This awesome blogger theme comes under a Creative Commons license. They are free of charge to use as a theme for your blog and you can make changes to the templates to suit your needs.
RSS

FIKSI - PROMISE Part 18: Hati yang Tlah Terbuka

Lanjutan dari PROMISE Part 17: Resiko Yang Diambil. Baca juga mulai PROMISE Part 1: Awal, untuk mengetahui cerita awal cerita fiksi ini.

NB: Ini hanyalah sebuah fiksi belaka. Jadi, jika ditemukan kesamaan nama, tempat, kejadian, dsb, itu bukanlah sebuah kesengajaan. Jangan pernah menganggap cerita ini serius, karena ini hanyalah fiksi atau hayalan penulis belaka. (Spesial buat all anak2 IC, sori namanya dipinjem, smg berkenan.. :D )

PROMISE - Part 18: Hati yang Tlah Terbuka

--------------- ----------------

Siang itu sepulang sekolah, cakka bergegas pergi ke sanggar angkasa. Dayat sebelumnya sudah sempat SMS dia, memberi tau kalau mereka udah punya solusi buat osa.

"hei cakk, datang juga loe akhirnya, kita udah nungguin loe dari tadi"

"sori... Sori... tadi ban sepeda gue kempes jadi terpaksa nyari pompa ban dulu."

"ya udah kalau gitu kita berangkat sekarang"

"tunggu...tunggu... Rencananya osa mau diapain nih??"

"udah lah cakk, loe ikut aja. Ntar loe juga tau, pokoknya osa ga bakal terlantar lagi dsn"

"kalau gitu gue sama zahra, osa loe sama..."

"oik ikut kak cakka ya... Osa ikut sama kak irsyad, kasian osa kalau ikut ka cakka, kan sepeda ka irsyad, ada boncenganya" sahut oik cepat.

"ah, kamu ik, biasanya juga nyari yang ada boncengannya... Tumben mau ngalah sekarang, hehe... ya udah, osa ikut irsyad ya" kata dayat

----------- misst3ri --------------

Maka kemudian mereka ber-6 menelusuri jalan beriringan. Sepeda dayat meluncur lebih dulu, diikuti sepeda irsyad kemudian cakka. setelah menempuh perjalanan lumayan jauh, mereka sampai disebuah kawasan perumahan. Lalu mereka berhenti di sebuah rumah yang di depannya ada sebuah palang bertulisan 'Panti Asuhan Karunia'. mereka lalu masuk ke dalam halaman panti itu. zahra yang turun lebih dulu, membawa osa dan oik masuk panti itu lebih dulu. Sedangkan dayat, irsyad dan cakka lebih dulu memarkirkan sepeda mereka dihalaman panti. dari tempat mereka memarkirkan sepeda, di halaman samping panti, di bawah pohon yang rindang, yang agak jauh dari pintu depan panti, cakka bisa melihat orang yang menyambut zahra, oik dan osa di depan panti. Ada seorang ibu-ibu dan seorang anak. Dan anak itu adalah.....

"obiet??!" cakka agak kaget, lalu dia segera menarik dayat.

"eh, yat!! Loe kok ga bilang dulu kalau loe mau bawa osa ke panti yang sama dengan obiet dll??" sengit cakka.

"emang kenapa?? Kan disini lebih terjamin mutunya... Osa pasti bahagia disini..." sahut dayat

"tapi, disinikan ada obiet, dll. gue kan.." kata cakka

"Loe takut ketemu mereka?? Malu??" potong dayat

"bukan gitu... gue cuma belum... siap..." lirih cakka. Dayat menggelengkan kepalanya lalu menatap cakka tajam.

"kalau loe terus sembunyi, kapan loe mau bebas?? Cepat atau lambat, loe harus buka ini semua!!" tegas dayat.

"tapi..."

"mereka baik kok, kalau loe ga mau teman-teman loe tau, loe masih bisa minta mereka ngerahasiain ini juga dari teman-teman loe..." sahut dayat cepat. tapi cakka menggeleng keras.

"nggak ah!! gue mau pulang aja!!" sahut cakka sambil buru-buru mau mengambil sepedanya. tapi dia langsung ditahan dayat dan irsyad.

"ga bisa gitu donk cakk!! Loe yang harus tanggung jawab sama osa, kan loe yang bawa dia pertama kali..!" kata irsyad juga. Lalu dayat dan irsyad nyeret paksa cakka untuk jalan ke arah panti.

"ayo cakk! Ketahuan atau nggak, itu urusan belakangan, sekarang yang penting loe harus ikut ngurusin masalah osa!" tarik dayat. Walau cakka masih tampak enggan, karena tarikan paksa dayat dan irsyad, mau ga mau cakka ikut juga. tapi dia nyopot topi yang di pakai irsyad dan memakainya sendiri. Lalu mereka masuk panti. Ketika memasuki panti, di ruang tamu panti hanya ada beberapa anak panti. Diantaranya ada debo dan obiet. Sedangkan yang lain ada di dalam rumah, seperti diruang tengah atau di kamar masing-masing. Cakka, langsung berlindung dibalik dayat dan irsyad agar tak terlalu nampak oleh debo dan obiet.

"zahra sama yang lain pada kemana ya de?" tanya dayat pada debo.

"itu di ruang ibu panti, masuk aja langsung" jawab debo. Saat dayat, irsyad dan cakka melewati mereka untuk ke ruang ibu panti, walau belum mengenali cakka, debo terlihat agak heran dan curiga melihat kelakuan aneh cakka.

"siapa tuh yat disamping kamu?" tanya debo ke dayat.

"oh, ini eee.. anak sanggar juga, udah ya kita masuk dulu..." jawab dayat buru-buru karena dia sudah di dorong cakka agar cepat masuk ruang ibu panti yang terletak tepat di samping ruang tamu panti. Saat mereka masuk, zahra, oik dan osa sudah tampak asik ngobrol dengan ibu panti. Cakka sudah bisa lebih tenang, karena di dalam sana tidak ada anak-anak panti. Dayat, irsyad dan cakka lalu menyalami bu panti.

"jadi, gimana bu? Osa bisa kan tinggal disini?" tanya dayat saat baru duduk.

"tentu aja, rumah ini terbuka untuk semua anak yang membutuhkan kaya osa... kalian tenang aja, osa pasti ibu jaga disini??" kata bu panti.

"kami percaya kok bu, obiet, debo, rahmi kan tinggal disini juga..." jawab zahra.

"oh ya, bu, ini yang kemaren nemuin osa" kata dayat sambil nunjuk cakka.

"oh ya, kata zahra kamu nemuin dia pas osa lagi dikejar pedagang pasar?" kata bu panti

"iya bu..." sahut cakka

"kenapa kamu bisa yakin, osa bukan orang jahat, padahal dia dikejar sebagai pencuri?" tanya bu panti.

"karena, gimana ya? Aku kasian aja, habis dia udah ketakutan dan nangis waktu aku cegat, ya udah aku selamatin dia. Lagian hati kecil aku bilang, dia sebenarnya bukan pencuri" jawab cakka. Ibu panti tersenyum simpul mendengar jawaban cakka.

"osa nyesal bu, udah nyuri kemaren..." lirih osa.

"gpp kok osa, bunda paham sama keadaan kamu... yang penting jangan diulangi lagi ya... Lagipula kalau kamu sudah tinggal disini, ga bakal bunda bikin kamu sampai terlantar dan kelaparan lagi..." kata bu panti.

"bagaimana sa, kamu mau kan tinggal disini?" tanya dayat ke osa.

"iya kak.." jawab osa agak malu-malu.

"mudah.. udah..an kamu betah tinggal di sini ya... Nanti kamu bisa nempatin kamar yang dulu ditempatin angel dulu..." kata bu panti. Lalu bu panti mengajak mereka semua untuk mengantar osa melihat kamarnya ke dalam.

"eh, cakk lo mau ikut ke dalam ngeliat kamar osa?" tanya dayat.

"hah?! Nggak deh, gue tunggu di teras aja" jawab cakka sambil celinguk-celinguk ngeliat keadaan panti. Ruang tamu sudah kosong, berarti saat itu anak-anak panti semua ada di dalam, termasuk debo, obiet dan rahmi.

"ya udah, kita ke dalam ya... Loe jangan pulang duluan!" kata dayat lagi

"iya...!" sahut cakka. Lalu dia bergegas ke luar panti untuk menunggu di halaman panti sementara dayat oik zahra dan irsyad masuk ke dalam.

-------------- misst3ri ------------

Cukup lama cakka menunggu dayat dll di teras panti. Tak lama kemudian, tiba-tiba seseorang menegurnya.

"sekarang udah mau gabung sama ikan asin ternyata?" tegur orang itu. Cakka agak tersontak kaget, lalu sedikit menoleh, dan kemudian langsung membuang mukanya ketika tau siapa yang menegurnya. Dia debo. Ternyata, debo sudah menyadari kehadiran cakka. Memang, mulai saat cakka baru memasuki panti, debo yang sudah agak curiga, dan diam-diam terus mengamati cakka.

"kenapa kok diam, biasanya ngeledek gue ikan asin mulu?" kata debo lagi. Dia duduk disamping cakka lalu tiba-tiba langsung membuka topi cakka. Cakka reflek menyambar topinya, tapi debo lebih dulu melempar topi itu.

"udah loe! Topi loe itu ga cukup untuk nyembunyiin loe dari mata gue!" kata debo. Cakka hanya diam dan tetap membuang mukanya.

"kenapa loe?!! udah kehabisan kata-kata ya, buat ngeledek gue? Atau loe cuma berani kalau lagi bareng teman-teman loe itu?!!" kata debo lagi sambil narik bahu cakka agar cakka berpaling ke arahnya. Cakka menepis tangan debo, lalu menatap debo tajam.

"gue ga pernah ngeledek lo ikan asin ya! Itu sion!" tegas cakka.

"apa bedanya loe sama temen loe itu?!" sengit debo. Cakka terdiam, tak dapat menjawab.

"cakka udah ga kaya dulu lagi kok de...". Debo menoleh ke arah sumber suara. sudah ada dayat di sampingnya.

"dia udah jadi bagian dari keluarga sanggar angkasa..." tambah dayat lagi.

"wow... Udah ketahuan cakk?" kata irsyad yang baru keluar panti. Dibelakangnya juga ada zahra, oik, obiet, osa dan rahmi.

"cakka? Kok..." obiet tampak bingung melihat kehadiran cakka disana.

"sejak kapan cakka main sama kalian? Bukannya dia di sekolah..." tanya rahmi heran. Irsyad langsung terkekeh mendengar pertanyaan itu, kemudian langsung berucap, "sejak kapan? sejak nabrak oik pastinya.. hehe..." sahut irsyad sekenanya. Oik yang merasa namanya disebut, langsung mendelik ke arah Irsyad.

"Kok nama oik dibawa-bawa? ada apa sih? Bukannya kak cakka satu sekolah juga ya sama ka obiet, ka debo sama ka rahmi?" kata oik yang ga mengerti kenapa cakka tampak seperti lagi disidang.

"anak kecil dilarang ikut komentar!" tegur irsyad yang dibalas pelototan dan cubitan dari oik. Irsyad cuma nyengir kuda. tapi melihat suasana yang tampak serius banget itu, oik dan irsyad menghentikan aksi perang mereka. beberapa saat mereka semua tampak terdiam, terpaku dalam kesunyian yang begitu dingin. Semua tampak fokus menatap ke arah cakka.

"ayo cakk, sekarang waktunya loe jelasin ke mereka! Ayo, mana kegentelan loe?" kata dayat memecah kesunyian. Cakka cuma menghembuskan nafasnya. Lalu menatap lemah debo, obiet dan rahmi.

"oke.. Oke... gue dan teman-teman gue emang suka keterlaluan sama kalian di sekolah... gue ngaku salah sama kalian... tapi, sejak ketemu teman-teman sanggar angkasa, gue pengen berubah, gue ga mau lagi ada musuh-musuhan diantara kita" kata cakka tulus. Debo masih menatap dengan pandangan sinis ke cakka.

"gue ga percaya dengan keseriusan loe.." sanggah debo

"gue serius, gue benar-benar tulus..." jawab cakka

"tapi loe di slkh kita liat tetap aja kaya dulu... Mana etikat baik loe?!!" sengit debo lagi.

"gue..." cakka tampak ga bisa melanjutkan penjelasannya, lalu dia menatap dayat, seolah-olah minta pertolongan. Dayat tersenyum dan merangkul pundak cakka, lalu dia mulai buka suara untuk mencoba menetralisir suasana.

"teman-teman, secara pribadi, gue percaya penuh sama cakka. Kita harus menghargai kemauan cakka untuk baikan sama kita, dia sudah mau berusaha untuk damai dengan semua. gue pikir kita semua harus bisa membuka hati kita untuk menerima niat baik cakka ini. Dia memang belum bisa tunjukin itu semua di sekolah karena dia merasa belum siap untuk menghadapi tekanan teman-temannya, kita juga harus hargai itu. jadi, gue minta ke kalian ber-3, debo, obiet, rahmi, tlagi rahasiakan ini, sampai cakka sendiri siap untuk menghadapi teman-temannya. Begitukan Cakk??" terang dayat.

"i..iya, gue emang belum siap menghadapi teman-teman gue. Mungkin sekarang kalian pikir gue cuma main-main, niat gue cuma setengah-setengah, atau cuma mau mempermainkan kalian... tapi ini dari lubuk hati gue yang paling dalam, gue cuma pengen bilang, gue benar-benar serius mau damai dengan kalian semua.." kata cakka.

Suasana kembali terbungkus keheningan. Obiet, rahmi dan debo hanya diam setelah mendengar paparan dayat. Debo masih menatap cakka dengan pandangan agak meremehkan. "pengecut loe cakk!" kata debo tajam. Cakka hanya menunduk lesu dan menghembuskan nafasnya agak berat.

"gue emang pengecut..." lirih cakka. Obiet menatap penuh perhatian ke cakka. Sedari tadi dia belum buka suara sedikitpun, hanya diam mendengarkan, mencerna semua yang tengah terjadi saat itu. Lalu obiet mendekati cakka dan menepuk bahunya.

"loe bukan pengecut kok cakk... loe udah berani ngakuin ini semua ke kita, itu sudah lebih dari cukup untuk nunjukin loe bukan pengecut. Dan gue dengan senang hati bakal nerima loe jadi temen kita.. Iya kan teman-teman??" kata obiet. Dia tersenyum menatap cakka dengan lembut. Cakka hanya membalas menatap obiet dan tersenyum tipis.

"ya betul kata obiet. sekarang yang loe perlukan cuma waktu yang tepat untuk menunjukan semuanya sama teman-teman loe..." tambah dayat. Debo yang sebelumnya agak emosi, sekarang sudah lebih tenang. Dia menatap cakka tajam, seolah mencoba mencari ketulusan di mata cakka, lalu tersenyum tipis.

"eee... walau bagaimana pun loe dulu, sekarang kita ga bakal nolak orang yang ingin berubah jadi lebih baik..." kata debo akhirnya.

"ya, kita bakal terus mendukung loe kok..." kata zahra juga. Cakka menatap teman-temannya satu persatu. Ada pancaran kehangatan sebuah persahabatan di mata mereka semua sekarang.

"makasih teman-teman, kalian emang orang-orang yang berhati besar, jujur gue jadi malu sendiri dengan diri gue sendiri... Maaf atas kepengecutan gue..." lirih cakka. Dayat dan yang lain hanya membalasnya tersenyum dan merangkul cakka dengan penuh kehangatan, seakan-akan menandai sebuah kedamaian dan persahabatan yang kini mereka jalin.

-------------- BERSAMBUNG (3am) -----------

0 komentar: