari yang menghangatkan bumi, matanya bersinar cemerlang layaknya gemerlap bintang yang akan selalu menentramkan hati, dan tawanya menceriakan tiap hati orang yang menyayanginya....

Jaga mereka. Lindungi hak-hak mereka. Bersikaplah setulus kepolosan mereka, berpikirlah dewasa dan Hargai perasaan dan pemikiran mereka. Maka kita kan mengerti tentang mereka. Merekalah masa depan kita semua. Selamat Hari Anak Nasional, 23 Juli 2010. Maju terus anak Indonesia. (3am)

0 komentar

FIKSI - PROMISE Part 20 : SPY

Sambungan dari PROMISE Part 19: Di Sudut Kota Itu. Untuk mengetahui dan melihat asal usul, awal cerita fiksi ini, silakan langsung meluncur ke link post saya di: PROMISE Part 1: Awal. ENJOY!

NB: Ini hanyalah cerita fiksi belaka. Jd jika ada kesamaan nama, tempat, kejadian, atau apapun, itu murni suatu ketidak sengajaan. So, jangan pernah anggap ini suatu kisah nyata. Dan satu lagi, kl ada yg baca, dan mau ngopy-paste, TOLONG, minta izin dulu... Yah, setidaknya dengan begitu, berarti anda menghargai sebuah karya yang dibuat dengan kerja keras dalam usaha saya untuk menulis cerita ini. Thx.. :)

PROMISE – Part 20 : SPY

-------------------misst3ri------------------------

Setelah kejadian perjanjian dengan pak hanny, ify mulai intensif mengajari iel matematika. Iel yang setelah ditekan ify dengan sedemikian rupa, akhirnya mau berjanji akan serius dan meluangkan waktunya setiap sepulang sekolah untuk belajar. Dan iel sekarang tampaknya agak menyesal menyetujui perjanjian itu, karena waktu belajar mereka benar-benar padat sehingga iel tak bisa lagi main-main dan hanya punya waktu istirahat di malam hari setelah mereka kelar belajar.

Setelah 3 hari menjalani rutinitas luar biasa padat itu, iel terlihat mulai loyo, kehabisan tenaga, seperti saat istirahat di sekolah waktu itu. Dia cuma duduk-duduk sendirian dipinggir lapangan, menonton sion yang sedang main basket dengan anak-anak yang lainnya. Riko dan cakka tidak sedang bersama mereka saat itu karena sedang ke kantin. Tak lama sion menghampiri iel dan meneguk air mineral milik iel yang tak banyak di sentuh pemiliknya.

“gue abisin ya yel…” kata sion. Iel mengangguk pelan.

“ga ikut main yel???” Tanya sion sambil meneguk tandas minuman iel. Iel cuma menggumam ga jelas. Sion lalu ikut duduk-duduk di pinggir lapangan itu, melepas penat sambil melihat anak-anak lainnya main basket.

"riko sama cakka belum balik dari kantin ya?" tanya sion ke iel. Iel kembali lagi, hanya menyahut dengan gumaman yang ga jelas.

“yel, loe ngerasa aneh ga sama sikap cakka akhir-akhir ini??” Tanya sion kepada iel.

“kaya ada yang disembunyiin dia gitu… gimana menurut loe???” sambung sion lagi tanpa mengalihkan pandangannya dari lapangan. Iel tidak menjawab juga. Sion memandang heran ke iel yang dari tadi membisu.

“iel!! Loe dengerin gue ga sih???!!” teriak sion tepat di depan kuping iel karena iel ga menghiraukannya. Iel terlonjak kaget dan bales teriak, “ga usah teriak, gue ga budek!!!”.

“habis loe diajak ngobrol ga nyahut-nyahut dari tadi…” sahut sion.

Iel memang dari tadi agak kurang focus, dampak kurang tidur malem sebelumnya. Entah mengapa dia malam sebelumnya ga bisa tidur tenang karena selalu mimpi buruk. Mulai dari mimpi rumus-rumus mtk yang ngejar-ngejar dia, pak hanny yang tiba-tiba jadi monster berkepala seratus yang selalu nyemburin api ketika dia salah jawab pertanyaan beliau, sampai mimpi dikejar-kejar guru-guru SD dia yang galak dulu, yang mukanya jadi 100 kali lipat lebih serem dan sambil bawa-bawa pisau, ngancem mau nyate dia kalau dapet nilai rendah lagi. Dan iel yakin 1000% ini akibat dari perjanjiannya dengan pak hanny dan ulah ify yang 2 hari itu udah nyiksa dia dengan maksa dia belajar mtk terus dari siang sampai malem, sampai bikin dia pusing, stress dan mimpi buruk malamnya. sekarang iel mencoba mbh fokus dengan sion yang ada di sampingnya.

“sorry.. sorry..., ngomongin apa loe tadi??” kata iel.

“itu lho cakka akhir-akhir ini rada aneh, kaya nyembunyiin sesuatu dari kita”

“maksudnya???”

“coba loe perhatiin. sekarang sikap cakka sama dayat dkk, trus obiet dll, rada manisan. Bahkan kemaren, inget loe kan, cakka keliatan gusar banget waktu gue ngisengin debo. Padahal biasanya juga nyantei aja. gue jadi ngerasa kehilangan patner buat ngeledek mereka…. Trus satu lagi, loe ga ngerasa aneh gitu zahra, irsyad, debo, dkk mukanya ga jutek lagi sama cakka, tapi sama kita-kita masih….” papar sion

“ahh, perasaan loe aja kali…tapi iya juga sihh, kalau diajak jalan suka ngindar, alasan ada apalah gitu” sahut iel

“itu juga satu lagi kejanggalan cakka, tapi kalau hal itu… loe juga sama akhir-akhir ini!! Suka ngilang duluan kalau pulang sekolah” kata sion sambil mandang curiga ke iel

“oh, itu kan.. anu.. gue lagi ada bisnis maha penting, ntar lah kalau udah waktunya gue kasih tau” jawab iel sedikit gugup.

“ayo!! Mau main rahasiaan juga ya loe…”

“privasi lah, nyangkut martabat orang nih…”

“alahh, pelit loe!!” ledek sion. Obrolan mereka terhenti ketika mereka melihat cakka dan riko berjalan kearah mereka.

“oii, pada ngomongin apaan nih???” sapa cakka

“nggak… cuma gue sama iel mau jalan ntar sepulang sekolah, loe ikut kan ko?? cakk??” sahut sion. Iel sedikit berbisik ke sion ‘kapan loe ngajakin gue jalan??’ sion balas berbisik, ’udah loe ikut aja’. Cakka terlihat berpikir.

“sorry bro, gue hari ini kayanya ga bisa deh, udah ada janji” jawab cakka

“janji sama siapa lagi sih? loe tuh akhir-akhir ini kaya terus ngindar sama kita-kita…”

“ahh, perasaan loe aja kali, hari ini beneran gue ada janji sama orang. Gpp kan??”

“ya udah…”

“eh, kita main basket yok” ajak cakka mengalihkan pembicaraan

“gue masih penuh nih perut, ntar deh..” tolak riko

“gue males ah cakk, ngantuk gue” jawab iel

“gue tadi udah… ntar deh lagi, loe duluan, gue.. mau istirahat dulu” sahut sion cepat

“ah, payah loe pada… ya udah gue sendiri aja deh…” cakka akhirnya bergabung dengan anak-anak yang lain yang sedang main basket saat itu.

“tuh kan, dia nolak lagi ajakan kita, dan... Tuhh.. liat tuh, ga biasanya kan cakka akrab banget main basket satu tim sama irsyad??” bisik sion sama iel. Iel mengangguk-ngangguk setuju. Di lap. Basket itu emang ada irsyad juga yang baru gabung main basket di lapangan.

“pada ngomongin apa sih??” Tanya riko. Sion lalu memaparkan argumennya tentang cakka. Riko lalu hanya manggut-manggut setelah mendengarnya.

"tapi, ga masalah juga kan kalau cakka sudah agak kalem sama dayat dkk? Kita juga seharusnya gitu juga, kita kan udah kelas 3, ga lucukan kita ntar pisah tapi kesan yang diingat 'perang sampe mati'..." tanya riko kemudian

"yap setuju, gue kan udah berapa kali bilang, kalian tuh sering kebangetan becandanya! Damai2 napa sama dayat dkk??" kata iel.

"Ah loe yel, laganya nasehatin kita! Loe tuh bisa ga damaiin kita sama gank gaul?" sahut sion

"nggak yakin deh gue... Kelas berat tuh... Selama mereka masih berlabel 'sok bin sengak', ga bakal deh gue ngibarin bendera putih! haha..." sahut iel.

"haha... Iya sih, perlu keajaiban luar biasa, melebihi 7 keajaiban dunia mungkin, buat bisa bikin mereka mau damai sama kita... Haha..." sahut riko.

"haha... Betul tuh... Eh, udah ah... Kita kembali ke topik semula, gimana nih masalah cakka? iya sih, itu ga jadi masalah, tapi sikap dia ke kita juga jadi berubah, jadi aneh kan?? Ga kaya dulu gitu... Itu masalahnya!" kata sion

“trus mau loe apa??” tanya riko lagi

“gue pengen kita selidikin cakka” kata sion dengan mantab

“caranya???” tanya riko lagi

“kan katanya dia ada janji ntar pulang sekolah, kali aja ini bisa nunjukin sesuatu sama kita... gue mau, ntar kita buntutin dia ntar sepulang sekolah, dan kita kuak misteri ini!” kata sion sambil berdiri dengan gagah dan memandang langit, bak seorang pahlawan yang habis melawan kejahatan di muka bumi.

“kok gue kaya baca komik detektif ya, judulnya, detektif sion edogawa, menguak rahasia cakka” celetuk iel dengan santainya yang disambut tawa sion dan riko.

---------------------misst3ri------------------------

Saat itu kelas iel dll sehabis istirahat ada pelajaran biologi. Dan hari itu mereka belajar di labolatorium untuk praktikum biologi tentang sel dan jaringan pada tumbuhan. Oleh karena itu, di depan mereka sekarang berbagai macam bahan mulai dari batang-batangan, daun-daunan, sampai bahan dapur seperti bawang dkk juga sudah hadir di labolatorim itu, siap untuk di uji. sekarang, di salah satu meja ada via dan ify yang jadi satu kelompok sedang meracik-racik bahan. Sila dan tian agak jauh dengan mereka karena beda kelompok.

“via tolong ambilin pipet di meja itu donk” pinta ify

“bentar ya” kata via. Dia lalu mengambil pipet itu. tapi disaat bersamaan ada seorang anak yang juga ingin mengambil pipet itu. Tangan mereka berdua saling bertautan. Via sedikit terpaku, karena anak itu adalah iel. Jantung via serasa langsung berhenti sesaat saat itu juga. Iel pun tampaknya agak sedikit terperangah. Sesaat mereka saling berpandangan.

'Ya Tuhan... please.. jangan rasa ini lagi...' benak via saat itu. Mereka merasa sedang dalam sepersekian detik itu, segalanya di sekitar mereka terhenti, beku dalam keterperangahan mereka. Tapi tak lama kemudian iel yang sudah tersadar dari keterperangahannya, langsung memecah keheningan itu dengan suara juteknya.

“eh, gue yang duluan ngambil!!” seru iel yang telah sadar sesaat kemudian. Via masih belum bereaksi. Ify yang ga jauh dari situ, melihat itu langsung mendekati mereka berdua.

“hei, lepas donk tangan loe!!” kata iel lagi. Via masih belum konek.

“ehmm!!” tegor ify juga sambil nepok punggung via. Via yang langsung tersadar, segera melepas tangannya dan dengan buru-buru menjauh, mencari pipet di tempat lain. Padahal tak jauh dari sana sebenarnya masih ada satu pipet lagi. Ify menatap ke arah via lalu ke iel yang masih belum beranjak dari sana, lalu tersenyum geli.

“ngapain loe senyum-senyum gitu!!” bisik iel galak ke ify. Ify hanya tersenyum simpul ke arah iel lalu menjauhi iel dan mendekati via yang sudah kembali ke meja mereka. Via tampak sudah kembali mengerjakan tugas praktikum mereka. Ify juga mengikutinya.

“tadi kenapa vi??” Tanya ify sambil mencoba meneliti salah satu irisan bag tumbuhan lewat mikroskop.

“kenapa apanya??” jawab via datar

“itu sama iel kenapa??”

“gpp, cuma kebetulan ngambil pipet yang sama aja”

“tapi kok pake adegan bengong segala??” sahut ify lagi

“nggak..” jawab via singkat

“tapi kok pake acara salting-salting gitu???” goda ify lagi sambil ngelirik via dan senyum-senyum jail.

“nggak.. siapa yang salting?!!” jawab via singkat tapi agak judes kali ini.

“tapi kok mukanya jadi merah gitu??” Tanya ify lagi.

PLETAKK!!

Sebuah buku sudah mendarat mulus dikepala ify. Aduh... Ringis ify sambil ngusap-ngusap ubun-ubun kepalanya.

“Ify apaan sih?!! Bawel banget… gue sumpelin bawang mau??!” sahut via galak.

“aduh… iya deh, iya ga bawel… galak banget sih…” sahut ify, masih sambil ngelus-ngelus kepalanya yang masih sakit gara-gara di pukul via pake buku.

“tapi vi..” lanjut ify. Via langsung melotot, sedangkan ify langsung nyengir, “jangan galak gitu donk sama sahabat loe ini… gue cuma mau nanya kok” sambung ify lagi sambil masang muka yang manis.

“Tanya apaan??!” Tanya via masih agak galak sambil terus melanjutkan pekerjaannya.

“tapi jawab yang jujur ya…” sahut ify lebih hati-hati sekarang.

“iya… Cepet, apaan??” sahut via tanpa mengalihkan pandangannya.

“cowo gebetan yang loe rahasiain itu iel ya???” tembak ify langsung.

“hah??!!” teriak via kaget. anak-anak lain langsung menoleh ke arah via dan ify.

“eh, gpp kok, teman-teman silakan terusin, tadi...ee.. jari gue ketusuk pisau, hehe…” terang via beralasan. anak-anak lain kembali meneruskan pekerjaannya masing-masing. Via mengalihkan pandangannya ke ify.

“fy, kok loe bisa nanya gitu??!” kata via setengah berbisik.

“tingkah loe itu akhir-akhir ini agak aneh ke iel. kaya tadi… Dan itu ga cuma sekali gue liat. Kali aja itu tanda loe mulai suka ke dia. Jadi gebetan loe itu iel apa bukan??” jawab ify dengan santainya sambil tetap terus meneliti objek penelitiannya lewat mikroskop.

“nggak kok… biasa aja..” jawab via masih agak cuek

“ohh.. bukan... Ya udah.. tapi, biar kita sering berantem sama mereka, gue ga bakal marah kok kalau loe beneran suka sama iel” bisik ify lagi

"oh ya??!" sahut via agak antusias sambil memandang ify tak percaya

"iya..." jawab ify sambil agak tersenyum simpul karena mendengar nada suara via yang sudah agak berubah jadi lebih semangat.

“ee…” via agak menggigit bibirnya. Mukanya sudah agak memerah.

“jadi???” tanya ify lagi sambil menatap via lekat.

“hmm…” gumam via sambil pura-pura meneruskan pekerjaannya, tapi terlihat agak asal karena hatinya ga karuan sekali dan pikirannya benar kacau, sehingga kerja otaknya ga bisa bekerja wajar. Ify cuma tersenyum liat kesaltingan temannya itu.

“hmm apaan vi???” tanya ify lagi agak mengoda. Via menghentikan pekerjaannya, menghembuskan nafas dan sesaat terdiam. Lalu dia melirik ify yang masih menatapnya.

“iya, loe bener sahabatku tersayang…” bisik via sambil nyubit pipi ify dengan gemes. Ify langsung ketawa.

“ih, malah ketawa! tapi loe jangan bilang siapa-apa ya, apalagi sila tuh” bisik via

“hehe... beres my princess..”

“eh, malah ngeledek. Itu panggilan severus ke gue!”

“tapi kalau loe ntar bisa jadian sama iel, juga bakal dipanggil gitu”

“ah ify ngeledek nih… tapi ga mungkin fy, loe tau sendiri gimana keadaan kita. Perang dingin…. kalau gue nyebrang ke pihak iel, bisa di cincang sila gue!”

“nothing impossible”

“tapi loe beneran ga marah fy tau gue naksir iel???” tanya via sambil menatap ify lekat. Ify balas menatap via, lalu tersenyum simpul.

“ga ada alasan buat gue untuk marah dan ga ngedukung sahabat gue sendiri” kata ify

“ah ify, baik nian loe sama gue…” kata via sambil ngerangkul ify dengan senangnya.

"tapi kok loe bisa tertarik sama iel?" tanya ify penasaran.

"gimana ya? Dia dewasa kayanya dan gue ngerasa aman dan nyaman kalau mandang matanya... kalau dipikir-pikir, walau kita suka berantem sama dia, iel kayanya baik dan ga seburuk yang kita pikir selama ini kok..." sahut via dengan muka berseri-seri.

"iel emang gentel, tapi diakan jail, bawel, kepala batu, tukang perintah, anak mami lagi..., masa loe bilang dewasa dan baik??" sahut ify. Via mengeruntukan keningnya dan langsung memandang ify dengan tampang agak heran sekaligus curiga.

"ah loe fy, ngomongnya kaya udah kenal deket aja sama iel, sampai ngomong segitunya... Iel emang suka gangguin kita, tapi yakin loe, iel aslinya kaya semua yang loe bilang tadi?" sahut via. Ify langsung diem. 'Iya ya... kenapa gue ngomong tentang iel se-blak-blakan ini ke via?? Walau via sekarang udah pengen damai, tapi tetap aja Via dan teman-teman lain kan ga boleh tau tentang masalah gue sama iel sekarang, berbahaya...' benak ify, lalu dia cuma bisa garuk-garuk kepala, sambil cengir2 kuda.

"tuh kan ga bisa jawab... Kita kan ga tau iel itu aslinya di rumah gimana? Kita tuh kalau belum kenal orang secara dekat, ga boleh langsung nge-judge gitu, fy!" kata via yang liat ify ga bisa ngejawab pertanyaannya.

"iya.. Iya... Tau kok, ada yang ga terima gebetannya diledekin...hehe.." sahut ify.

"VIA!! IFY!! jangan ngobrol terus, cepat selesaikan pekerjaannya!!” tegur guru biologi mereka sebelum via sempat membalas ledekan ify.

“eh, iya bu” sahut ify dan via, mereka pun tak lagi melanjutkan obrolan mereka.

-------------- misst3ri ---------------

Siang itu Iel, sion, dan riko sudah kumpul di mobil iel. Iel sengaja sebelumnya berpesan pada pa asdi untuk menjemputnya pake mobil yang biasa dipakai papanya, bukan mobil yang biasa dipakai menjempunya, agar nanti cakka ga mengenali mobil iel. Iel, sion, riko sekarang sedang memata-matai cakka, mengintip tak jauh dari rumah cakka. Cakka sehabis pulang sekolah langsung pulang ke rumahnya. Iel sebelumnya juga sudah meminta pa asdi buat bawain mereka pakaian ganti, sehingga mereka ber-3 bisa berganti pakaian di dalam mobil.

Tak lama kemudian, cakka keluar rumahnya sambil membawa gitar kesayangannya. Dia pergi dengan mengayuh sepedanya. Mobil iel mengikuti dari belakang dengan diam-diam. Membututi sepeda dengan mobil jelas bukan hal gampang kalau melewati kawasan agak padat. Apalagi menjaga agar jangan sampai ketahuan. Mereka sudah beberapa kali hampir saja kehilangan jejak cakka. Tapi, sampai saat itu, mereka masih bisa membututi cakka. Sekarang mereka menelusuri jalan-jalan besar dalam perumahan, sehingga acara mata-mata terlihat agak lancar, tanpa hambatan yang berarti.

Tapi kelenggangan mereka dalam memata-matai cakka, terhambat di satu belokan. Tiba-tiba cakka berbelok masuk ke sebuah jalan sempit yang tidak bisa dimasuki mobil. Iel, dkk langsung panik, takut kehilangan jejak cakka.

"wahh den, ga bisa masuk mobilnya ini den..." kata pak asdi.

“ayo kita masuk ke dalam, kali aja cakka ga jauh masuknya dan bisa kesusul. Ayo cepat!!” ajak sion cepat. mereka pun mengikuti jejak cakka tadi masuk ke dalam jalan tersebut. Baru beberapa puluh meter mereka masuk, mereka sudah ketemu lagi 3 simpangan lain.

“wahh, gue nyerah deh kalau gini… gue ga hafal daerah sini… Mana cakkanya ga kelihatan lagi..” kata iel.

“yahh… gimana nih, kehilangan jejak deh kita” kata sion

“coba kita tadi ngikutin pake sepeda, ga bakal ketinggalan dan mentok gini” sahut riko.

“ya udah deh, kita pulang aja, kita tanya baek-baek si cakka ntar, dari pada main detektifan gini” sahut iel

“oke, kalau gitu kita pulang” sahut sion. mereka ber-3 akhirnya pulang dengan tangan hampa.

“tapi masa kita pulang, mending kita jalan aja dulu. Temenin gue nyari kaset PS dulu ya??” ajak sion. Iel dan riko akhirnya mengangguk setuju dan mereka berangkat ke arah pertokoan, tempat mereka biasa berburu kaset PS. Setelah puas ngubek-ngubek nyari kaset-kaset PS terbaru, mereka ber-3 pulang. tapi di tengah perjalanan pulang mereka yang agak terjebak kepadatan jalanan, tiba-tiba riko berseru.

“eh, liat deh itu kaya dayat…” tunjuk riko pada salah satu anak yang sedang ngobrol santai di bawah pohon di seberang jalan.

“mungkin aja sih, itu kan anak-anak pengamen jalanan dan dayat emang suka ngamen kan??? tapi yang itu mirip cakka deh…” sahut iel sambil nunjuk-nunjuk ke arah anak-anak pengamen tersebut. Memang ada seorang anak postur tubuhnya mirip sekali cakka, tapi mukanya tidak terlihat terlalu jelas karena terhalang topi yang dipakainya. anak-anak itu lalu beranjak dari pohon itu dan berjalan pergi menjauh.

“mana??” tanya sion

“eh, betul tuh, itu cakka… dan itu yang dipegang dia emang bener gitar kesayangan cakka!” seru riko

“ayo, tunggu apa lagi, cepet kita kejar!! Ntar kehilangan jejak lagi kita!!!” ajak sion sambil segera membuka pintu mobil.

“pak asdi pulang duluan aja ya, aku sama teman-teman turun dsn..” kata iel pada pak asdi, lalu segera menyusul sion dan riko yang sudah meloncat turun dari mobil lebih dulu. Lalu mereka bertiga bergegas ngejar cakka. tapi karena padatnya jalan, mereka agak kesulitan. Ketika mereka sudah sampai diseberang jalan, mereka sudah tak melihat cakka ataupun dayat. tapi disana ada seorang pengamen.

“de, kamu tau anak yang duduk di bwh pohon tadi kemana??”

“ka dayat?"

"iya, kamun mereka?"

"oh kalau ka dayat, tadi sama anak-anak lain ke arah jalan sana...” Jelas anak itu

“makasih ya…”

--------------- misst3ri ---------------

Mereka ber-3 segera berlari menyusul rombongan dayat dan cakka. Sekilas mereka sudah melihat punggung rombongan dayat dan cakka kira-kira 100 meter di depan, berbelok kearah pasar. mereka semakin mempercepat langkah mereka. tapi karena terlalu terburu-buru, mereka jadi tak sengaja hampir menabrak 2 orang yang berbadan kekar. orang-orang itu langsung mencegat mereka karena ga terima di tabrak mereka. Iel, sion, riko reflek menghentikan lari mereka. sekarang tampak di depan mereka sudah ada 2 orang yang tampaknya adalah preman. dari mulut preman-preman itu, tercium bau kurang enak, bau alcohol.

"hei! Berani loe ya nabrak kita! Jagoan loe?!!" bentak salah satu preman itu sambil ngedorong bahu sion dkk.

“hei, anak mana kalian??! gue belum pernah liat kalian!!” bentak preman 2.

“anak kota kayanya nih bos” sahut preman 1.

“wow... Eh, anak kota! kalau mau lewat sini, setor dulu uang kalian sama kami!! Sekalian ganti rugi kalian udah tabrak kami tadi!! Cepet!!” palak preman 2 sambil narik kasar iel yang berdiri paling depan.

“maaf bang, kami ga punya uang” jawab iel sambil menepis tarikan preman itu.

“alahh, boong loe!!! Siniin duit loe!!” bentak preman tersebut sambil narik iel lagi. Tapi iel malah berontak sehingga terjadi adu fisik yang tak berimbang. Perlawanan itu akhirnya berakhir setelah iel terjerembab jatuh di hantam dengan sebuah pukulan telak preman itu tepat di pelipisnya.

"berani loe ngelawan gue lagi?!! dasar anak kecil!" bentak preman itu sambil ngejitak kepala iel.

Iel yang meringis kesakitan, tidak bisa bergerak lagi karena badannya sudah ditindih preman yang berbadan besar itu. Preman itu lalu menggeledah iel, mencari dompet, HP atau barang berharga lainnya. Sedangkan preman satunya sudah memegangi Sion dan riko yang mengurungkan niatnya untuk ikut berontak seperti iel karena sudah ciut nyalinya, takut ikut digebukin juga.

“ehh!! loe ga bawa dompet??!! Dasar!! Ga punya duit aja ngelawan!!” bentak preman itu lagi sambil kembali menendang iel yang terkapar di tanah. Iel kembali mengerang kesakitan. Preman itu lalu melepas paksa arloji yang iel pakai. Iel pasrah, walau dalam hatinya masih bersyukur dia meninggalkan tas berisi dompet dan HP nya di dalam mobil tadi.

Setelah gagal menemukan barang berharga iel lainnya, mereka menarik sion dan riko. Sion dan riko akhirnya pasrah badan mereka digeledah 2 preman tersebut. tapi belum sempat 2 preman itu menggeledah sion dan riko, tiba-tiba ada teriakan.

'LARI!!! ADA PETUGAS SATPOL PP’

Para preman itu kaget dan langsung kabur, meninggalkan sion, riko dan iel. Tak lama, disana banyak orang berlarian. Para pedagang kaki lima, pengamen, gelandangan, pengemis. Riko langsung bertindak cepat, menarik 2 temannya menjauh dari sana.

“ayo, cepat lari…”

“kita kan bukan gelandangan ko??!” elak sion

“kalau kita disangka pengamen atau gelandangan, kita bakal ikut di tangkap. Loe mau??!!”

“udah, ayo cepat!!!” kata iel yang baru bangkit bangun dengan masih sedikit meringis, menahan sakit akibat pukulan preman tadi.

“ayo cepat, itu sudah ada yang mengejar kita!!!” kata riko sambil membantu iel lari dan menggiring mereka lari. Terlihat 100 meteran di belakang mereka sudah ada petugas Satpol PP yang mengejar. Mereka ber-3 lari sekencang2nya. mereka bingung mau kabur dan bersembunyi dimana. mereka lalu berbelok masuk ke kawasan pasar yang sudah gelap dan sepi. Di belakang masih terdengar gaung langkah-langkah petugas Satpol PP yang mengejar mereka.

Ditengah kepanikan mereka ber-3 karena bingung mau bersembunyi dimana, tiba-tiba mereka dibekap dari belakang dan di tarik ke balik kios yang gelap. Iel, sion dan riko tak dapat bergerak dan bersuara dalam bekapan kuat orang-orang di belakang mereka tersebut. Ketakutan langsung menyelimuti diri mereka. Terlebih lagi mereka bertiga tak bisa saling berkomunikasi karena ditarik ke tempat yang berbeda.

“diem!! jangan ngelawan!!!” bisik kasar orang yang menyekap tersebut.

---------misst3ri-------- BESAMBUNG (by 3am) -----------misst3ri-----------

0 komentar

FIKSI - PROMISE Part 19: Di Sudut Kota itu

Sambungan dari PROMISE Part 18: Hati yang Tlah Terbuka. Yang ingin tau, asal usul cerita ini, awal cerita ini, silakan klik link berikut: PROMISE Part 1: Awal. ENJOY!

NB: Ini hanyalah cerita fiksi belaka. Jd jika ada kesamaan nama, tempat, kejadian, atau apapun, itu murni suatu ketidak sengajaan. So, jangan pernah anggap ini suatu kisah nyata. Dan satu lagi, kl ada yg baca, dan mau ngopy-paste, TOLONG, minta izin dulu... Yah, setidaknya dg begitu berarti anda menghargai sebuah karya yang dibuat dengan kerja keras dalam usaha saya untuk menulis cerita ini. Thx.. :)

FIKSI - PROMISE Part 19: Di Sudut Kota itu...

---------------- misst3ri --------------------

Setelah ketegangan cakka dengan debo, dkk sebelumnya, kini suasana sudah lebih mencair. Masalah sudah terselesaikan. Kini dayat, oik, zahra, irsyad dan cakka bersiap untuk pulang meninggalkan panti.

"kapan-kapan, main kemari lagi yat, sekarang kalian ga pernah lagi kesini buat ngajarin adek-adek disini main musik..." kata obiet ke dayat dkk.

"haha... Sori biet, om tio akhir-akhir ini sibuk banget sih, jadi agak susah kita mau main ksn lagi buat menghibur dan ngajarin adek-adek dsn main musik... tapi, kalau ada waktu pasti kita main kesini lagi kok..." jawab dayat.

"kita tunggu lho... adek-adek disini pasti senang..." kata rahmi.

"ya udah kalau gitu, sekarang kita pamit pulang dulu ya..." pamit zahra.

"sa, baik-baik ya disini..." kata cakka ke osa.

"ya kak, makasih ya buat semuanya..." kata osa.

"tenang aja cakk, osa pasti gue jagain kok..." kata rahmi. Cakka hanya tersenyum dan mengangguk senang. Lalu dayat dll menuju sepeda mereka.

"kita pulang ya, assalammu'alaikum..." pamit dayat.

"wa'alaikum salam... hati-hati dijalan ya..." kata anak-anak panti sambil melambaikan tangan mereka, melepas kepergian dayat dll. Lalu dayat dll mangayuhkan sepeda mereka keluar halaman panti.

“cakk, loe mau ikut??? Kita mau mampir bentar nih ke rumah olin. Mau bantuin beres-beres, kemaren kan habis hujan deras, air sungai naik, kasian rumahnya kebanjiran...” tanya dayat ke cakka ketika mereka baru keluar halaman panti.

“boleh deh” sahut cakka. Lalu berangkatlah mereka menuju rumah olin.

-------------------- misst3ri -----------------------

rumah olin memang berada di dekat bantaran sungai. Makanya saat ada hujan turun deras, rumah mereka sangat rawan untuk kemasukan air limpahan dari sungai yang kebetulan ada tepat di belakang rumahnya. Apalagi hujan yang begitu mendadak kemaren di tengah musim panas yang tampak tak akan menunjukan turunnya hujan. Dan ketika tiba-tiba hujan turun dengan derasnya, keluarga olin pasti tak sempat berbenah, menyiapkan untuk menghadapi itu semua.

Setelah menempuh perjalanan, melewati beberapa jalan besar, lalu mereka mulai memasuki kawasan perumahan. mereka melewati sebuah perumahan yang agak elit, tapi bukan kesana tujuan mereka. mereka terus dan melewati sebuah jalan setapak di samping perumahan tersebut, dan itu mengantarkan mereka memasuki sebuah kawasan padat penduduk. Tak beberapa lama kemudian mereka mulai banyak melewati gang-gang sempit dan penuh belokan, lalu kemudian sudah mulai memasuki suatu kawasan, dimana banyak rumah-rumah bidak yang berdiri saling berdempet satu dan lainnya.

Kawasan itu agak kumuh dan mungkin agak jauh dari standar kawasan tempat tinggal yang sehat. Sangat berbeda dariastis dengan pemandangan yang mereka lewati tadi, perumahan-perumahan mewah yang berdiri kokoh dengan megahnya. Sungguh pemandangan yang begitu menggambarkan, betapa lebarnya kesenjangan yang telah terjadi di negeri ini.

Tak lama kemudian, sampailah mereka di ujung jalan sebuah gank itu. Di sana ada deretan rumah bedakan, terbuat dari kayu yang tampaknya lantainya masih tergenang air karena rumah itu berada lebih rendah dari jalanan. Di salah satu bedakan itu mereka bisa menemukan orang yang sudah tak asing lagi di mata mereka. Dia olin yang tampak sedang sibuk berkutat mengeringkan beberapa buah kasur dan perabotan rumah lainnya. Di sampingnya juga ada patton yang turut membantunya.

"olin! Patton! Pasukan sudah datang nih..!!" teriak irsyad ketika mereka baru sampai sana dan mulai memarkir sepeda mereka tak jauh dari rumah olin.

“hei cakk, ikut juga coy??” tanya patton ke cakka ketika melihat cakka.

“iya, kok loe dsn juga??” sahut cakka

“yah, pake nanya, rumah gue tuh tetanggaan sama olin coy, tuh di depan sana”

“ohh… tapi, rumah loe ga kebanjiran?”

"nggak lah coy, kebetulan rumah gue emang datarannya lebih tinggi dari pada disini, makanya ga kena limpahan air sungai yang pasang coy. Olin dan keluarganya sering ngungsi ke rumah gue. sekarang dava ada di rumah gue tuh coy. Mampir cakk ntar..."

"boleh, ntar pas selesai bantuin beres-beres disini ya..." jawab cakka. Patton mengangguk. Lalu mereka semua beberapa saat kemudian sudah sibuk membantu keluarga olin dan beberapa rumah dsn yang mengalami kebanjiban juga untuk berbenah.

---------------- misst3ri ------------------

Di depan rumah olin, mereka bisa melihat sebuah gerobak dengan tumpukan kardus dan plastik-plastik bekas. Ayah olin memang seorang tukang sampah yang rutin mengambil sampah-sampah dari warga-warga di perumahan di depan sana. Di sela-sela waktunya, untuk menambah penghasilannya, beliau kadang juga menyempatkan diri untuk mencari barang-barang bekas yang masih bisa dijual. sampah-sampah hasil dari kumpulan sampah yang dia ambil dari rumah-rumah warga, beliau kumpulkan di rumah lebih dulu untuk memilah-milah barang yang kira masih bisa di jual. setelah selesai, barulah sampah-sampah itu di bawa ke Tempat Pembuangan Akhir. Jadi, tak heran, di depan rumah olin tampak banyak barang-barang bekas dan sampah-sampah yang menumpuk disana, menunggu untuk di sortir.

Tapi akibat hujan kemaren, beberapa sampah dan barang-barang bekas hayut dan terhambur di sekitar sana. Tapi itu semua tampak sebagian besar sudah di bereskan karena olin dan patton yang sedari tadi sudah membersihkan dan mengumpulkannya kembali. Anak-anak pun tanpa banyak bicara, langsung turun tangan, mulai berpencar, membantu orang-orang sana untuk berbenah. Ga hanya rumah olin, tapi turut membantu rumah-rumah tetangga olin yang kebetulan mengalami hal serupa.

Dayat membantu tetangga olin yang tampak kerepotan mengeringkan air yang masih menggenangi rumahnya. Oik dan zahra membantu ibunya olin di dalam rumah. Semua sudah sibuk terlibat aksi gotong-royong itu. Begitu juga cakka, kini dia sedang mencoba membantu patton menjemur kardus-kardus bekas yang basah, tak jauh dari olin dan irsyad yang sedang berkutat dengan sampah-sampah di sana, sampah dari kumpulan ayahnya maupun sampah imbas dari limpahan sungai, sisa banjir kemaren itu.

"oh ya, osa gimana?" tanya patton disela-sela pekerjaan mereka.

"oh osa, tadi udah kita antar ke panti asuhan, dia bakal aman kok disana" jelas cakka

"oh gitu ya coy, syukur deh..." sahut patton.

"lin, bantu bapak sini! Bantuin bapak benerin genteng!" teriak seorang bapak-bapak dari atas rumah.

"bentar pak, tanggung nih pak..!!" teriak olin juga. Memang tampaknya olin sedang berkutat dengan karung-karung sampahnya. Karena pekerjaannya dengan patton tampak sudah tak banyak lagi, Cakka yang merasa tak ada yang dia kerjakan lagi, langsung menawarkan diri.

"biar saya saja yang bantuin pak, boleh kan??"

"bener nak? Ayo, naik sini!"

"beneran loe cakk bisa benerin genteng?" tanya olin

"kan ada bapak loe, lin... Udah gue mau naik dulu, lewat mana lin?"

"itu lewat samping.."

-------------------- misst3ri ------------------

Sambil membantu bapaknya olin, cakka sesekali memperhatikan keadaan disana. Atap rumah olin emang agak memprihatinkan. banyak genteng yang sudah pecah dan bolong. rumah itu tak memiliki plafon, sehingga dari atap rumah yang terbuka, cakka bisa melihat dalam rumah olin. Tampak dari sana keadaan didalam tak jauh berbeda dengan keadaan luarnya. Memprihatinkan. Rumah yang sangat sederhana, yang hanya terbagi 3 ruangan. rumah itu sepertinya awalnya hanya satu ruang, lalu disekat pake triplek dan dibagi 3. Ruang depan, kamar, dan dapur. Hanya itu. Ga ada ruang lain, bahkan WC sekalipun tidak. Ruang depan terlihat banyak tumpukan barang-barang. ruang yang berfungsi sebagai kamar juga ga layak. Dsn cuma ada 1 lemari kayu tua, dan satu dipan yang kasur tipisnya lagi di jemur di depan rumah tadi.

'Apa olin dan keluarganya tidur di tempat yang sama ya? Kasian...' Bisik hati kecil cakka.

Melihat keadaan ini cakka jadi merasa bersyukur banget dengan apa yang dia miliki saat ini. Dia tinggal di rumah yang nyaman, hangat dan layak, dia ga pernah takut kebocoran dan kebanjiran saat hujan turun, dia ga perlu ke bantaran sungai hanya untuk mandi atau buang air. Cakka jadi ngelamun sendiri, ingat betapa kadang dia ga mau bersyukurnya dengan keadaannya. Dulu saat diminta sekamar dengan adiknya aja, dia udah protes mati-matian, ngambek 7 hari 7 malam. gimana kalau disuruh kaya olin yang harus sekamar dengan seisi rumah. Cakka jadi ketawa sendiri, ingat tingkahnya yang kekanak-anakannya waktu itu. Asyik-asyik ngelamun, tiba-tiba cakka disadarkan dengan tepukan pelan di bahunya.

"nak cakka, bentar dulu ya, bapak mau ngambil peralatan di rumah patton dulu ya. kamu tunggu disini aja..." kata bapaknya olin.

"oh, iya pak..." sahut cakka.

Setelah bapaknya olin turun, cakka main-main bentar sambil ngeliat pemandangan sekitar dari atas atap sana. Cakka memandang kawasan di depannya. dari tempat terujung di rumah olin yang hampir mentok sungai itu, kalau ngeliat ke bagian tengah kawasan padat itu, ternyata kawasan disana benar-benar super padat dan berjubel. kayanya ga ada celah dikit aja lapangan kosong buat bisa main bola disana. jangankan buat main bola, buat jemur pakaian aja banyak yang di atas atap rumah. 'Wah kalau padat banget kaya gini, kalau ke bakaran, langsung bablas semua nih, mana bisa pemadam kebakaran nerobos masuk ke tengah sana' benak cakka.

Bosan mandang pemandangan rumah berjubel itu, cakka iseng-iseng ngotak-atik atap yang banyak pecah sana sini itu. Ada satu bagian atap yang bolong agak gede. Itu daerah dapur rumah olin. Di dapur cakka ngeliat oik sendirian disana. Pikiran jail cakka mulai kambuh. 'Ah, ada si oik, jahilin ahhh..hihi..' benak cakka jahil. Iseng-iseng cakka lalu ngelempar kerikil-kerikil kecil yang ada di atas atap sana.

"apaan tuh!" oik kaget dan menoleh kebelakang, lalu setelah diam sesaat dia kembali lagi dengan pekerjaannya. Cakka menyabet kerikilnya untuk kedua kalinya.

"aduh... Apaan lagi sih nih??" oik masih belum sadar cakka yang ngelemparin dia dari atas. Oik yang dilempari langsung tampak celingukan lagi, bingung ngerasa ada sesuatu yang mengenai tubuhnya, tapi ga tau asal-usulnya dari mana. Sesaat dia tampak memegang tengguknya, dan sedikit bergidik. Rupanya oik rada ngerasa takut, karena beberapa kali ngerasa dilempari dari belakang tapi disana tak ada orang satupun. Cakka terkikik pelan, senang aksi jailnya ga ketahuan. Lalu dia kembali ngelemparin oik pake kerikil lagi.

"aww!!" erang oik. Kali ini mengenai kepalanya. Cakka langsung terkikik agak keras kali ini. Oik yang mendengar suara dari atas, langsung menoleh ke atas dan menemukan wajah jail cakka dari balik atap-atap yang dibuka.

"kak cakka ya ternyata!! Iseng aja nih!!" omel oik. Cakka hanya ketawa lepas liat muka lucu oik yang lagi marah-marah. Oik yang sebel, ngambil sapu, berdiri di atas kursi dan langsung nyodok-nyodok lubang atap yang menganga itu, mau mukulin gagang sapu itu ke kepala cakka yang masih meledeknya dari lubang itu.

"eh, ngapain nyodok-nyodok! Bikin rusak aja, gue lagi betulin nih!" sewot cakka

"biarin!! Pokoknya kak cakka harus ngerasain pembalasan dari oik!" sahut oik sambil terus nyodok-nyodok ke arah atap rumah itu.

"weekk... Ga kena! Mana mungkin kena dari situ!! Keatas sini donk! Weekk..!!" ledek cakka

"awas ya kak cakka!!" teriak oik. Lalu dia keluar rumah dan mendatangi cakka.

"eh, ik mau ngapain?" tanya dayat yang sedang diluar, heran melihat adiknya keluar sambil mencak-mencak gitu.

"tuh, mau balas orang iseng!" sahut oik sambil mungutin beberapa batu kecil. Lalu dia mulai ngelempari cakka peke kerikil. Dayat yang masih bingung, mulai paham ngelihat siapa yang sedang oik lemparin ke atas.

"weits... Main ngelempar sekarang nih..?? tapi, ga kena.. Ga kena... haha..." ledek cakka sambil ngehindar dari lemparan kerikil oik.

"eh, ga boleh ngelemparin gitu ik..." nasehat dayat ke adiknya itu

"udah kaka diem aja! Ini urusan oik samasi tukang iseng tuh!" sahut oik galak sambil terus ngelemparin cakka pake batu kecil itu.

"ah oik, cakep-cakep kok..." Irsyad tampak mau sudah mau ikutan ngegoda tapi langsung dipotong oik yang menyadari niat jail irsyad.

"dilarang komentar! Ntar oik lemparin batu juga! Mau?!!" kata oik galak sambil melotot galak ke irsyad. Irsyad, Dayat dan yang lain langsung mingkem, diem dan akhirnya cuma nontonin.

"weekk... payah loe ik, ngelempar gituan aja ga becus! Weekk... hwahaha..." ledek cakka lagi. Mendengar ledekan cakka, oik jadi semakin bernafsu untuk terus ngelempar kerikil dengan semakin banyak dan cepat. Cakka rada mulai kewalahan ngindar dari atas atap gitu. Lalu...

BRAKK!!

Keasikan ngehindarin lemparan oik, cakka jadi lengah dan kakinya keperosok ke dalam lubang atap yang masih menganga.

"aduh!!"

"hwahaha.. Hore! Musuh keok..." oik ketawa ngeliat cakka keperosok. Dayat dan yang lain juga ikutan ketawa.

"eh, jangan ketawa pada loe!!" sewot cakka melihat teman-temannya pada ngetawain dia.

"eh, nak cakka kenapa?" tanya bapaknya olin yang baru datang.

"keperosok lubang di atap pak..." sahut olin.

"lho... Kok ga ditolongin! Cepat sana bantuin!" Lalu olin langsung naik ke atas atap dan membantu cakka untuk mengeluarkan kakinya dari lubang di atap itu. Cakka sedikit meringis karena kaki agak kegores genteng saat terperosok tadi. Di bawah bapaknya olin ngebantu cakka turun dari atap. setelah itu beliau memeriksa luka di kaki cakka.

"kakinya luka nih, kamu obatin dulu ya, ga usah bantuin bapak dulu..."

"gpp kok pak, cuma lecet gini aja. masih bisa bantuin bapak kok..."

"udah... Loe istirahat aja, biar gue dan yang lain yang gantiin bantuin bapak" tawar dayat. Lalu dayat mengikuti bapak olin yang sudah naik ke atas atap lagi.

"wah loe cakk, main bola loe di atas atap?" ledek patton yang baru nongol dari dalam rumah olin.

"ya enggak lah! Si oik tuh pake lempar-lempar kerikil segala sih!" sahut cakka agak keras, sambil ngelirik sinis oik.

"tapi tadi kan kak cakka yang duluan..." bela oik.

"iya, tapi loe balesnya 1000 kali lipat!" sahut cakka. Oik yang ngerasa dia disalahin cakka, langsung tampak murung.

"kan cuma becanda... Iya, maaf deh... Oik yang salah, keterlaluan sampai bikin kaki ka cakka luka..." raju oik. Cakka tampak terpaku liat wajah oik yang sudah memudar keceriaannya. Lalu dia tersenyum dan ngacak-ngacak rambut oik.

"widihh... jangan manyun gitu donk.., haha... iya deh, gue juga salah, gue juga minta maaf ya, ngisengin oik tadi.. Maaf ya manis..." rayu cakka ke oik. setelah sedikit di goda cakka, senyum oik kembali mengembang. Mukanya agak tersipu2 malu sekarang.

"beuhh... Mukanya langsung sumringah gitu... ah loe ik, ga bisa dirayu dikit! haha..." ledek irsyad sambil nyubit pipi oik.

"ah, kak irsyad, nyebelin banget sih!" sewot oik tepis tangan irsyad lalu balas nyubit irsyad.

"aduh... Aduh.. Ampun.... Ah, si oik, pilih kasih banget sih, gue langsung ditindas, sama sang pangeran cakka aja, manis banget!!" ledek irsyad. Pipi oik langsung blushing.

"ihh, ka irsyad apaan sih?!! Udah ah, oik mau ke atas genteng... Eh, bukan, maksudnya kedalam lagi.. hehe..." sahut oik agak salting sambil langsung ngeloyor ke dalam rumah, kembali bantuin ibunya olin dan zahra.

"kenapa tuh anak? Tiba-tiba jadi aneh gitu..." kata cakka heran ngeliat oik yang salting.

"lagi kemakan pesona si lampu neon..." bisik irsyad

"hah?! Maksudnya??" tanya cakka. Irsyad melirik ke cakka lalu menggerak-gerakan alisnya.

"apaan??"

"ah loe cakk, masa ga sadar juga!"

"ga sadar apaan??!" sahut cakka masih dengan muka bingung. Irsyad geleng-geleng kepala, lalu ketawa.

"pikir aja sendiri... Haha..." sahut irsyad. Cakka cuma garuk-garuk kepala, masih ga ngerti.

"eh, cakk, loe ke rumah patton aja deh, disini ga ada obat merah" kata olin. ton, ajak cakka ke rumah loe aja deh, sekalian ngobatin luka dia, gpp kok loe juga pulang, loe kan udah bantuin dari tadi siang.." kata olin sambil nyusul dayat dan bapaknya benerin genteng.

"ya udah kalau gitu, ayo cakk!" ajak patton. Cakka pun lalu dibantu patton untuk menuju rumahnya yang tak jauh dari sana.

"eh tunggu, gue ikutan juga!" kata irsyad.

"eh loe mau kamun syad?! Bantuin kita aja sini!" tegur dayat dari atas.

"enggak ah, cape, kan udah selesai juga beres-beresnya..."

"iya gak papa yat..." kata olin. Irsyad langsung nyengir lalu buntutin cakka dan patton ke rumah patton.

---------------- misst3ri ---------------------

“jelek ya coy? tapi disini lah gue tumbuh besar” kata patton ketika mereka baru sampai di depani rumah patton. Walau masih tampak sama kumuhnya, tapi keadaan rumah patton lebih baik dari pada rumah olin. Setidaknya, rumah patton lebih layak huni. Mungkin karena pekerjaan orangtua patton yang memang lebih baik dibanding keluarga olin. Ayah patton itu seorang guru honorer yang sudah sekian lama belum diangkat-angkat juga jadi pegawai negeri. Oleh karena itu, kehidupan keluarga patton juga belum mampu terangkat jadi lebih sejahtera.

“nggak kok…” sahut cakka sopan, menjaga perasaan patton.

“udah ga usah ga enak gitu. rumah patton emang jelek kok... Hehe... ayo cakk masuk”

"kak cakka! Ka irsyad!" tegur seorang anak dari dalam rumah patton. Anak kecil itu menghampiri mereka.

"ei, dav" sapa cakka juga. Anak kecil itu dava, adik olin.

"ah loe dav, bukannya bantuin kita tadi, malah enak-enakan disini loe!" tegor irsyad.

"hehe... Dava kan cape, dari siang tadi udah kerja, mulai bantuin ibu ngupas pisang buat jualan, trus bantuin bapak sama ka olin, mindahin kardus-kardus bekas punya bapak, trus ngangkatin barang-barang dan kasur yang kerendam air malam tadi, trus..."

"ssttt... Udah... Udah... jangan diterusin promosi kerjaannya..." potong irsyad sambil nutup mulut dava. Dava langsung menepis tangan irsyad.

"yee, siapa yang promosi, dava kan cuma jelasin, ntar kaka bilang dava ga bantuin lagi, trus..." kata dava lagi, tapi langsung dipotong irsyad lagi.

"iya..iya kita sudah paham... Wah loe dav, kebanyakan bergaul sama patton sih, jadi mulai ketularan virus dari patton loe sekarang! Haha..." ledek irsyad

"enak aja! emang gue nularin virus apaan coy??!" sewot patton.

"itu... Virus ngebacot, si dava jadi ikut-ikutan banyak omong juga sekarang... hwahaha..."

"dasar lu!" sahut patton sambil ngejitak kepala irsyad. Irsyad cuma nyengir.

"Eh, ayo duduk, dari tadi malah berdiri aja. Maaf berantakan, hehe..." kata patton lagi, sadar kalau dari tadi mereka hanya berdiri di depan pintu.

Lalu cakka, irsyad mengikuti patton untuk masuk ke ruang tamu, atau bisa dibilang ruang serbaguna, karena disana juga tampak meja dengan tumpukan buku-buku, dan di pojok belakangnya ada meja tempat mereka makan. dari ruang itu dapat dilihat, ada 2 kamar di samping ruang itu, dan ruang belakang yang sepertinya adalah dapur. Cakka, irsyad dan dava duduk di ruang itu. Sedangkan patton ke dalam mengambilkan obat merah untuk cakka. Tak lama kemudian dia muncul kembali dengan obat merah dan kapas, lalu di serahkan ke cakka. Dia sendiri lalu ikut duduk juga. mereka diam disana, ngeliat cakka ngobatin lukanya sendiri.

"ton ngisep angin doank nih kita?" tanya irsyad berharap ditawarin air kek, makanan kek. Pada awalnya patton mengerutkan kening, tak mengerti. Tapi setelah melihat irsyad ngelus-ngelus perutnya, dia langsung terkekeh.

“oh iya ya... Hehe..."

"ga usah repot-repot ton..." kata cakka sambil ngenggol tangan irsyad. Irsyad cuma nyengir.

"gpp kok, eh dav, ada makanan ga?" tanya patton ke dava.

"ee... Oh ya kak, kan masih ada makanan bikinan kaka siang tadi didapur..." sahut dava.

"oh iya ya.., loe pada harus cicipin hamburger dan pizza ala patton, dijamin enak, bergizi tapi murah. Bentar ya coy, gue ambiln dulu...” kata patton lalu dia pergi ke dapur rumahnya. Cakka agak mengeruntukan keningnya. Irsyad melihat ekspresi bingung cakka, cuma senyum dan langsung nyolek cakka.

“ga usah mikir tinggi-tinggi, cak” bisik irsyad.

Cakka masih ga paham perkataan irsyad. Dia masih penasaran, bagaimana mungkin patton bisa menyajikan makanan yang bisa dibilang rada mahal itu. Tapi penasarannya terjawab juga akhirnya saat patton keluar dari dapur dengan membawa seteko air dan sebuah piring berisi makanan yang patton sebut hamburger dan pizza ala patton tadi. Ga ada roti hamburger tebal berisi lapisan daging, sayuran, keju, dll. yang ada hanya roti bulat biasa, berisi irisan tempe, sedikit tomat dan sayur ala kadarnya. Begitu juga pizza. Itu hanya mie instan yang dicampur dengan adonan telur lalu digoreng dengan cara didadar. Diatasnya ditaburi sedikit cincangan sayuran seperti tomat dan daun bawang. Cakka tersenyum geli, bayangannya benar-benar berlebihan. tapi ada rasa salut dihati cakka, melihat patton dengan kesederhanaannya bisa berkreasi dengan makanan yang ala kadarnya itu.

"kenapa cakk senyum-senyum??" tanya irsyad

"nggak... Cuma ga nyangka aja, hehe..." bisik cakka ke irsyad

"makanya gue bilang tadi, jangan ngayal tinggi-tinggi... haha..." sahut irsyad.

"ayo dimakan coy... Maaf ala kadarnya... Hehe..." tawar patton

mereka pun lalu melahap makanan nan sederhana itu dengan lahap sambil sesekali di selingi canda gurau diantara mereka. dalam waktu sekejap, piring yang berisi pizza dan burger ala patton tadi, ludes di sedot perut-perut yang lapar itu. sekarang mereka bersantai sejenak di depan rumah patton.

"kak cakka, ntar ajarin dava gitar lagi donk.. tapi sama dava sendiri aja kak, kalau bareng kakak-kakak yang lain kaya biasa, pasti dava ga kebagian mulu..." pinta dava.

"ah loe dav, pas gue yang ngajarin aja loe ogah. Giliran ada cakka, minta ajarin! Payah loe coy.."

"hehe... Abis, ka patton cerewet banget sih... Trus kalau ngajarin, baru juga bentar dava pegang gitarnya udah direbut. kapan dava mainnya?"

"tuh ton, dengerin... Anak kecil kalau ngomong jujur..." kata irsyad.

"kan gue mau nyontohin coy... Lagian lu kan masih kecil dav, gitar sama lu aja masih gedean gitarnya... Haha..." jawab patton

"enak aja!"

"udah.. Udah... kalau dava mau, kita belajar sekarang aja.." tawar cakka.

"ayo kak!"

"ton, minjem gitar loe donk" pinta cakka. Patton lalu masuk ke dalam rumahnya untuk mengambil gitar. Tak lama kemudian dia sudah keluar sambil menenteng gitarnya itu.

"goceng ya.." kata patton sambil nyerahin gitarnya ke cakka.

"iya... Ntar gue bayar. tapi kalau lo belajar gitar sama gue lagi, loe musti bayar juga!" sahut cakka.

"hah?! Ngga deh, gratis tuh coy... Becanda... Hehe" sahut patton.

"haha... Makanya sama temen jangan perhitungan banget!" ledek irsyad.

"iya..iya... Eh, gue balik ke rumah olin dulu ya, loe mau ikut kesana syad?"

"enggak deh, gue mau tiduran dulu disini.." sahut irsyad sambil ngambil posisi enak di bale-bale yang ada didepan rumah patton.

"dasar lo tukang molor!" sahut patton kepada Irsyad. "ya udah kalau gitu, cakk, gue ke sana ya..." sambungnya lagi sambil menoleh kepada cakka dan dava.

"oke..." sahut cakka

Sementara patton ke rumah olin, dan irsyad mulai piknik ke alam mimpi, cakka mulai ngajarin dava main gitar. Pertama cakka mulai nunjukin kunci-kunci gitar, trus nyuruh dava nyoba sampai dia hapal betul letak kunci-kuncinya. Meski dava agak lambat dan sering salah letakin jari-jarinya di senar gitar, cakka ga putus asa ngajarin gitar ke dava. karena cakka maklum, dava masih kecil dan perlu usah lebih ekstra buat ngajarin dia. Setelah cukup lama berlatih, dava sudah tampak cape, maka mereka memutuskan menuntaskan belajar mereka.

"ntar kapan-kapan lagi deh, kita belajarnya dav. kamu kalau mau cepet lihai, harus sering-sering megang gitar dav" kata cakka ke dava.

"tiap hari dava megang gitar kok, tapi ga bisa-bisa" jawab dava dengan polosnya.

"haha... Maksudnya bukan sekedar megang dav, tapi kamu harus sering mainin gitar, biar jari-jari kamu akrab sama tuh senar-senar gitar.." terang cakka. Dava nganguk-nganguk. Tiba-tiba mereka mendengar suara sesuatu jatoh dari depan rumah.

GDEBUKK!!

Cakka dan dava langsung ke depan rumah. mereka udah liat irsyad selonjoran di lantai sambil ngelus-ngelus pantatnya.

"kenapa lo syad?"

"aduh.. Sialan tuh kucing!"

"hah? Kucing?"

"iya tuh... Padahal gue tadi dikit lagi menang balapan F1 sama lewis hamilton. Pas di tikungan terakhir, gue ngebalap dia, dan sedikit lagi hampir nyentuh finis, eh, tiba-tiba ada kucing lewat, gue spontan banting stir ke kiri, dan... Eh, gue udah di bawah aja nih... Dasar tuh kucing, bisa-bisanya jalan lewat di sirkuit balap..."

"haha... Dasar lo! Kucing dalam mimpi disalahin! Udah sana, dari pada loe makin ngaco, mending cuci muka sana!" sahut cakka. Irsyad nurut lalu berjalan ke belakang rumah, mau cuci muka. Sepeninggalan irsyad, Cakka dan dava lalu duduk-duduk di bale-bale di depan rumah patton itu. Cakka mulai mainin gitar dengan lincahnya. Dava tampak terpesona liat permainan cakka. tapi, selain kagum sama permainan cakka, kelihatannya dava sering agak terpaku melihat tangan cakka.

"kenapa dav?? Kok liatin tangan kaka mulu?" tanya cakka yang sudah agak menyadari dava suka liatin tangannya.

"nggak kak... Hehe, cuma gelangnya bagus kak... Gelang kesayangan kakak ya??"

"ini???" tanya cakka. Dava mengangguk. Matanya tampak berbinar liat gelang cakka. Di pergelangan tangan cakka memang melingkar sebuah gelang yang terbuat dari anyaman bahan kulit berwarna hijau toska dan hitam, dengan hiasan kayu yang diukir dengan elok. Sederhana tapi tampak begitu mengambarkan kesan etnik yang kuat. Cakka tersenyum liat ekspresi dava.

"iya, ini gelang kesayangan kaka, ini pemberian kakek kakak, hadiah beliau saat kakak jadi juara lomba gitar se-provinsi beberapa tahun lalu. Kakek itu yang pertama kali ngajarin kakak main gitar"

"ohh... Gelangnya unik kak..." sahut dava.

"gelang ini punya makna tersendiri buat kakak. kamu liat, disini ada ukiran gambar matahari kan? kamu tau itu maknanya apa?" tanya cakka. Dava menggeleng.

"kata kakek, matahari itu bisa diibaratkan sebagai simbol sebuah semangat. Semangat yang akan terus hadir, ga pernah hilang. Begitu juga dengan semangat kita dalam mengejar semua harapan kita, harus kaya matahari yang bersinar kuat dan ga pernah putus."

"kan matahari tenggelam di sore hari" sahut dava dengan polosnya

"kan matahari tetap menyinari belahan bumi yang lain. Itu yang dimaksud dengan terus bersinar. tapi, walau kata kamu nanti akan ada waktunya tenggelam, itu hanya sesaat, matahari juga pasti akan kembali, siap bangkit kembali di pagi hari, dan siap bersinar kembali dengan lebih cerah. Begitu juga dengan semangat yang harus kita miliki dalam hidup. kamu juga harus punya semangat kaya gitu dav... Ya semangat sekolahnya, ngamennya, termasuk main gitarnya, oke??" kata cakka. Dava mengangguk, lalu kembali menatap gelang cakka. Cakka menatap penuh dava.

"hmm... Gimana kalau kita bikin perjanjian?? kalau kamu udah bisa main gitar dengan lihai, kamu aku kasih gelang ini... gimana??"

"hah? jangan... jangan kak..! Itukan gelang kesayangan kakak..."

"gpp kok, biar kamu tambah semangat belajarnya.."

"beneran nih kak??!"

"iya bener... Mau ga?"

"mau kak! Aku pasti bakal belajar cepat!!"

"janji ya..." kata cakka lagi sambil mengeluarkan jari kelingkingnya.

"janji..." sahut dava sambil mengaitkan jari kelingkingnya.

"eh janji apaan?" irsyad udah balik dari belakang.

"ada deh... Rahasia donk..." sahut dava.

"anak kecil udah mau sok main rahasia lu!" sahut irsyad. Cakka dan dava cuma ketawa. mereka pun ngobrol sambil becanda-canda ria sampai tak terasa sore semakin menyingsing.

"cakka! Irsyad! Ayo kita pulang sekarang, udah mau magrib nih..." teriak dayat ke cakka dan irsyad.

"iya, bentar!" sahut cakka. Lalu setelah pamitan dengan keluarga patton dan olin, mereka akhirnya pulang ke rumah.

--------misst3ri (3am) ----- BERSAMBUNG ----- (3am) misst3ri--------

0 komentar

Worldcup 2010 Afsel: SPAIN the winner!

Akhirnya setelah pergelaran Piala Dunia 2010 berlangsung selama 1 bln ini, malam td (subuh dini hr td), Spanyol mampu menaklukan Belanda, dan menjadi Juara World Cup 2010 untuk pertama kalinya. Ini pencapaian luar biasa buat tim spanyol. Mereka akhirnya bisa ngawinin gelar juara EURO 2008 lalu dg juara Worldcup ini.. Manteb!

Kata byk orang, tim ini adalah tim terbaik yg pernah dimiliki Spanyol selama ini. Jadi, ga heran mereka bisa meraih kesuksesan ini. Liat aja mulai dr Casillas, kiper terbaik dunia, di bawah mistar gawang. Trus pasukan xabi, iniesta, alonso, fabregas, dkk dibarisan tengah. Mereka barisan gelandang2 terbaik dunia. Dan tentu david villa, salah satu pencetak gol tersubur. Dengan tim sekomplit itu, Spanyol bisa sangat kompak dan superior melibas lawan2nya, termasuk melibas tim jerman yg sebelumnya jg sangat superior menaklukan argentina (4-0) dan Inggris (4-1).

Dan, piala dunia berakhir dg kata2 Spain yg berkumandang dimana2.. Dan akhirnya, Worldcup 2010 menghasilkan gelar2 sbb: Spain juara piala dunia, Belanda sbg Runner up, Jerman sbg juara 3 dan Uruguai juara 4.

Untuk yg personil: Iker Casillas (spanyol) menjadi kiper terbaik, mueller (jerman) menjadi pemain muda terbaik sekaligus meraih sepatu emas dg 5 golnya. Dan terakhir Diego Forlan (uruguai) sbg pemain terbaik sepanjang pegelaran piala dunia..

Congratulation buat semua!

Dan terakhir, Viva espanyola!

0 komentar