Sekarang ini UN tingkat SMA sedang berlangsung. UN SMA dilaksanakan dr tgl 20-24 April 2009 ini dg 6 mata pelajaran. Minggu depan dr tgl 27-30 April 2009 giliran SMP menjalani UN dan terakhir tgl 11-13 Mei untuk SD melaksanakan UASBN. Ada byk kebijakan dan perubahan UN thn ini dr UN tahun lalu. Kalau ttg standar kelulusan, standarnya naik, yg kl dulu rata2nya 5,25 sekarang 5,50 dg batas nilai min. yg sama 4,25. Standar ini kynya byk bikin siswa2 kls 3 SMP or SMA rada strees (yg SD strees jg ga ya??). Tapi, kl yg aku ketahui dan pahami, standar kali ini sebenarnya cenderung lebih longgar dibanding tahun lalu walaupun standar rata2nya naik. Kalau dulu Cuma boleh 1 pelajaran yg nilainya 4,00 dan sisanya harus min. 6,00, dg rata2 seluruhnya 5,25, beda dg sekarang yg nilai UN boleh ada 2 pelajaran yg nilainya 4,00 (lebih byk 1 dr thn lalu) dan sisanya min. 4,25 (lbh rendah dr thn lalu yg min. 6,00) tapi dg rata2 akhir 5,50. Lebih longgar yg sekarang kan?? Setidaknya dg standar seperti ini, mudah2an bisa menekan angka ketidak lulusan nantinya. Krn tahun lalu kebykan yg ga lulus krn punya nilai dibawah 4,25 lebih dr 1 atau punya nilai 4,00 dan nilai yg lain ada yg dibawah 6,00, shg walaupun rata2 mrk tinggi melebihi dr 5,25 tetep aja ga lulus. Benar2 kenyataan yg tragis, ga heran jd ada yg sampai bunuh diri. Krn kelulusan hy ditentukan oleh Standar UN ini, jg kesannya perjuangan selama 3 tahun sekolah, proses yg dilalui siswa selama ini ky ga dihargai dan ga ikut menentukan kelulusan mrk. Dan hal ini yg byk jd dasar org mengeriktik sistem kelulusan yg ditetapkan pemerintah selama ini.
Yg diatas ttg standar kelulusan. Dr tingkat pengawasan, UN thn ini katanya lebih diperketat lagi. Mulai dr penyimpanan soal ujian (ada yg sampai dipenjara di kantor polisi tuh soal, apa salah soal di bui?? Hehehe…), distribusi yg dikawal ketat polisi biar ga kecolongan dan bocor (kl oknum polisinya nakal gmn??), trus amplok soal ujian yg disegel dan hanya boleh dibuka di dalam kelas dan sisa soal ga boleh di kasih ke guru sekolah yg bersangkutan, sampai diletakannya di tiap sekolah 2 org dosen dr PT. Semua ini dilakukan apa lagi kl bukan agar tu soal ga bocor dan meminimalisir aksi guru2 sayang murid melakukan tindak kecurangan seperti menjawabkan soal dan membocorkannya kemuridnya masing2 atau mengoreksi jwban murid sebelum diserahkan ke Depdiknas (kecurangan2 UN spt ini sebagian sdh aku bahas di post aku sebelumnya, TRIK MENGHADAPI UN, dan RAHASIA UN Lainnya). Mungkin antisipasi yg rada baru adalah peletakan Dosen Perguruan Tinggi di tiap sekolah. Ini jelas buat mengantisipasi agar kejadian kecurangan di sekolah (ky akal bulus panitia sekolah dan pengawas yg mencoba menyelamatkan nasip anak didiknya yg kusebutkan diatas) dpt digagalkan. Kl pengawas biasa yg msh seorang guru jg, punya kemungkinan bermain mata saling menguntungkan antara sekolah asal si pengawas dg sekolah yg diawasi, tp Dosen disini bertindak sbg pengawas Independent yg ga punya kepentingan akan hasil UN sekolah yg diawasnya (kecuali anaknya ada disana jg), maka si Dosen diharapkan benar2 mengawas dg bersih, murni tanpa ada sesuatu yg membuat terpengaruh shg dia jd ga netral. Yah, kita tunggu aja apakah cara ini berhasil mengurangi kecurangan yg terjadi selama UN ini (tp kl ada kecurangan yg mainnya bersih bgt, jg ga nampak dan jd ga ke expose sama masyarakat).
Pada intinya, hal ini dilakukan pemerintah untuk mencoba memperbaiki standar pendidikan tiap tahunnya. Tapi kl pendapat aku pribadi, boleh aja standar terus ditingkatkan, tp yah mutu dan kualitas pendidikannya jg ditingkatkan. Standar aja nasional, sama rata dr sabang sampai merauke tp kl masalah mutu pendidikan, kualitas pengajar, fasilitas belajar mengajar disekolah masih belum merata. Msh byk yg sekolah kualitas dan mutunya pendidikannya ala kadarnya, jd jgn heran hasil UNnya jg ala kadarnya. Jd ya dibenahi jg kualitas mutu sekolah dan segala fasilitas sekolah, agar dpt menciptakan anak2 bangsa yg benar bermutu, kompeten dan berkualitas, shg standar kualitas lulusan di Indonesia akan benar bagus dg sendirinya tanpa harus di paksa memenuhi standar yg ditetapkan pemerintah. Semoga kedepannya pendidikan anak Indonesia jd semakin membaik. Amin….
Affwan jiddan kl ada salah2 kata, Syukran katsiran, wassalam…. (3am)
0 komentar:
Posting Komentar