Jumat (21 Mei 2010) yang lalu, Indonesia kembali berduka. Mantan ibu negara Indonesia, istri dari mantan presiden RI ke 3, BJ Habibi, yaitu ibu Ainun Habibi telah berpulang ke Rahmatullah, mendahului kita semua untuk menghadap sang khalik. Kehilangan yang mendalam pasti sangat dirasakan oleh orang terdekat beliau, terutama sang suami, pak BJ. Habibi.
Dalam tayangan tv yang menanyangkan tentang perjalanan hidup pak Habibi dengan sang istri, kita bisa melihat satu contoh sebuah ikatan yang erat dan kuat antara pasangan hidup itu. Bagaimana sosok bu ainun yang begitu setia mendampingi sang suami, setia mendukung sang suami, selalu siap menentramkan perasaan pasanagnnya. Begitu pula dengan pak Habibi yang tampak begitu cinta dengan sang istri, selalu ingin memberikan yang terbaik untuk sang istri tercinta, dan setia di samping sang istri menemani sampai maut menjemput sang istri, bahkan sampai detik-detik terakhir jenazah dikebumikan. Sebuah kecintaan dan kesetiaan yang begitu mendalam terpancar dari diri pak Habibi.
Ada beberapa untai kata yang terlontar dari pak Habibi, yang menggambarkan kecintaannya pada sang 'my little angel', yang tak lain adalah sang istri tercinta:
"Ainun... Saya sangat mencintai kamu... Tapi Allah lebih mencintai kamu... Sehingga saya merelakanmu pergi..."
"meski beberapa waktu lalu kamu sempat melupakan aku, tapi sampai kapanpun saya tak akan pernah melupakan kamu sebagai istriku..."
Mendengar kata-kata itu semua, terus terang bikin terharu. Dalam tayangan tv, pak Habibi begitu menggebu-gebu menceritakan kecintaanya pada sang istri. Sorot matanya memancarkan betap besar cintanya pada orang yang diceritakannya itu. Ini membuat kita bisa melihat sesungguhnya cinta itu indah. Ketika sepasang hati tlah bersatu, cinta itu akan menyatu, saling melengkapi, saling menghormati, saling menghargai. Cinta itu tak pernah menyakiti. Cinta bukan sesuatu yang bisa dengan gampangnya di jadikan permainan seperti kebanyakan orang-orang jaman sekarang. Mudah menyatakan cinta, tapi dengan mudahnya juga melontarkan sebuah perpisahan. Dari cerita hidup pak Habibi dan ibu Ainin, kita bisa belajar, bahwa seperti itulah sebuah cinta yang dalam, cinta yang dilandasi ketulusan. Siap mencinta, berarti siap menerima apa adanya, siap selalu menemani disisi apapun keadaannya, dan berarti juga siap iklas melepaskannya demi akhir yang lebih baik. Seperti kisah hidup pak Habibi dan bu ainun. Cinta sampai sehidup semati. Karena dilandasi atas satu hal, cinta yang suci....
Yaelah.. Mellow banget dah tulisan ke-4 aku bulan ini, hehe... Semoga hal ini bisa kita petik pelajaran.. Wassalam... (3am - seseorang yg sampai detik ini belum terlalu mengerti dan blm pernah merasakan apa yg sebenarnya dinamakan cinta sejati)
1 komentar:
mau komentar apa ya!
Cinta habibie membuatku tak mampu berkata2. Hanya mampu meresapinya dalam hati
Posting Komentar