This awesome blogger theme comes under a Creative Commons license. They are free of charge to use as a theme for your blog and you can make changes to the templates to suit your needs.
RSS

Dikala Beramal Menjadi DILEMA

Kali ini mau nulis sebuah kebimbangan hati aja. Jadi gini. Kita semua tau, bersedekah adalah hal yang sangat baik. Banyak hal luar biasa bisa terjadi dengan bersedekah. Bersedekah, berbagi dengan orang memerlukan tak akan membuat kita merugi karena begitu banyak berkah di baliknya yang telah disiapkan oleh Allah. Dalam matematika sedekah, 10-1 bukanlah sama dengan 9, tapi 10-1 = 19. Tak ada kata rugi dalam bersedekah. Tak ada orang yang menjadi miskin hanya dengan bersedekah. Tapi, bagaimana ketika sedekah itu sendiri menjadi sebuah dilema?

Jadi aku ada cerita sedikit. Beberapa waktu yang lalu, kebetulan lagi nganter mama ke pasar. Pas lagi nunggu di parkiran, ada bapak-bapak tiba-tiba nongol. Umurnya udah lumayan tua kayaknya. Sekitar 50 tahunan mungkin. Beliau nanya “kalau ke terminal jalan kaki jauh gak?” Ya aku jawab “jauh pak”. Ya emang jauh banget, sekitar 5 kilo meteran dari pasar itu. Terus beliau cerita kalau beliau dari Kapuas (suatu daerah di kalteng) ke Banjarmasin numpang dengan truk orang, dan sekarang beliau terdampar di Banjarmasin kehabisan ongkos. Padahal beliau mau ke tanjung (salah satu kabupaten yang cukup jauh dari Banjarmasin). Beliau cerita gua liat kayak sambil berkaca-kaca gitu deh. Jujur, saat itu kasian banget. Tapi eh, mama datang, dan ngajakin buru-buru pulang. Pulanglah saya ninggalin si bapak yang kayaknya buta banget dengan kota ini tanpa bekal yang cukup.

Di perjalanan si mama nanya, si bapak-bapak itu siapa? Ya aku ceritain aja kayak tadi. Kata mama sih, jangan mudah percaya. Di pasar banyak preman dan orang-orang yang nipu. Jadilah kepikiran sepanjang jalan. Si bapak-bapak itu preman apa orang-orang yang bener-bener butuh yah? Dilema. Tadi itu sebenarnya udah mau ngasih duit. Ya buat ongkos angkot ke terminal lah paling gak. Tapi sayangnya saat itu saya gak bisa nemuin duit di kantong sebelum si mama buru-buru ngajakin pulang. Yaudah lah, akhirnya cuma bisa berdoa aja, jika emang si bapak-bapak itu emang lagi kesusahan, semoga ada orang baik yang nolong si bapak-bapak itu.

Jadi maksud “dilema” di atas adalah seperti cerita aku tadi. Bukan soal “berapa”nya, tapi lebih ke “siapa”nya yang kadang menjadi dilema, Bimbang, Ragu menolong, takut itu cuma penipu, cuma orang yang mau memanfaatkan kebaikan orang, bukan orang yang bener-bener ngebutuhin. Tapi di sisi lain, jika orang itu emang bener-bener butuhin, tapi kita sangkain jahat gitu, ngerasa berdosa gak sih?

Jaman sekarang, sepertinya begitu banyak orang yang memanfaatkan sebuah “kebaikan dan rasa kasian” orang lain untuk kepentingan diri sendiri. Mungkin ada penipu yang berpura-pura menjadi orang kesusahan. Atau preman yang memanfaatkan anak-anak tak berdosa atau orang-orang cacat untuk bekerja untuknya. Atau para pengemis yang sebenarnya dia mampu untuk bekerja, cukup berkehidupan layak, tapi malah memilih untuk mengemis, melakukan segala hal agar orang kasian padanya dan memberinya uang dengan cuma-cuma. Untuk pengemis ini bahkan ada perdanya kayaknya yah dilarang ngasih? Ini sebuah dilema. Dikala kita ingin berbuat baik, tapi kita harus dibayang-bayangi topeng kepalsuan.

Pada akhirnya, Allah pasti tau niat baik kita. Tapi bukan kah lebih berkah jika benar-benar tersalur ke orang yang tepat? Tapi jika kita terus berpikir negative dengan orang, kapan beneran bergeraknya membantu orang? Dilema…. Teman-teman semua ada yang mau ngasih pendapat soal ini? Ditunggu komentarnya yah :)

0 komentar: