This awesome blogger theme comes under a Creative Commons license. They are free of charge to use as a theme for your blog and you can make changes to the templates to suit your needs.
RSS

FIKSI - PROMISE Part 20 : SPY

Sambungan dari PROMISE Part 19: Di Sudut Kota Itu. Untuk mengetahui dan melihat asal usul, awal cerita fiksi ini, silakan langsung meluncur ke link post saya di: PROMISE Part 1: Awal. ENJOY!

NB: Ini hanyalah cerita fiksi belaka. Jd jika ada kesamaan nama, tempat, kejadian, atau apapun, itu murni suatu ketidak sengajaan. So, jangan pernah anggap ini suatu kisah nyata. Dan satu lagi, kl ada yg baca, dan mau ngopy-paste, TOLONG, minta izin dulu... Yah, setidaknya dengan begitu, berarti anda menghargai sebuah karya yang dibuat dengan kerja keras dalam usaha saya untuk menulis cerita ini. Thx.. :)

PROMISE – Part 20 : SPY

-------------------misst3ri------------------------

Setelah kejadian perjanjian dengan pak hanny, ify mulai intensif mengajari iel matematika. Iel yang setelah ditekan ify dengan sedemikian rupa, akhirnya mau berjanji akan serius dan meluangkan waktunya setiap sepulang sekolah untuk belajar. Dan iel sekarang tampaknya agak menyesal menyetujui perjanjian itu, karena waktu belajar mereka benar-benar padat sehingga iel tak bisa lagi main-main dan hanya punya waktu istirahat di malam hari setelah mereka kelar belajar.

Setelah 3 hari menjalani rutinitas luar biasa padat itu, iel terlihat mulai loyo, kehabisan tenaga, seperti saat istirahat di sekolah waktu itu. Dia cuma duduk-duduk sendirian dipinggir lapangan, menonton sion yang sedang main basket dengan anak-anak yang lainnya. Riko dan cakka tidak sedang bersama mereka saat itu karena sedang ke kantin. Tak lama sion menghampiri iel dan meneguk air mineral milik iel yang tak banyak di sentuh pemiliknya.

“gue abisin ya yel…” kata sion. Iel mengangguk pelan.

“ga ikut main yel???” Tanya sion sambil meneguk tandas minuman iel. Iel cuma menggumam ga jelas. Sion lalu ikut duduk-duduk di pinggir lapangan itu, melepas penat sambil melihat anak-anak lainnya main basket.

"riko sama cakka belum balik dari kantin ya?" tanya sion ke iel. Iel kembali lagi, hanya menyahut dengan gumaman yang ga jelas.

“yel, loe ngerasa aneh ga sama sikap cakka akhir-akhir ini??” Tanya sion kepada iel.

“kaya ada yang disembunyiin dia gitu… gimana menurut loe???” sambung sion lagi tanpa mengalihkan pandangannya dari lapangan. Iel tidak menjawab juga. Sion memandang heran ke iel yang dari tadi membisu.

“iel!! Loe dengerin gue ga sih???!!” teriak sion tepat di depan kuping iel karena iel ga menghiraukannya. Iel terlonjak kaget dan bales teriak, “ga usah teriak, gue ga budek!!!”.

“habis loe diajak ngobrol ga nyahut-nyahut dari tadi…” sahut sion.

Iel memang dari tadi agak kurang focus, dampak kurang tidur malem sebelumnya. Entah mengapa dia malam sebelumnya ga bisa tidur tenang karena selalu mimpi buruk. Mulai dari mimpi rumus-rumus mtk yang ngejar-ngejar dia, pak hanny yang tiba-tiba jadi monster berkepala seratus yang selalu nyemburin api ketika dia salah jawab pertanyaan beliau, sampai mimpi dikejar-kejar guru-guru SD dia yang galak dulu, yang mukanya jadi 100 kali lipat lebih serem dan sambil bawa-bawa pisau, ngancem mau nyate dia kalau dapet nilai rendah lagi. Dan iel yakin 1000% ini akibat dari perjanjiannya dengan pak hanny dan ulah ify yang 2 hari itu udah nyiksa dia dengan maksa dia belajar mtk terus dari siang sampai malem, sampai bikin dia pusing, stress dan mimpi buruk malamnya. sekarang iel mencoba mbh fokus dengan sion yang ada di sampingnya.

“sorry.. sorry..., ngomongin apa loe tadi??” kata iel.

“itu lho cakka akhir-akhir ini rada aneh, kaya nyembunyiin sesuatu dari kita”

“maksudnya???”

“coba loe perhatiin. sekarang sikap cakka sama dayat dkk, trus obiet dll, rada manisan. Bahkan kemaren, inget loe kan, cakka keliatan gusar banget waktu gue ngisengin debo. Padahal biasanya juga nyantei aja. gue jadi ngerasa kehilangan patner buat ngeledek mereka…. Trus satu lagi, loe ga ngerasa aneh gitu zahra, irsyad, debo, dkk mukanya ga jutek lagi sama cakka, tapi sama kita-kita masih….” papar sion

“ahh, perasaan loe aja kali…tapi iya juga sihh, kalau diajak jalan suka ngindar, alasan ada apalah gitu” sahut iel

“itu juga satu lagi kejanggalan cakka, tapi kalau hal itu… loe juga sama akhir-akhir ini!! Suka ngilang duluan kalau pulang sekolah” kata sion sambil mandang curiga ke iel

“oh, itu kan.. anu.. gue lagi ada bisnis maha penting, ntar lah kalau udah waktunya gue kasih tau” jawab iel sedikit gugup.

“ayo!! Mau main rahasiaan juga ya loe…”

“privasi lah, nyangkut martabat orang nih…”

“alahh, pelit loe!!” ledek sion. Obrolan mereka terhenti ketika mereka melihat cakka dan riko berjalan kearah mereka.

“oii, pada ngomongin apaan nih???” sapa cakka

“nggak… cuma gue sama iel mau jalan ntar sepulang sekolah, loe ikut kan ko?? cakk??” sahut sion. Iel sedikit berbisik ke sion ‘kapan loe ngajakin gue jalan??’ sion balas berbisik, ’udah loe ikut aja’. Cakka terlihat berpikir.

“sorry bro, gue hari ini kayanya ga bisa deh, udah ada janji” jawab cakka

“janji sama siapa lagi sih? loe tuh akhir-akhir ini kaya terus ngindar sama kita-kita…”

“ahh, perasaan loe aja kali, hari ini beneran gue ada janji sama orang. Gpp kan??”

“ya udah…”

“eh, kita main basket yok” ajak cakka mengalihkan pembicaraan

“gue masih penuh nih perut, ntar deh..” tolak riko

“gue males ah cakk, ngantuk gue” jawab iel

“gue tadi udah… ntar deh lagi, loe duluan, gue.. mau istirahat dulu” sahut sion cepat

“ah, payah loe pada… ya udah gue sendiri aja deh…” cakka akhirnya bergabung dengan anak-anak yang lain yang sedang main basket saat itu.

“tuh kan, dia nolak lagi ajakan kita, dan... Tuhh.. liat tuh, ga biasanya kan cakka akrab banget main basket satu tim sama irsyad??” bisik sion sama iel. Iel mengangguk-ngangguk setuju. Di lap. Basket itu emang ada irsyad juga yang baru gabung main basket di lapangan.

“pada ngomongin apa sih??” Tanya riko. Sion lalu memaparkan argumennya tentang cakka. Riko lalu hanya manggut-manggut setelah mendengarnya.

"tapi, ga masalah juga kan kalau cakka sudah agak kalem sama dayat dkk? Kita juga seharusnya gitu juga, kita kan udah kelas 3, ga lucukan kita ntar pisah tapi kesan yang diingat 'perang sampe mati'..." tanya riko kemudian

"yap setuju, gue kan udah berapa kali bilang, kalian tuh sering kebangetan becandanya! Damai2 napa sama dayat dkk??" kata iel.

"Ah loe yel, laganya nasehatin kita! Loe tuh bisa ga damaiin kita sama gank gaul?" sahut sion

"nggak yakin deh gue... Kelas berat tuh... Selama mereka masih berlabel 'sok bin sengak', ga bakal deh gue ngibarin bendera putih! haha..." sahut iel.

"haha... Iya sih, perlu keajaiban luar biasa, melebihi 7 keajaiban dunia mungkin, buat bisa bikin mereka mau damai sama kita... Haha..." sahut riko.

"haha... Betul tuh... Eh, udah ah... Kita kembali ke topik semula, gimana nih masalah cakka? iya sih, itu ga jadi masalah, tapi sikap dia ke kita juga jadi berubah, jadi aneh kan?? Ga kaya dulu gitu... Itu masalahnya!" kata sion

“trus mau loe apa??” tanya riko lagi

“gue pengen kita selidikin cakka” kata sion dengan mantab

“caranya???” tanya riko lagi

“kan katanya dia ada janji ntar pulang sekolah, kali aja ini bisa nunjukin sesuatu sama kita... gue mau, ntar kita buntutin dia ntar sepulang sekolah, dan kita kuak misteri ini!” kata sion sambil berdiri dengan gagah dan memandang langit, bak seorang pahlawan yang habis melawan kejahatan di muka bumi.

“kok gue kaya baca komik detektif ya, judulnya, detektif sion edogawa, menguak rahasia cakka” celetuk iel dengan santainya yang disambut tawa sion dan riko.

---------------------misst3ri------------------------

Saat itu kelas iel dll sehabis istirahat ada pelajaran biologi. Dan hari itu mereka belajar di labolatorium untuk praktikum biologi tentang sel dan jaringan pada tumbuhan. Oleh karena itu, di depan mereka sekarang berbagai macam bahan mulai dari batang-batangan, daun-daunan, sampai bahan dapur seperti bawang dkk juga sudah hadir di labolatorim itu, siap untuk di uji. sekarang, di salah satu meja ada via dan ify yang jadi satu kelompok sedang meracik-racik bahan. Sila dan tian agak jauh dengan mereka karena beda kelompok.

“via tolong ambilin pipet di meja itu donk” pinta ify

“bentar ya” kata via. Dia lalu mengambil pipet itu. tapi disaat bersamaan ada seorang anak yang juga ingin mengambil pipet itu. Tangan mereka berdua saling bertautan. Via sedikit terpaku, karena anak itu adalah iel. Jantung via serasa langsung berhenti sesaat saat itu juga. Iel pun tampaknya agak sedikit terperangah. Sesaat mereka saling berpandangan.

'Ya Tuhan... please.. jangan rasa ini lagi...' benak via saat itu. Mereka merasa sedang dalam sepersekian detik itu, segalanya di sekitar mereka terhenti, beku dalam keterperangahan mereka. Tapi tak lama kemudian iel yang sudah tersadar dari keterperangahannya, langsung memecah keheningan itu dengan suara juteknya.

“eh, gue yang duluan ngambil!!” seru iel yang telah sadar sesaat kemudian. Via masih belum bereaksi. Ify yang ga jauh dari situ, melihat itu langsung mendekati mereka berdua.

“hei, lepas donk tangan loe!!” kata iel lagi. Via masih belum konek.

“ehmm!!” tegor ify juga sambil nepok punggung via. Via yang langsung tersadar, segera melepas tangannya dan dengan buru-buru menjauh, mencari pipet di tempat lain. Padahal tak jauh dari sana sebenarnya masih ada satu pipet lagi. Ify menatap ke arah via lalu ke iel yang masih belum beranjak dari sana, lalu tersenyum geli.

“ngapain loe senyum-senyum gitu!!” bisik iel galak ke ify. Ify hanya tersenyum simpul ke arah iel lalu menjauhi iel dan mendekati via yang sudah kembali ke meja mereka. Via tampak sudah kembali mengerjakan tugas praktikum mereka. Ify juga mengikutinya.

“tadi kenapa vi??” Tanya ify sambil mencoba meneliti salah satu irisan bag tumbuhan lewat mikroskop.

“kenapa apanya??” jawab via datar

“itu sama iel kenapa??”

“gpp, cuma kebetulan ngambil pipet yang sama aja”

“tapi kok pake adegan bengong segala??” sahut ify lagi

“nggak..” jawab via singkat

“tapi kok pake acara salting-salting gitu???” goda ify lagi sambil ngelirik via dan senyum-senyum jail.

“nggak.. siapa yang salting?!!” jawab via singkat tapi agak judes kali ini.

“tapi kok mukanya jadi merah gitu??” Tanya ify lagi.

PLETAKK!!

Sebuah buku sudah mendarat mulus dikepala ify. Aduh... Ringis ify sambil ngusap-ngusap ubun-ubun kepalanya.

“Ify apaan sih?!! Bawel banget… gue sumpelin bawang mau??!” sahut via galak.

“aduh… iya deh, iya ga bawel… galak banget sih…” sahut ify, masih sambil ngelus-ngelus kepalanya yang masih sakit gara-gara di pukul via pake buku.

“tapi vi..” lanjut ify. Via langsung melotot, sedangkan ify langsung nyengir, “jangan galak gitu donk sama sahabat loe ini… gue cuma mau nanya kok” sambung ify lagi sambil masang muka yang manis.

“Tanya apaan??!” Tanya via masih agak galak sambil terus melanjutkan pekerjaannya.

“tapi jawab yang jujur ya…” sahut ify lebih hati-hati sekarang.

“iya… Cepet, apaan??” sahut via tanpa mengalihkan pandangannya.

“cowo gebetan yang loe rahasiain itu iel ya???” tembak ify langsung.

“hah??!!” teriak via kaget. anak-anak lain langsung menoleh ke arah via dan ify.

“eh, gpp kok, teman-teman silakan terusin, tadi...ee.. jari gue ketusuk pisau, hehe…” terang via beralasan. anak-anak lain kembali meneruskan pekerjaannya masing-masing. Via mengalihkan pandangannya ke ify.

“fy, kok loe bisa nanya gitu??!” kata via setengah berbisik.

“tingkah loe itu akhir-akhir ini agak aneh ke iel. kaya tadi… Dan itu ga cuma sekali gue liat. Kali aja itu tanda loe mulai suka ke dia. Jadi gebetan loe itu iel apa bukan??” jawab ify dengan santainya sambil tetap terus meneliti objek penelitiannya lewat mikroskop.

“nggak kok… biasa aja..” jawab via masih agak cuek

“ohh.. bukan... Ya udah.. tapi, biar kita sering berantem sama mereka, gue ga bakal marah kok kalau loe beneran suka sama iel” bisik ify lagi

"oh ya??!" sahut via agak antusias sambil memandang ify tak percaya

"iya..." jawab ify sambil agak tersenyum simpul karena mendengar nada suara via yang sudah agak berubah jadi lebih semangat.

“ee…” via agak menggigit bibirnya. Mukanya sudah agak memerah.

“jadi???” tanya ify lagi sambil menatap via lekat.

“hmm…” gumam via sambil pura-pura meneruskan pekerjaannya, tapi terlihat agak asal karena hatinya ga karuan sekali dan pikirannya benar kacau, sehingga kerja otaknya ga bisa bekerja wajar. Ify cuma tersenyum liat kesaltingan temannya itu.

“hmm apaan vi???” tanya ify lagi agak mengoda. Via menghentikan pekerjaannya, menghembuskan nafas dan sesaat terdiam. Lalu dia melirik ify yang masih menatapnya.

“iya, loe bener sahabatku tersayang…” bisik via sambil nyubit pipi ify dengan gemes. Ify langsung ketawa.

“ih, malah ketawa! tapi loe jangan bilang siapa-apa ya, apalagi sila tuh” bisik via

“hehe... beres my princess..”

“eh, malah ngeledek. Itu panggilan severus ke gue!”

“tapi kalau loe ntar bisa jadian sama iel, juga bakal dipanggil gitu”

“ah ify ngeledek nih… tapi ga mungkin fy, loe tau sendiri gimana keadaan kita. Perang dingin…. kalau gue nyebrang ke pihak iel, bisa di cincang sila gue!”

“nothing impossible”

“tapi loe beneran ga marah fy tau gue naksir iel???” tanya via sambil menatap ify lekat. Ify balas menatap via, lalu tersenyum simpul.

“ga ada alasan buat gue untuk marah dan ga ngedukung sahabat gue sendiri” kata ify

“ah ify, baik nian loe sama gue…” kata via sambil ngerangkul ify dengan senangnya.

"tapi kok loe bisa tertarik sama iel?" tanya ify penasaran.

"gimana ya? Dia dewasa kayanya dan gue ngerasa aman dan nyaman kalau mandang matanya... kalau dipikir-pikir, walau kita suka berantem sama dia, iel kayanya baik dan ga seburuk yang kita pikir selama ini kok..." sahut via dengan muka berseri-seri.

"iel emang gentel, tapi diakan jail, bawel, kepala batu, tukang perintah, anak mami lagi..., masa loe bilang dewasa dan baik??" sahut ify. Via mengeruntukan keningnya dan langsung memandang ify dengan tampang agak heran sekaligus curiga.

"ah loe fy, ngomongnya kaya udah kenal deket aja sama iel, sampai ngomong segitunya... Iel emang suka gangguin kita, tapi yakin loe, iel aslinya kaya semua yang loe bilang tadi?" sahut via. Ify langsung diem. 'Iya ya... kenapa gue ngomong tentang iel se-blak-blakan ini ke via?? Walau via sekarang udah pengen damai, tapi tetap aja Via dan teman-teman lain kan ga boleh tau tentang masalah gue sama iel sekarang, berbahaya...' benak ify, lalu dia cuma bisa garuk-garuk kepala, sambil cengir2 kuda.

"tuh kan ga bisa jawab... Kita kan ga tau iel itu aslinya di rumah gimana? Kita tuh kalau belum kenal orang secara dekat, ga boleh langsung nge-judge gitu, fy!" kata via yang liat ify ga bisa ngejawab pertanyaannya.

"iya.. Iya... Tau kok, ada yang ga terima gebetannya diledekin...hehe.." sahut ify.

"VIA!! IFY!! jangan ngobrol terus, cepat selesaikan pekerjaannya!!” tegur guru biologi mereka sebelum via sempat membalas ledekan ify.

“eh, iya bu” sahut ify dan via, mereka pun tak lagi melanjutkan obrolan mereka.

-------------- misst3ri ---------------

Siang itu Iel, sion, dan riko sudah kumpul di mobil iel. Iel sengaja sebelumnya berpesan pada pa asdi untuk menjemputnya pake mobil yang biasa dipakai papanya, bukan mobil yang biasa dipakai menjempunya, agar nanti cakka ga mengenali mobil iel. Iel, sion, riko sekarang sedang memata-matai cakka, mengintip tak jauh dari rumah cakka. Cakka sehabis pulang sekolah langsung pulang ke rumahnya. Iel sebelumnya juga sudah meminta pa asdi buat bawain mereka pakaian ganti, sehingga mereka ber-3 bisa berganti pakaian di dalam mobil.

Tak lama kemudian, cakka keluar rumahnya sambil membawa gitar kesayangannya. Dia pergi dengan mengayuh sepedanya. Mobil iel mengikuti dari belakang dengan diam-diam. Membututi sepeda dengan mobil jelas bukan hal gampang kalau melewati kawasan agak padat. Apalagi menjaga agar jangan sampai ketahuan. Mereka sudah beberapa kali hampir saja kehilangan jejak cakka. Tapi, sampai saat itu, mereka masih bisa membututi cakka. Sekarang mereka menelusuri jalan-jalan besar dalam perumahan, sehingga acara mata-mata terlihat agak lancar, tanpa hambatan yang berarti.

Tapi kelenggangan mereka dalam memata-matai cakka, terhambat di satu belokan. Tiba-tiba cakka berbelok masuk ke sebuah jalan sempit yang tidak bisa dimasuki mobil. Iel, dkk langsung panik, takut kehilangan jejak cakka.

"wahh den, ga bisa masuk mobilnya ini den..." kata pak asdi.

“ayo kita masuk ke dalam, kali aja cakka ga jauh masuknya dan bisa kesusul. Ayo cepat!!” ajak sion cepat. mereka pun mengikuti jejak cakka tadi masuk ke dalam jalan tersebut. Baru beberapa puluh meter mereka masuk, mereka sudah ketemu lagi 3 simpangan lain.

“wahh, gue nyerah deh kalau gini… gue ga hafal daerah sini… Mana cakkanya ga kelihatan lagi..” kata iel.

“yahh… gimana nih, kehilangan jejak deh kita” kata sion

“coba kita tadi ngikutin pake sepeda, ga bakal ketinggalan dan mentok gini” sahut riko.

“ya udah deh, kita pulang aja, kita tanya baek-baek si cakka ntar, dari pada main detektifan gini” sahut iel

“oke, kalau gitu kita pulang” sahut sion. mereka ber-3 akhirnya pulang dengan tangan hampa.

“tapi masa kita pulang, mending kita jalan aja dulu. Temenin gue nyari kaset PS dulu ya??” ajak sion. Iel dan riko akhirnya mengangguk setuju dan mereka berangkat ke arah pertokoan, tempat mereka biasa berburu kaset PS. Setelah puas ngubek-ngubek nyari kaset-kaset PS terbaru, mereka ber-3 pulang. tapi di tengah perjalanan pulang mereka yang agak terjebak kepadatan jalanan, tiba-tiba riko berseru.

“eh, liat deh itu kaya dayat…” tunjuk riko pada salah satu anak yang sedang ngobrol santai di bawah pohon di seberang jalan.

“mungkin aja sih, itu kan anak-anak pengamen jalanan dan dayat emang suka ngamen kan??? tapi yang itu mirip cakka deh…” sahut iel sambil nunjuk-nunjuk ke arah anak-anak pengamen tersebut. Memang ada seorang anak postur tubuhnya mirip sekali cakka, tapi mukanya tidak terlihat terlalu jelas karena terhalang topi yang dipakainya. anak-anak itu lalu beranjak dari pohon itu dan berjalan pergi menjauh.

“mana??” tanya sion

“eh, betul tuh, itu cakka… dan itu yang dipegang dia emang bener gitar kesayangan cakka!” seru riko

“ayo, tunggu apa lagi, cepet kita kejar!! Ntar kehilangan jejak lagi kita!!!” ajak sion sambil segera membuka pintu mobil.

“pak asdi pulang duluan aja ya, aku sama teman-teman turun dsn..” kata iel pada pak asdi, lalu segera menyusul sion dan riko yang sudah meloncat turun dari mobil lebih dulu. Lalu mereka bertiga bergegas ngejar cakka. tapi karena padatnya jalan, mereka agak kesulitan. Ketika mereka sudah sampai diseberang jalan, mereka sudah tak melihat cakka ataupun dayat. tapi disana ada seorang pengamen.

“de, kamu tau anak yang duduk di bwh pohon tadi kemana??”

“ka dayat?"

"iya, kamun mereka?"

"oh kalau ka dayat, tadi sama anak-anak lain ke arah jalan sana...” Jelas anak itu

“makasih ya…”

--------------- misst3ri ---------------

Mereka ber-3 segera berlari menyusul rombongan dayat dan cakka. Sekilas mereka sudah melihat punggung rombongan dayat dan cakka kira-kira 100 meter di depan, berbelok kearah pasar. mereka semakin mempercepat langkah mereka. tapi karena terlalu terburu-buru, mereka jadi tak sengaja hampir menabrak 2 orang yang berbadan kekar. orang-orang itu langsung mencegat mereka karena ga terima di tabrak mereka. Iel, sion, riko reflek menghentikan lari mereka. sekarang tampak di depan mereka sudah ada 2 orang yang tampaknya adalah preman. dari mulut preman-preman itu, tercium bau kurang enak, bau alcohol.

"hei! Berani loe ya nabrak kita! Jagoan loe?!!" bentak salah satu preman itu sambil ngedorong bahu sion dkk.

“hei, anak mana kalian??! gue belum pernah liat kalian!!” bentak preman 2.

“anak kota kayanya nih bos” sahut preman 1.

“wow... Eh, anak kota! kalau mau lewat sini, setor dulu uang kalian sama kami!! Sekalian ganti rugi kalian udah tabrak kami tadi!! Cepet!!” palak preman 2 sambil narik kasar iel yang berdiri paling depan.

“maaf bang, kami ga punya uang” jawab iel sambil menepis tarikan preman itu.

“alahh, boong loe!!! Siniin duit loe!!” bentak preman tersebut sambil narik iel lagi. Tapi iel malah berontak sehingga terjadi adu fisik yang tak berimbang. Perlawanan itu akhirnya berakhir setelah iel terjerembab jatuh di hantam dengan sebuah pukulan telak preman itu tepat di pelipisnya.

"berani loe ngelawan gue lagi?!! dasar anak kecil!" bentak preman itu sambil ngejitak kepala iel.

Iel yang meringis kesakitan, tidak bisa bergerak lagi karena badannya sudah ditindih preman yang berbadan besar itu. Preman itu lalu menggeledah iel, mencari dompet, HP atau barang berharga lainnya. Sedangkan preman satunya sudah memegangi Sion dan riko yang mengurungkan niatnya untuk ikut berontak seperti iel karena sudah ciut nyalinya, takut ikut digebukin juga.

“ehh!! loe ga bawa dompet??!! Dasar!! Ga punya duit aja ngelawan!!” bentak preman itu lagi sambil kembali menendang iel yang terkapar di tanah. Iel kembali mengerang kesakitan. Preman itu lalu melepas paksa arloji yang iel pakai. Iel pasrah, walau dalam hatinya masih bersyukur dia meninggalkan tas berisi dompet dan HP nya di dalam mobil tadi.

Setelah gagal menemukan barang berharga iel lainnya, mereka menarik sion dan riko. Sion dan riko akhirnya pasrah badan mereka digeledah 2 preman tersebut. tapi belum sempat 2 preman itu menggeledah sion dan riko, tiba-tiba ada teriakan.

'LARI!!! ADA PETUGAS SATPOL PP’

Para preman itu kaget dan langsung kabur, meninggalkan sion, riko dan iel. Tak lama, disana banyak orang berlarian. Para pedagang kaki lima, pengamen, gelandangan, pengemis. Riko langsung bertindak cepat, menarik 2 temannya menjauh dari sana.

“ayo, cepat lari…”

“kita kan bukan gelandangan ko??!” elak sion

“kalau kita disangka pengamen atau gelandangan, kita bakal ikut di tangkap. Loe mau??!!”

“udah, ayo cepat!!!” kata iel yang baru bangkit bangun dengan masih sedikit meringis, menahan sakit akibat pukulan preman tadi.

“ayo cepat, itu sudah ada yang mengejar kita!!!” kata riko sambil membantu iel lari dan menggiring mereka lari. Terlihat 100 meteran di belakang mereka sudah ada petugas Satpol PP yang mengejar. Mereka ber-3 lari sekencang2nya. mereka bingung mau kabur dan bersembunyi dimana. mereka lalu berbelok masuk ke kawasan pasar yang sudah gelap dan sepi. Di belakang masih terdengar gaung langkah-langkah petugas Satpol PP yang mengejar mereka.

Ditengah kepanikan mereka ber-3 karena bingung mau bersembunyi dimana, tiba-tiba mereka dibekap dari belakang dan di tarik ke balik kios yang gelap. Iel, sion dan riko tak dapat bergerak dan bersuara dalam bekapan kuat orang-orang di belakang mereka tersebut. Ketakutan langsung menyelimuti diri mereka. Terlebih lagi mereka bertiga tak bisa saling berkomunikasi karena ditarik ke tempat yang berbeda.

“diem!! jangan ngelawan!!!” bisik kasar orang yang menyekap tersebut.

---------misst3ri-------- BESAMBUNG (by 3am) -----------misst3ri-----------

0 komentar: