Akan dunia yang sementara
bagaimanakah bila semua
meninggalkan dirimu...
Bagaimanakah bila saatnya
Waktu terhenti tak kau sadari
Masihkah ada jalan bagimu untuk kembali
mengulang masa lalu...
Dunia dipenuhi dengan hiasan
semua dan segala yg ada akan kembali padaNya...
Bila waktu tlah memanggil
Teman sejati hanyalah amal...
Bila waktu tlah berhenti
Teman sejati tinggallah sepi...
(Bila Waktu Tlah Berakhir- Opick)
Bulan februari ini, mungkin byk hal2 yg membuatku bahagia, tp tak sedikit jg yg membuatku cukup berduka. Di bulan februari ini, mungkin utk pertama kalinya aku pernah takjiah atau melayat. Dulu pernah jg sih, tp ketika jenajah sdh tdk ada lg. Tp kali ini, aku mungkin baru kali itu melayat di saat jenajah msh bersemayam di rmah duka. Melakukan salah satu tuntunan nabi yg di anjurkan utk dilakukan, agar kita semua ingat akan hal ini, kematian. Ada 2 moment di bulan ini.
Pertama, di awal bulan februari lalu, aku mendapat kabar kl seorang ayah dr teman SMP ku dulu meninggal dunia. Dia salah satu teman dekatku di SMP dulu. Keluarganya pun, adalah teman2 keluargaku. Ayahnya adalah teman ayahku (abah), ibunya jg, salah satu kakaknya jg teman kakakku. Shg, aku, mama, dan kakaku semua melayat kesana kecuali abah yg kebetulan sedang aur (sibuk) mengajar di luar kota, shg tak bisa ikut melayat.
Sampai disana, byk orang yg melayat, shg aku bareng temen2 SMP aku ke lantai atas bersama temen aku itu. Pada awalnya memang terlihat tak ada kesedihan, dia ceria saja sambil bercanda2 dg temen2. Kebetulan di atas sana ada temen2 kuliah dan SMA dia jg. Aku pikir, mungkin dia mencoba tabah dan ceria. Tp, ternyata setelah temen2 kuliah dia pulang, dan tersisa kami 5 orang, temen2 SMA dan SMP dia, kekuataan itu akhirnya runtuh jg. Aku melihat dia stlh naik kembali ke atas stlh mengantar temen2 dia pulang, sdh dg air mata yg mengalir deras di pipinya. Mungkin itu di krnkan, saat itu ayahnya sdh selesai di mandikan dan dikafani. Disini aku benar2 ngerasa, rasa sedih dan kehilangan mendalam itu. Aku memang blm pernah merasakan kehilangan seseorang yg begitu dekat dg ku, alhamdulillah kedua orangtuaku dan saudara2ku msh lengkap, msh diberi umur oleh-Nya. Tp ini jd mengingatkanku, aku jg pasti bakal mengalami kesedihan yg mendalam spt ini pd suatu saat nanti.
Pd awalnya dia tak mau ketika di minta kakak2nya utk melihat ayahnya utk terakhir kali. Dia trs saja terisak di depan kami. Kami hanya bisa diam dan berusaha menghiburnya sebisa kami. Tp stlh bbrp waktu, ketika kakaknya menawarinya terakhir kali sblm jenajah di sholatkan dan di makamkan, dia lgsg menghapus air matanya dan bangkit berdiri utk menjumpai ayahnya utk terakhir kalinya. Dan saat dia sdh kembali, aku bisa liat sosok dia yg lbh tabah dan ikhlas. Segala yg ada di dunia ini milik-Nya, dan Dia berhak mengambilnya kpn pun jg, dan walau pun itu terkadang begitu (sangat) berat, tp kita sbg manusia hrs bisa mengikhlaskannya ketika saat itu tiba....
Di lain waktu, satu minggu kemudian, aku kembali mendapat kabar duka. Kali ini sebuah berita yg cukup mengagetkan. Salah seorang temen SMA ku, telah meninggalkan kami utk selama2nya. Dia meninggal krn sakit yg sdh berkepanjangan dan semakin parah. Bbrp hari sblm kepergiaannya sbnrnya kami ingin menjenguknya di RS. Tp, hujan turun saat itu, shg rencana itu gagal. Dan sbenarnya kami merencanakan lg akan menjenguknya. Tp, manusia hanya bisa merencanakan, Tuhan jg yg berkehendak. Kami terlambat utk menjumpainya. Dia sdh lbh dulu dipanggil sang Khalik.
Dan pagi itu, sblm subuh, aku terbangun dr tidur. Dan ketika aku iseng2 buka FB aku, sdh ada sebuah wall msk. Itu pesan dr FB teman aku itu yg dikirim oleh kakaknya. Sebuah pesan yg mengabarkan berita duka itu. Dr status FB teman2ku yg lain aku ketahui, ternyata tengah malam itu, dia mengalami kritis, dan subuh dini hari itu, ternyata dia tak sanggup lagi melawan penyakitnya, dan dia menghembuskan nafasnya. Jujur, baca pesan itu, aku benar2 syok. Lgsg saja, pagi itu aku sebisa mungkin mengabari teman2 yg lain lwt FB dan SMS. Dan pagi itu kami melayat ke rmhnya.
Kebetulan rmhnya tak terlalu jauh dr komplek rmhku. Jd, pagi itu bersama mamaku, aku melayat kesana. Aku sempat melihatnya msh terbujur kaku dg ditutup kain di rmhnya. Aku melihatnya diangkat utk dimandikan. Aku melihatnya saat dikafani. Aku melihat sekilas wajah tenangnya. Wajah yg tak akan pernah kami liat lg. Wajah cerianya yg terakhir kali aku liat saat reunian terakhir pd bulan ramadhan lalu itu, kita sdh tak bisa dilihat lg. Walau tak sampai meneteskan airmata, tp hatiku turut sedih, pedih, dan begitu merasa kehilangan. Aku hanya bisa turut membaca surah yassin dan menuturkan doa utknya. Hanya itu yg bisa aku berikan utknya.
Dia memang bukan teman yg sangat akrab dgku, tp dia salah satu teman yg pernah dekat dg ku semasa SMA dulu. Dia patnerku pulang naik angkot jaman kami blm bisa bawa kndaraan dulu. Dia jg patner nekadku bawa kendaraan tanpa SIM C ke sklh dulu. Kami pernah sekelas dan duduk berdekatan waktu kls 1 SMA dulu. Dia jg teman main game HP di saat jam pelajaran dulu. Aku msh ingat keceriaan dan kenakalan itu semua. Tp, itu semua sdh berlalu, dia kini telah tiada. Selamat jalan teman. Kenangan bersamamu tak kan pernah kami lupakan dan doa kami akan selalu menyertaimu. Smg kau tenang disana.
Melewati 2 duka itu, aku jd tersadar, hidup kita di dunia ini hanya sementara. Segala yg ada di dunia ini milik Allah, dan Allah berhak mengambilnya kapan pun jg. Ayah temanku itu sdh cukup tua, umurnya sekitar 70 thn. Sedangkan umur temanku itu blm genap 20 thn. Tp mrk semua mengalami hal yg sama. Mrk telah meninggalkan kita semua utk selama-lamanya, utk menghadap sang Pencipta. Ini seperti mengingatkan kita bahwa maut bisa kapan saja menjemput kita. Mau muda ataupun tua, semua sama. Maut tak memandang umur seorang manusia. Aku sadar, cepat atau lambat kita semua pasti akan menyusul mrk dan semua orang2 yg telah meninggalkan kita lbh dulu. Kita sbg manusia hanya bisa menunggu dg sambil terus mengumpulkan bekal yg kita akan bawa kehadapan-Nya.
Apa kita sdh siap menghadapinya? Jujur, skrg aku blm siap. Walau aku sadar, kita hrs selalu siap, tp ttp saja, aku merasa blm siap. Msh begitu byk dosa yg tlh dibuat. Msh begitu byk maaf dan rela yg blm ku dapat. Dan rasanya msh begitu kecil dan tak ada apa2nya amal yg sdh dikerjakan. Tp, mau tdk mau kita memang hrs benar2 siap kapan pun itu. Memang sdh seharusnya kita hrs menyadari bahwa kematian adalah kodrat setiap makhluk. Kullu Nafsin Zaiqotul Maut. Segala yg berjiwa pasti akan mati (QS. Ali Imron: 185). Maut pasti akan datang menghampiri setiap manusia. Kita hrs benar2 menyiapkan itu semua mulai dr skrg. Smg kita bisa dapat mempersiapkan itu semua dg baik, dan smg Allah trs menyertai dan membimbing kita agar tetap berada di jalan-Nya smp nanti, ketika saat itu telah benar2 tiba kpd kita, kita benar2 sdh siap menghadap-Nya dg tetap teguh berada di jalan-Nya. Smg kita meninggalkan dunia ini dlm keadaan husnul khatimah... Amin.. (3am)
0 komentar:
Posting Komentar