Malam minggu tadi, ajang Indonesian Idol telah berakhir. Citra dan Igo yang menjadi grandfinalis Indonesian Idol 2010, bertarung di puncak. Dua kontestan yang tersisa ini memang mempunyai kekuatan yang sama-sama kuat. Citra dengan ciri khas jazzynya yang sangat apik. Dan Igo dengan kekuatan suara serak-serak basah dan penghayatan yang kuat. Tapi, setiap pertarungan, pasti ada yang keluar dari juara. Dan the next Indonesian Idol telah ditemukan. Igo akhirnya berhasil meraih tempat tertinggi.
Tapi, seperti paska kompetisi sejenis pencarian bakat dan pencetak artis insane seperti ini sebelumnya, grandfinal bukanlah akhir. Itu hanyalah akhir sebuah kompetisi dari pegelaran itu. Tetapi, itu adalah awal dari kompetisi yang sebenarnya. Awal perjuangan para kontestan di industry music Indonesia sebenarnya. Dari sanalah, kualitas menyeluruh kontestan itu teruji. Bukan hanya dari kualitas suara, penampilan, daya jual, aura bintang yang sering kali di tekankan para ‘komentator’ saat masih di dalam kompetisi dulu, tapi kini manajemen, daya jual, dan factor-faktor x lainnya yg membuat seorang bisa bersinar lama dan tak tenggelam dalam lautan Industri Musik Indonesia, harus sangat di perhatikan sekali. Bahkan, mungkin juga termasuk factor luck didalamnya.
Ngomongin factor luck. Hasil-hasil kompetisi yang mencetak Artis/penyanyi secara cukup instan ini (walau gak seinstan jojo-sinta dg Keong Racunnya sih, hehe..), terkadang gak berjalan lurus dengan hasil kompetisi itu. bisa di bilang, loe juara disana, belum tentu bisa lebih booming dan lebih terkenal dari yang posisinya di bawah. Dan kalo loe tersisih cepet, belum tentu loe gak bisa eksis ntar. Kalau dari ajang Idola cilik, aku gak usah bahas yee, udah sering bgt aku bahas tentang ke-eksisan mereka paska kompetisi, hehehe... Sekarang kita coba nengok ke kompetisi lainnya yang sejenis. Misalkan aja AFI. Akademi Fantasi Indosiar. Ini jaman aku SMP-SMA lagi booming2nya nih. Nah, coba deh liat juara-juaranya. AFI 1 Very, AFI 2 Tia, AFI 3 Sutha, AFI 4 Ade, AFI 5 Widi. Dari ke-5 juara AFI itu cuma Widi yang sekarang eksis dengan band Hellonya. Yang lain? Tia sih lumayan, bisa bikin album solo. Tapi gak cukup booming. Sutha juga sempet kalaborasi dengan musisi tohpati, tapi aku liat kayanya malah eksis main FTV. Ade? Very? Kayanya gak terlalu ada kabarnya lagi.
Nah, kita tengok tuh yang posisinya dibawah mereka. Alumni AFI yang paling eksis kayanya jatuh ke tangan T2 alias Tika Tiwi, alumni AFI 4. Dan posisi mereka dulu? Cuma posisi 6 dan 5. Selain AFI, kita coba liat Mama Mia. Dara ‘the firgin’ itu alumni Mama mia kan? Apa dia dulu juara Mama Mia? Seingat aku sih bukan (bener gak??)… Dan antara T2 dan Dara, menurutku punya 1 kesamaan di balik kesuksesan mereka. Selera pasar dan manajemen yang bagus. Kalo kualitas, semua yang lolos jadi kontestan sebuah kompetisi pasti punya kualitas, dan 2 faktor tadi, 2 hal yang sangat mempengaruhi perjalanan selanjutnya.
Nah, kita balik lagi ke Indonesian Idol. Dari Idol 1-6, 2 granfinalisnya siapa yang eksis? Oke, Idol 1 (2004), delon punya 2 album solo. Tapi tidak cukup meledak. Bahkan alumni Idol 1 yang paling eksis kayanya Winda, walau iya sih bukan di bidang tarik suara, hehe… tapi tetep saja, dia cukup berhasil meng-eksiskan diri dengan ‘sasa OB’ dan komentator tetap di Idola Cilik. Sekarang merambah dunia sinetron malah. Eh, bbrp kali aku liat di OVJ, ngambil bagian orang yang nyinden. Lanjut ke Idol 2 (2005). Mike. Kalo kualitas suara sih, T.O.P.B.G.T. Tapi album solonya juga gak terlalu booming kayanya. Kalo dibandingin Judika yang juara 2, hmm…. Judika jg punya album solo dan kynya lebih sukses dari album pertama mike. Dia juga udah main film juga. Pernah dapat beberapa penghargaan bergengsi. Terasa lebih kinclong ya prestasinya?
Terus ke Idol 3 (2006). Ada ihsan. Hmm… ini juara idol yg rada banyak orang meragukannya. Dan di banding Dirly jg, lebih menjual dan eksis dirly deh. Muka dirly lebih sering nonggol di tipi dibanding ihsan, Jadi… gitulah. Next, Idol 4 (2007), ada Rini. Inisih kualitas oke. Tapi sayangnya juga album solonya ga oke-oke bgt. Lebih eksis gossip dia sama anji ‘drive’ malahan, hehe… dibanding Wilson? Klo yg ini, Rini tetep lebih oke kok. Terakhir, Idol 5 (2008). Hmmm… menurutku, ini idol yang kurang berkesan buat aku. Alumninya juga kynya gak terlalu banyak yang berkembang. Aris, gitu2 doank kynya. Sempet byk diomongin, tp gara-gara gossip sama istrinya, bukan krn prestasinya. Gisel lumayan sih, tapi tetep sama dg senior2nya di idol. Gak byk gebrakan berarti.
Nah, sekarang, setelah sempet absen 1 thn, acara Indonesian Idol kembali hadir di 2010, dan akhirnya menghasilkan IGO sebagai the next Indonesian Idol. Dari kualitas, dsb, igo punya modal kuat. Tapi, Apakah IGO berhasil menaklukkan perindustrian music Indonesia? Entahlah… biarkan waktu yang menjawab. Tapi, kalo aku sih sangat menyayangkan kalo bakat-bakat luar biasa yang didapat dari kompetisi begengsi seperti ini tak mampu berkembang dan akhirnya tenggelam dan tersia-siakan. Padahal, jelas-jelas mereka lebih berkualitas dari penyanyi abal-abal yang cuma modal tampang atau ke’aneh’an, tapi kualitas pas-pasan, dan dengan gampangnya rame-rame bikin album. Sedangkan yang bagus, malah tersisih gara-gara dianggap ‘tak sesuai selera pasar’. Kalo gini caranya, bisa menurun kualitas industry Musik Indonesia. Tapi, Semoga tidak. Amin…. Maju terus Anak Indonesia! (3am)
0 komentar:
Posting Komentar