This awesome blogger theme comes under a Creative Commons license. They are free of charge to use as a theme for your blog and you can make changes to the templates to suit your needs.
RSS

Sedikit Cerita Oleh-Oleh Mudik

Lebaran berarti musimnya mudik. Yap, di Indonesia kayanya emang udah tradisinya, kalo Lebaran berarti saatnya mudik. Sama kaya keluarga aku juga. Tiap Lebaran, kalo gak ada halangan, pasti sempet-sempetin mudik walau cuma ‘bulik hari’ alias cuma bolak-balik dalam satu hari. Kebetulan kedua orang tuaku orang hulu sungai, tepatnya di Kabupaten Balangan. Jadi kesanalah biasanya kami pulang kampong buat nengok keluarga-keluarga dan jiarah ke kubur kai, nini, julak, dll.

Biasanya kami pulkam beberapa hari setelah lebaran. Paling cepet itu hari ketiga. Kalo hari pertama, kedua lebaran biasanya masih di Banjarmasin. Silaturrahmi dengan kerabat di Banjarmasin dan yang pasti Open House dulu, hehehe…. Tapi tahun ini, kami pulkam 1 minggu setelah lebaran. Sengaja emang lebih telat daripada biasanya karena kebetulan ada sepupuku alias ponakan mamaku yang kawin. Jadilah waktu itu hari jumat mama, abah, kakakku yang no.2 dg keluarganya berangkat pulkam. Tujuan pertama adalah Amuntai (HSU). Kebetulan kalo keluarga dari Abah banyak yang tinggal di Amuntai. Nah, hari kedua (sabtu) baru lanjut ke balangan, dan diam disana sampai hari minggu. Itu rute perjalanan koleter pertama. Nah lho? Kalo ada koleter pertama, ada koleter kedua juga donk? So pasti, hehe…

Kebetulan, libur lebaran yang cukup panjang, membuat dosen-dosen pada ngasih banyak tugas ke mahasiswanya. Ya, salah satu korbannya ya saya ini. Jadi, berhubung tugas-tugas aku itu belum pada kelar (maklum kebiasaan mahasiswa, kalo mau turun kuliah baru niat ngerjain tugas, hehehe…), jadilah aku berangkat di keloter kedua, hari sabtu bareng kakakku yang no.1. Kalo kakakku yang cowo, yg paling bontot, yg no.3, ga ikut mudik karena harus kerja. Jadi dia tinggal, sekalian jaga kandang alias jaga rumah, hoho….

Nah, kalo yang koleter ke dua, rutenya rada beda. Kita gak mampir ke Amuntai dulu, tapi muter ke Tanjung, kabupaten paling utara dari Provinsi Kalimantan Selatan. Kita mau jemput suami kakakku dulu. Kebetulan kaka iparku itu lagi ada tugas dinas disana. Nah, namanya juga daerah paling utara, dan yang jelas cukup jauh dari Bjm, jelaslah butuh perjalanan yang memakan waktu cukup lama juga. Tapi walau begitu, perjalanan tak sepi. Gimana mau sepi, dengan 3 ponakan aku yang ikut bareng bersama aku itu. kalo si abang sih kalem. 2 adeknya yang masih balita itu yang masyaallah ributnya. Maklum, kembar dan kalo udah berantem… kyakkkk!!! Kerusuhan takkan bisa dihindari. Inilah salah satu alasan utama kenapa kakakku itu ngotot ngajak aku mudik di keloter kedua. Buat bantuin jagain anaknya! Hhh… -______-“

Walau dengan 2 perusuh kecil itu, tapi ada beberapa cerita yang cukup menarik yang jadi topic membicaraan para penghuni mobil di perjalanan 2 hari itu. Yang pertama pas kita ngelewatin daerah yang namanya Binuang, kita ngelewatin rumah barunya salah satu pengusaha besar di Kalsel, H. Ijai... Dan anda tau gimana rumahnya? Ampun dah gedenya itu rumah, udah kaya istana presiden kali *lebay*. Tapi itu rumah emang sangat, sangat, sangat, super duper MEWAH sekali. Konon katanya, harga pembuatan itu rumah nyampe 40 Milyar! Bahkan katanya lebih! Huahh!!! Dijamin, bikin ngiler maling dah tuh rumah, wkwkwk…..

Tapi, maklum aja lah. Kalo kata kakak iparku, yang punya rumah itu sama masyarakat sana disebut Tuan Takur. Tau kan yang namanya tuan takur? Itu gelaran buat orang yang paling kaya, Bandar duit, dsb. Yg doyan nonton acara di TPI pasti tau tuh, hehe... Nah,Dengan kekayaannya yang berasal dari bisnis batubara, dll itu, bikin rumah spt itu bukan hal aneh donk. Tapi kalo di pikir2, kenapa dia menggunakan uangnya untuk membangun rumah mewah nan besar di daerah sana? Pembangunan rumah megah ditengah kota kecil yang mayoritas rumah penduduknya terbuat dari kayu itu, jelas pemandangan ini sangat mencolok. Kalo boleh bicara rada sensitive, bisa aku bilang kesenjangan sosialnya jelas sangat mencolok disana. Kan beda rasanya kalo dibangun di tengah perkomplekan rumah mewah juga. Walau kalo aku liat2, di Bjm sendiri, rumah yang paling gede juga mungkin masih kalah gede sama rumah itu. Kalo kata kakakku, kenapa disalurkan utk yang lebih bermanfaat. Bikin pesantren atau rumah yatim piatu kaya di Batulicin atau bikin Hotel buat investasi. Ini kayanya lebih punya nilai plus dibanding dipakai buat membangun rumah pribadi. Tapi, ya Allahu'alam, kita kan gak bisa nebak2 sembarangan juga. Siapa tau dibalik pembangunan rumah mewah itu, sebenarnya ada maksud yang mulia dari yang punya rumah.

Oke, kita lanjut ke oleh-oleh cerita lainnya. Kan sempet ke tanjung jg. Kakak iparku banyak cerita tentang kota ini. Sebagai Kabupaten yang membatasi Provinsi Kalsel dengan Kaltim, kabupaten ini bisa dibilang cukup maju. Dengan sumber daya alamnya yang melimpah, seharusnya sih bisa jauh lebih maju dari yang sekarang. Sebut saja mulai dari batubara, gas alam, sampai perkebunan karet. Disana kan juga ada sebuah tugu yang diatasnya dihiasi api abadi alias api yang gak pernah mati karena selalu dialiri gas bumi dari bawah tanahnya. Ini cukup untuk menandakan bahwa daerah itu emang memiliki SDA gas alam yang melimpah. Bahkan katanya saking tingginya kandungan gas alamnya disana, konon dulu, tinggal ngebor tanah sedikit, udah bisa masak lewat gas yang keluar dari tanah itu. tapi kalo jaman sekarang, jangan coba2 deh. Takut kalo kejadian kaya di Lapindo, hehehe.... Itu sedikit cerita ttg SDA di tanjung yang membuat banyak pengusaha yang memanfaatkan SDA disana. Yang hasil, ya kurang lebih kayak si pemilik rumah 40 M yang aku ceritakan di atas itu. Pada makmur kan? hohoho….

Nah, hari minggu paginya, kita cabut ke Balangan buat ke kawinan sepupu aku itu. Tahu Balangan? Mungkin buat sebagian orang, bahkan orang kalsel sendiri, banyek yang masih kurang familiar dengan kabupaten ini. Kabupaten Balangan memang sebuah kabupaten pemekaran yang baru 7 thn yang lalu berdiri. Ia memisahkan diri dari daerah sebelumnya HSU (amuntai), dan telah sukses bikin kabupaten HSU menjadi salah satu daerah tertinggal (gak enak bgt ni kata2, hehe…). Eh, ini emang bener. Kabupaten Balangan saat memisahkan diri emang dapet bagian HSU yang byk SDAnya dan meninggalkan daerah HSU yg tertinggal tanah dan aer doank. Tapi ngomongin ini, ada satu cerita lg dari kakak iparku ttg daerah HSU yg kini disebut msk kategori daerah tertinggal itu. Kebetulan kakak iparku itu pernah ngobrol sama seorang (mantan) Bupati HSU. Dan dalam obrolan itu, kata kakakku itu, beliau sempat bilang gak tau harus senang atau sedih Kabupaten yang dipimpinnya itu jadi kabupaten tertinggal. Mungkin sedih karena masuk kategori daerah tertinggal, tapi di sisi lain beliau juga bersyukur. Dengan masuk jadi daerah tertinggal, daerah itu jadi banyak menerima bantuan dana dari pusat. Dan jelas ini sangat membantu perekonomian daerah dan membuat daerah itu menjadi makmur. Kalo dipikir-pikir, iya juga sih. Padahal, kalo mau dibilang Kabupaten HSU itu lumayan bagus lho. Disana cukup maju karena disana usaha kerajinan daerahnya yg cukup maju. Kotanya juga gak kalah bagus sama daerah lainnya. Tapi hanya karena daerah itu gak punya SDA sendiri kaya daerah-daerah lain, HSU jadi masuk daerah tertinggal. Lucu juga ya kalo denger kejadian kaya gini, hehehe….

Oke kita balik lagi ke cerita ttg kawinan sepupuku. Namanya juga dikampung, jelas nilai budayanya dan ke’rakat’an antar warganya masih kuat banget. Kalo orang daerah sana, punya kebiasaan kalo ada hajatan gitu, para tetangga atau kerabat banyak yang ngasih sembako (beras) ke yang punya hajat. Jadi di rumah busu (paman paling kecil) aku itu, udah numpuk berkarung-karung beras. Kalo kata mamaku, itu biasanya cukup buat berbulan-bulan. Kalo mau dijual juga bisa, hehe…. Itulah berkah buat yang punya hajatan.

Balik keacara kawinan, seperti kata aku tadi, namanya jg masih di daerah, budayanya itu masih sangat kental. Jadi pas kawinan sepupu aku itu, segala budaya daerah pada keluar semua. Mulai dari yang ‘behadrah’, 'bemadihin', sampai yang be’usung’ penganten. Pokoknya ramelah, hehe…. Apalagi keluarga besar pada ngumpul semua. Yang dari Banjarmasin, Banjarbaru, Amuntai, sampai yang dari Balikpapan (kaltim) juga pada ngumpul semua. Ditambah lagi saat itukan masih dalam nuansa lebaran. Jadi klop lah. Anak2 kecil pada makmur jaya nyari salam tempel jilid 2. Hehehe….

Yah, itulah berkah mudik. Banyak silaturrahmi. Banyak dapet cerita-cerita. Bisa ngeliat yang jarang ada di kota kaya acara kawinan sepupuku itu, atau bisa makan makanan khas daerah. Dan yang jelas saat pulang byk disangui keluarga alias diberi oleh-oleh makanan, hehehe…. Walau cape, badan pegel-pegel gara-gara harus menempuh perjalanan beratus-ratus kilo, tapi setahun sekali gak papa lah. Yang penting manfaatnya banyak juga. Jadi perjalanan panjang gak rugi donk. Setuju? (3am)

0 komentar: