This awesome blogger theme comes under a Creative Commons license. They are free of charge to use as a theme for your blog and you can make changes to the templates to suit your needs.
RSS

Hei Pemuda! Pray For Indonesia...

Hari ini tepat tanggal 28 Oktober. Dan tanggal 28 Oktober, bagi bangsa Indonesia dikenal sebagai hari Sumpah Pemuda. Dulu, tepat tanggal 28 Oktober 1928, para pemuda pemudi Indonesia berikrar, berjanji, bersumpah, bahwa akan bersatu. Satu nusa, satu bangsa, satu bahasa. Kini 82 tahun telah berlalu, apakah sumpah itu masih berkorbar di jiwa-jiwa pemuda-pemudi Indonesia?

Satu hari sebelumnya, 27 Oktober 2010, Indonesia kembali dirundung duka. Indonesia kembali dihantam, diporak-porandakan oleh bencana alam. Alam menunjukkan kemurkaannya atas sikap lalai para manusia yang mulai tak mencintai alam, mulai melupakan Sang Pencipta alam. Gunung Merapi meletus di Jawa tengah dan gempa bumi serta tsunami di Mentawai, telah kembali membuat ibu pertiwi menangis, berlinangan air mata. Ratusan korban menjadi korban 2 bencana alam yang terjadi diwaktu yang hampir bersamaan itu. Indonesia kembali terluka. Indonesia kembali berduka. Tapi apa semua bisa bersatu mengobati duka itu?

Berjuang, Bersatu, berkorban, tak hanya disaat kita melawan penjajah. Tak hanya untuk meraih kemerdekaan. Tapi kini Indonesia perlu kedamaian, persatuan, kebersamaan dan kepedulian antar sesama untuk membuat Ibu Pertiwi kembali tersenyum. Kini saudara-saudara kita tengah membutuhkan bantuan kita, uluran tangan kita. Inilah saatnya untuk para pemuda-pemudi bangsa memperlihatkan kebersatuannya, kepeduliaanya, dan rasa nasionalismenya. Untuk membuat Indonesia kembali tersenyum.

Tapi andai kata, kita tak punya daya upaya untuk berbuat lebih untuk saudara-saudara kita, serta tak dapat berbuat lebih untuk Indonesia menjadi lebih baik, saling tunjuk, saling huat, saling menyalahkan tak akan ada gunanya. Please just do it, pray. Berdoalah untuk mereka. Berdoalah untuk kebajikan sesama. Prayer is simple, but it's very important. So, please, just do it. Pray for Indonesia... Always dan forever. Maju terus Pemuda-pemudi Indonesia! (3am)

0 komentar

FIKSI - PROMISE Part 26: Sebuah Kekhawatiran

Lanjutan dari PROMISE Part 25: Kebajikan Berbuah Manis. Baca juga PROMISE Part 1: Awal untuk mengetahui asal mula cerita fiksi ini diawali dan mulai terbentuk.

NB: Cerita ini hanyalah cerita fiksi belaka (fanfict). Bila ada kesamaan tokoh, kejadian, tempat dsb, itu hanyalah sebuah kebetulan belaka. Segala hal yg tertulis di cerita ini hanyalah hayalan dan imajinasi penulis belaka, bukan suatu hal yg terjadi sebenarnya. So, jangan pernah menganggap cerita ini serius, apalagi terhadap anak2 IC yg aku pakai namanya di dalam cerita fiksi ini. Thx dan selamat membaca... :)

PROMISE - Part 26: Sebuah Kekhawatiran

--------------------misst3ri-----------------------

"apa?! Bunda masuk rumah sakit??!" pekik angel saat mendengar kabar bu panti masuk RS dari teman-temannya. Saat itu angel, rahmi, debo dan obiet sedang ngumpul, duduk-duduk di bangku yang ada di koridor depan kelas.

"iya gel..." sahut rahmi. Wajah angel nampak begitu khawatir sekarang.

"kok ga ada yang ngasih tau gue? Trus gimana bunda sekarang?" ratap angel agak sedih.

"yaa udah gak papa sih... tapi, hari ini hasil tesnya udah keluar katanya..." kini obiet yang menjawab.

"eh itu sion, SION!" panggil debo setelah melihat sosok sion yang berjalan menuju kelas bersama riko, dan iel. Sion. Sion yang merasa di sapa, tersenyum, lalu segera mendekati debo dkk. Dibelakangnya, riko dan iel menyusul dengan ekspresi heran. mereka berdua belum tau kejadian sion yang sudah damai dengan debo dkk yang lalu.

"hei, semua... Bunda kalian gimana?" sapa sion ramah.

"udah lebih baikan kok..." jawab debo

"kok sion bisa tau bunda masuk RS?" tanya angel heran.

"oh itu, kemaren sion yang nemuin bunda pingsan dan langsung bawa bunda ke RS gel..." sahut debo lagi.

"kalau ga ada sion, mungkin bunda kemaren ga bisa mendapat penanganan medis cepet.." jelas obiet juga. Angel yang dijelaskan hanya mengangguk-ngangguk sambil memandang sion dengan pandangan kagum, berterimakasih, sekaligus ga percaya.

"bener gitu yon? Wah baru kali ini gue bangga punya temen kaya loe..." ujar iel sambil nepok-nepok pundak sion.

"jadi pahlawan nih ceritanya..." ucap riko juga. Sion yang dipuji-puji, idungnya langsung kembang kempis, kelewat bangga sama dirinya sendiri.

"ciee.. Sion... Statusnya sekarang pahlawan nih, bukan tukang rusuh lagi... " kata cakka yang baru saja keluar kelas menjumpai mereka semua dan langsung ngacak-ngacak rambut sion. Sion langsung mendorong bahu cakka, ga terima dibilang tukang rusuh sekaligus karena rambut kerennya di acak-acak.

"sialan loe! Bedain ya, tukang bikin rusuh sama orang iseng.. hehe..." sewot sion sambil benerin jambulnya. Cakka cuma nyegir jail.

"kalau gitu thx ya yon.... ga nyangka gue, orang kaya loe bisa ngelakuin hal kaya gitu, kalau bukan obiet sama debo yang bilang, gue mungkin ga bakal percaya, hehe..." ucap angel kemudian.

"wahh.. emang gue separah itu ya, sampai loe ga percaya gue bisa baik juga? orang cakep kaya gue emang luarnya aja kaya perusuh, tapi dalemnya kaya malaikat... gue ga mau sok pamer aja kok, hehe..." jawab sion

"alahh loe yon! Gaya segayung! Itu barusan apa namanya kalau ga pamer!" sahut riko sambil nyontel pipi sion. Sion cuma cengengesan.

"iya, emang sih kaya pahlawan, tapi ujung-ujungnya maksa minta anterin pulang juga! Pahlawan ga modal tuh namanya... Haha..." ledek cakka lagi. Sion sedikit mendelik, lalu masang tampang coolnya.

"ya mau gimana lagi, sang pahlawan yang inikan ga bisa terbang pulang sendiri, kalau keabisan ongkos dan ga ada yang bersedia ngasih tumpangan, tamatlah riwayat, pulang nyeker, jalan kaki.. Hehe..." sahut sion

"hehe... Yah, mungkin cuma itu yang bisa kita bales dari kebaikan loe, kalau hanya nganterin pulang, kayanya masih belum cukup untuk ngungkapin rasa terima kasih kita ke loe... yah, pokoknya thx banget yon..." kata debo.

"iya yon, sekali lagi thx banget. Dan ntar siang loe mau kan ikut kita jenguk bunda? Bunda pasti seneng bisa ketemu loe..." ajak obiet.

"iya yon, bunda pasti pengen banget ketemu sama orang yang nolong dia..." kata rahmi juga. Sion tampak berpikir sejenak, lalu mengangguk sambil terus tersenyum bangga. Riko menatap aneh ke sion.

"bentar lagi bisa-bisa ada yang bakal melayang di angkasa nih.." celetuk riko.

"iya nih... Ga cuma sampai angkasa kayanya, tapi keliling jagat raya ngelayangnya" timpal iel juga.

"ngomongin apaan sih?" tanya debo agak lugu.

"tuh sion... kayanya udah serasa di awan, terbang kemana-mana, kebanyakan di puji.. Hihi..." jawab riko.

"ah loe ko, ga bisa liat orang seneng, kan jarang-jarang gue banyak dipuji gratisan.. kalau biasanya mah, kudu bayar dulu, baru orang mau muji gue, kaya adek gue tuh, dikasih duit baru bilang gue 'kaka sion cakeeepp banget...' Hehe..." sahut sion. yang lain langsung ikut ketawa.

"wahh.. Wahh... Ada ada apaan nih kumpul-kumpul, gosipin orang cakep kaya gue ya?" tanya irsyad yang baru datang bareng dayat dan zahra.

"yah, ini juga, satu lagi orang narsis dateng..." ledek cakka

"ga narsis, ga eksis bro... Haha..." sahut irsyad enteng. Lalu dia menatap satu per satu orang-orang yang ngumpul disana.

"udah pada damai nih?? Wahh... pada cakep-cakep dah kalau adem gini..." kata irsyad lagi setelah melihat semua dalam keadaan penuh keakraban, tidak seperti biasanya perang dingin.

"yoi bro.. Kita kan juga cinta damai.. Hoho..." sahut cakka di ikuti anggukan yang lain.

"kalau kalian pada mau ikut ga? Kita mau ke RS siang ini, Sekalian jenguk dava deh..." tawar debo ke dayat dkk.

"emang siapa yang sakit?"

"bunda..."

"oh, boleh deh kalau gitu..." jawab dayat lagi.

Tak lama lewat anak-anak gank gaul yang baru dateng. mereka agak surprise juga liat sion dkk tampak akrab banget sama dayat dkk dan obiet dkk. Sila lalu menatap sinis ke arah mereka semua saat melewati mereka.

"ihh.. Liat deh, tukang rusuh, warga kelas 2, pengamen dekil, plus anak pungut, ngumpul jadi satu... Cocok banget deh, loser semuanya... haha..." ledek sila sebelum memasuki kelas. Sedangkan yang lain, Tian hanya diam, menatap agak dingin ke arah iel dkk, via hanya melirik sedikit lalu langsung membuang muka saat melihat tatapan tajam iel, hatinya langsung ngejerit, ga nahan liat sorot mata iel yang menusuk tajam ke hati kaya gitu. sedangkan ify, hanya diam, walau dia tau iel ga senang denger perkataan sila. Mereka berempat lalu memasuki kelas dengan di ikuti sorotan mata tak bersahabat dari teman-teman mereka yang mereka ledek tadi.

"perlu kita keroyok ga tuh 4 anak sok??" tanya riko tajam kepada teman-teman yang lain.

"perlu banget... Masa ganteng kaya gini dikatain loser?? Kucing galak di rumah gue aja masih lebih sopan... Ini malah lebih parah... sekali-sekali kita masukin karung tuh, trus dibejek-bejek biar tuh mulut rada sopanan dikit.." sahut sion ikut panas.

"iya... kalau perlu kita masukin bom atom tuh di dalam tas masing-masing, biar pas meledang langsung mental jauh, dan ga balik-balik lagi kesini!" sahut irsyad juga.

"yoi bro, gue dukung 1000 %... Pake efek kembang api sekalian biar tambah seru, hihi..." sahut riko juga

"eh, sadis banget! pada Bakat loe jadi teroris nih...Mending dikasih kacang atom, enak kriuk-kriuk... hehe..." timpal debo

"kalau kacang atom, ngapain ngasih ke mereka, mending buat gue sendiri kali.. Hihi..." sahut irsyad lagi. yang lain jadi ketawa denger guyonan debo dan irsyad.

"ntar gue pesanin sama amrozi deh bomnya..." kata sion kemudian.

"eh, amrozi mah udah tewas di tembak polisi, mesen sama nurdin M Top aja, bosnya tuh.." sahut riko

"eh, sama aja dodol, udah bergelar almarhum juga tuh!" kini irsyad yang nyahut.

"kan masih bisa minta kirimin lewat pos... lewat tiki deh, 2 hari nyampe... Hehe..." sahut Riko enteng yang disambut gelak tawa yang lain.

"kalau ga bisa bom beneran, di sumpelin bom cabe aja deh... Biar kepedesan, dan bikin bibir mereka jadi dower dan ga bisa cuap-cuap ngehina orang lagi... Haha..." ucap sion.

"hwahaha... Bener tuh bro... Ide brilian..." sahut irsyad. mereka terus saja mengutarakan ide-ide super gila, perlakuan yang mereka anggap pantes untuk diterima gank gaul. Iel, yang pada awalnya cuma diem mendengarkan, tiba-tiba buka suara.

"ckck... Woii.. ! Udah... Udah becandanya... tadi katanya pada cinta damai... Otak masih pada krimal juga loe pada... udah... Kasih mereka waktu... gue yakin semua orang itu pada dasarnya baik kok, termasuk mereka... Ga perlu lah ngasih sampai bom segala... mereka cuma perlu waktu dan kesempatan untuk bisa membuka hati mereka..." ucap iel bijak kemudian dengan tiba-tiba. yang lain langsung berhenti ketawa dan memandang iel agak heran.

"wiihh... Sejak kapan si iel bisa ngomong manis kaya gitu, tentang anak-anak gank gaul lagi... Ga lagi error kan yel otak loe?" sahut sion sambil nyentuh jidat iel. Iel cuma menepisnya lalu tersenyum simpul sambil melangkah masuk kelas. Sesaat kemudian, yang lain pun bergegas ikut masuk ke dalam kelas karena bel sudah berbunyi sesaat kemudian.

-------------misst3ri---------------

Dan siang menjelang sore itu, irsyad, dayat, zahra, oik, cakka, sion, iel, riko bersama-sama pergi ke RS untuk menjenguk bu panti. mereka sudah janjian dengan angel, obiet, debo, rahmi untuk ketemuan di RS.

"eh, katanya kamar berapa sih?" tanya zahra.

"no 4, tapi gue lupa ruang kelas apaan..." sahut cakka.

"yah.. Kok lupa, kalau ginikan susah nyarinya, kan tiap kelas kayanya ada no 4 semua, kalau ruang melati di lantai 2, ruang mawar dan anggrek lantai 3, yang mana jadinya?" sahut zahra. Memang RS itu terbagi jadi beberapa kelas yang dinamai dengan nama2 bunga.

"kalau yang tulip?" tanya irsyad

"kalau tulip lantai 4 tuh..." sahut riko yang sedang membaca denah RS yang terpampang di lobi RS itu.

"kalau bunga aster?" tanya irsyad lagi.

"emang ada ya ruangan aster?" tanya iel. yang lain pun lalu dia ikut meneliti denah RS itu

"kalau ga ada, bunga kamboja aja deh... Ada kan?" kata irsyad lagi. anak-anak yang lain langsung menatap kesel ke irsyad. mereka sadar kalau irsyad cuma iseng tanya-tanya begituan.

"ada! Tuh bunga kamboja di kuburan! Lo kira disini jualan kembang apa?!" sewot cakka. Irsyad langsung nyegir.

"eh tuh angel... ANGEL!" panggil riko. Angel terlihat baru memasuki pintu utama RS itu.

"bunda di mana ruangannya katanya?" tanya dayat ke angel.

"anggrek no 4... Yuk, obiet dan yang lain udah kesana duluan kayanya..." sahut angel. Lalu mereka segera menuju tempat bu panti di rawat.

-------------misst3ri--------------

Sesampainya di lorong menuju kamar bu panti dirawat, obiet, debo dan rahmi terlihat berdiri di depan sebuah kamar, baru saja ingin masuk ke dalam kamar.

"obiet..!!" panggil dayat. Obiet dkk menoleh.

"hei.. Kalian, baru nyampe juga? Kemari, kamarnya disini.." kata obiet. Lalu mereka menuju kamar bu panti bersama. Di dalam sana juga ada selain ada bu panti, ada juga mbak nana, mbak-mbak muda petugas panti yang kemaren di telpon sion. Bu panti tersenyum melihat kedatangan anak-anak.

"wahh.. Rame sekali... Makasih ya udah jengukin bunda.." kata bu panti senang di jenguk anak-anak. Saat sion mendekat ke pinggir ranjang bu panti, bu panti langsung tersenyum.

"adek yang di halte bis sama saya kemaren kan?" tanya bu panti.

"iya bu... Saya sion, temen obiet dll juga... Ibu gimana keadaannya?" tanya sion

"udah mendingan kok nak... Makasih ya kemaren udah nolongin ibu..." jawab bu panti ramah.

"iya, sama-sama bu..."

"tadi kata dokter gimana hasil pemeriksaannya bu?" tanya debo. Bu panti tampak sedikit tersentak kaget.

"ee..." bu panti tampak saling tatap dengan mbak nana.

"ibu katanya cuma kecapean kok... Salah makan, makanya agak ada gangguan sama pencernaannya, ya kan bu? Gitu kata dokter tadi?" jawab mbak nana cepet.

"iya.. Iya... Ibu gak papa kok, setelah istirahat dan makan obat dari dokter, juga nanti bisa sehat lagi..." sahut bu panti juga dengan menyakinkan sambil tersenyum. Anak-anak tampak lega mendengar keadaan ibu panti. Tapi sepertinya tidak dengan obiet yang sedari tadi hanya berdiri di ujung tempat tidur. Perasaannya yang cukup peka dan kedekatannya dengan bunda, membuat dia merasa ada yang janggal dari ucapan dan ekspresi bunda dan mbak nana. 'kenapa perasaan gue bilang ada yang ditutup-tutupin ya?' benak obiet dalam hati.

"lho? Kok diem aja biet? Ga seneng liat bunda udah sehatan ya?" tanya bunda ke obiet. Obiet segera menepis pikiran negatifnya, lalu tersenyum.

"nggak kok bun, obiet cuma kelewat khawatir aja sama bunda..." jawab obiet. Obrolan hangat pun terus bergulir.

------------misst3ri---------------

Beberapa waktu kemudian, setelah di rasa cukup menjenguk bu panti, Cakka dkk, kemudian menuju kamar tempat dava di rawat. Disana nampak sudah ada patton juga. sepertinya, karena rasa bersalahnya yang lalu, patton tampak super perhatian sama dava. Tiap hari dia tak pernah absen untuk selalu mengunjungi dava. Saat cakka memasuki kamar lebih dulu, dia menangkap roman wajah lesu dava yang langsung berubah, tiba-tiba jadi bersemangat saat melihat kedatangannya dengan teman-teman lainnya.

"hei.. Kakak..." sapa dava.

"hei dav..." sahut cakka.

"kita belakangan aja deh, loe deh cakk masuk duluan, ga enak juga sama pasien lain, kalau keroyokan gini kunjungin pasien, sempit ruangannya..." kata dayat ke cakka dkk. Kamar yang ditempati dava emang ditempati bersama 5 pasien lainnya, tidak seperti kamar bu panti tadi yang hanya 2 orang. Cakka lalu mengangguk mengerti.

"gimana keadaannya?" tanya cakka.

"baik kok kak... Kata dokter malah dava udah bisa pulang besok.."

"oh ya? Bagus deh kalau gitu.. Oh ya, kenalin nih teman-teman kakak..."

"riko.."

"dava..."

"sion... Cowo paling ganteng, paling keren, dan paling cool se-SMP Bakti Setia..."

"dava.. ,Eh kakak yang ini sama ya narsisnya kaya kak patton, hehe..."

"wah, bener banget va, malah ini lebih parah..." ledek cakka sambil ngelirik patton yang duduk di pinggir ruangan udah manyun, ga terima sama ledekan cakka.

"gabriel... tapi panggil aja kak iel, oke?"

"oke kak..." sahut dava. setelah itu sesaat mereka ngobrol dan bercanda-canda menghibur dava.

"eh, kita keluar duluan ya... Gantian sama yang lain..." kata riko tak lama kemudian. Lalu riko, iel, sion keluar ruangan dan bergantian dengan zahra, dayat, irsyad dan oik masuk ke dalam. tapi, ketika cakka ingin mengikuti teman-temannya, dia di tahan dava.

"kak.. Disini aja..." pinta dava. Cakka mengangguk.

"dava udah bisa mainin lagu d'masiv yang judulnya jangan menyerah itu lho.." kata dava.

"beneran loe dav??" tanya irsyad meragukan kemampuan dava

"Coba kita mau denger.." kata cakka. Dava mengangguk, lalu dia mengambil gitar patton yang ada terletak di samping tempat tidurnya. Dava lalu mulai memainkannya. Walau belum terlalu lancar, masih terputus-putus dan berkali-kali salah, tapi dava akhirnya bisa menyelesaikan lagunya. Cakka menatap senang ke arah dava.

"wah... Udah pinter kamu..." puji cakka.

"sukses nih belajarnya..." kata irsyad

"siapa dulu donk masternya..." ujar patton

"siapa ton..?" tanya zahra.

"ya master gitar lah, emang patton kenal, ya nggak lah coy... Haha.." sahut patton.

"yee.. Dikirain mau nyebut nama sendiri..." sahut oik.

"kalau gue jago gitar, ga bakal mau lagi coy patton ngamen di bis kota, mending di kafe... Di hotel berbintang... Hoho...."

"yee.. Payah juga kakak kamu yang satu ini dav... Kacang lupa sama kulitnya, jangan mau lagi dav diajakin ngamen sama patton... Patton sekarang sok ekslusif..." kata zahra.

"dava ga bakal ngamen lagi juga kan.. Udah gini, masa mau naik turun bis kota lagi kaya dulu? Bisa keseret bis ntar kalau dava kelambatan naikin kaki ke bis... Hehe..." sahut dava. Yang lain langsung jadi ikut ketawa.

Ditengah ketawanya, cakka kembali menangkap roman wajah dava yang diam-diam berubah, kemudian kembali berseri sesaat kemudian, sama seperti yang dia jumpai saat baru datang tadi. Cakka langsung tampak tertengun, mencoba menerka apa yang ada di balik perubahan itu, serta memikirkan perasaan yang dia telah rasakan bersemayam di benaknya dalam beberapa hari itu.

-----------misst3ri-------------

Senja pun mulai menyingsing. anak-anak segera pamit untuk pulang. Saat mereka mau pulang, cakka sempat memanggil dayat.

"eh, yat.." panggil cakka. Dayat menoleh.

"ee... Bentar... Ada yang perlu gue omongin... berdua..." kata cakka.

"oke..." sahut dayat.

"ik, loe duluan aja ya sama kak zahra... Kakak ada urusan bentar sama cakka" kata dayat ke oik yang menunggunya. Oik mengangguk, lalu pulang bersama zahra dan yang lainnya. Lalu dayat bergegas mengikuti cakka yang sudah melangkah lebih dulu menuju taman RS itu.

"kenapa cakk??" tanya dayat sesampainya mereka di bangku taman.

"gue mau ngomongin masalah dava..." sahut cakka. Dayat mengerutkan keningnya, tak mengerti.

"bukannya udah clear ya? tadi kita udah sama-sama liat, Dava udah baik-baik aja kan? Dan dia juga udah kembali bersemangat kaya dulu lagi kan?" sahut dayat. Cakka menggeleng.

"gue ga tau apakah perasaan gue ini benar, atau hanya rasa kekhawatiran gue yang berlebihan.... tapi, gue benar-benar merasa keceriaan dava sekarang belum balik sepenuhnya..." lirih cakka

"maksud loe?"

"gue... gue ngerasa dava masih belum menemukan keceriaannya dulu, dengan kekurangan dia sekarang. yang gue liat sosok dia sekarang adalah sosok yang terkesan tegar, tapi dalamnya masih keropos banget..." ucap cakka lagi.

"kenapa loe bisa berpikiran seperti itu?" tanya dayat lagi. Cakka lalu menceritakan kejadian dava saat dava menghilang di RS yang lalu, sampai dimana cakka menemukannya.

"gue benar-benar ngerasa, itu sorot mata kepedihan yang dipendam. kalau loe liat sinar mata dia kemaren, loe ga bakal tega untuk terus membiarkan dia tetap dalam keadaan yang seperti sekarang... gue terus memperhatikan dia setelah itu. Begitu juga hari ini. gue benar-benar ngerasa dia sedang memendam perasaan itu... Dan ini membuat gue semakin jelas ngeliat itu semua, kalau keceriaan itu hanya agar tidak membuat kita sedih dan menutupi kekecewaan pada dirinya sendiri" kata cakka kemudian setelah selesai bercerita. Dayat hanya diam, terus mendengarkan.

"gue pengen kita balikin keceriaan dia yang seutuhnya dengan mewujuntukan sebuah harapan dia ini..." lanjut cakka lagi.

"gimana? Balikin dia bisa jalan normal kaya dulu lagi? Ga mungkin cakk, dia udah kehilangan kakinya..." sahut dayat.

"setidaknya kita bisa bantu dia ngedapetin penggantinya..." jawab cakka

"maksud loe...." ucapan dayat terhenti. Sesaat kemudian dia mengerti apa yang cakka harapkan. Dayat langsung menggeleng keras.

"wah, gue pikir, kita ga bakal sanggup menuhin itu... Kita cuma sekumpulan anak sampai, yang cuma bisa ngamen... Kita ga punya uang untuk itu cakk.. Barang itu mahal... Kita ga bakal bisa ngasih itu ke dava!" kata dayat kemudian. Cakka menatap dayat tajam.

"gimana loe bisa bilang ga mungkin?! padahal kita belum nyoba sedikit pun..!" sahut cakka. Dayat menatap nanar ke arah cakka. Cakka menatap dayat dengan wajah yang sangat menyakinkan.

"kalau kita semua bersatu, kita pasti bisa yat... Niat yang mulia pasti akan dimudahkan oleh-Nya yat... Loe percaya itu kan?" ucap cakka. Dayat sesaat berfikir, lalu tak lama kemudian dia mengangguk.

"oke kalau itu mau loe... gue juga mau dava dapetin yang terbaik... Kita bicarain lagi ini ntar sama anak-anak yang lain, gimana?" tawar dayat. setelah sesaat berfikir, Cakka pun mengangguk. Lalu mereka berdua beranjak dari taman itu untuk pulang.

------------misst3ri---------------

Waktu demi waktu berlalu. sudah beberapa hari masa ujian matematika yang lalu telah berlalu. Dan saat itu, banyak anak-anak yang memprediksi di saat mata pelajaran matematika mereka hari itu, pak hanny, akan membagikan hasil ujian mereka. Dan, saat itu, saat anak-anak sedang istirahat, sebelum masuk pelajaran pak hanny di jam berikutnya setelah istirahat, di salah satu sudut kantin, tampak anak-anak gank gaul ngumpul membicarakan hal ini.

"eh... kayanya pak hanny hari bakal bagi hasil ujian kemaren nih.. Pak hanny kan biasanya cepet ngoreksinya..." kata via sambil nyerumput es jeruknya. Tian, sila dan ify memandang ke via.

"oh iya ya, sampai lupa gue sama tuh ujian..." sahut sila. Di sisi lain, ify yang mengaduk-ngaduk bakso yang ada didepannya, nampak sudah terbawa lamunannya. Matanya agak menerawang, memandang kosong mangkok baksonya. 'ah iya, gimana nilai gue sama iel ya? Bisa memenuhi target ga ya? gue harus benar-benar siap dengan segala resiko nih...' tanya ify dalam hati. Pikirannya terus melayang, mencoba mereka-reka apa yang bakal terjadi dengan mereka nanti.

"wah, palingan gue yang paling tinggi ntar..." kata tian yang duduk di sebrang ify dengan padanya.

"songong loe... Ngalahin kiki aja loe jarang!" sahut sila

"setidaknya kan gue selalu lebih tinggi dari pada kalian bertiga..." jawab tian

"yakin banget loe..?!"

"yoa... kalau salah satu dari kalian bertiga ada yang ngalahin gue, gue temenin kalian jalan-jalan seharian deh..." sahut tian bertaruh.

"oh ya? Wah, kebetulan gue tadi rencananya mau ngajak jalan hari ini... kalau salah satu dari kita lebih tinggi dari nilai loe, loe mau ngawal kita shoping seharian?!" tanya sila lagi untuk lebih menyakinkan.

"iya..." sahut tian enteng sambil nyuap mie ayamnya.

"seharian?" tanya via juga.

"hmm..." sahut tian dengan menggumam karena mulutnya lagi penuh sama makanan.

"ga pake acara ngeluh-ngeluh kaya biasanya?" tanya sila lagi

"nggak pake ngeluh..." jawab tian lagi.

"bawain barang-barang kita?" sambung sila terus

"semua..." jawab tian dengan santai

"trus pulangnya traktir kita?" tanya via agak iseng.

"beress...." sahut tian, tapi tiba-tiba dia tersadar dan langsung mendongak, "Eh, nggak.. Nggak... kalau yang itu mah, ga sanggup, inikan udah tanggal tua, bisa bangkrut gue..." sahut tian. Via dan sila langsung ketawa.

"hehe... tapi beneran ya loe... Awas loe kalau ingkar...! Kita pegang janji loe!" kata sila

"iya... tapi itu juga kalau kalian bisa ngalahin nilai gue... kalau nggak, yah harap sediakan duit lebih untuk ngeladenin nafsu makan gue..." sahut tian lagi.

"ah, dasar loe, gembul!" ledek sila. Tian cuma ketawa-ketiwi.

"Eh, fy.. Diem aja loe... loe ikut jalan juga kan? udah lama banget loe ga pernah ikutan..." ucap sila ke ify. Ify yang agak melamun tadi karena mikirin nilai dia sama iel, jadi tersadar.

"hah?! Apaan?" tanya ify agak kaget. Lalu dia langsung meneruskan acara makan baksonya yang sempat terhenti untuk menyamarkan kekagetannya.

"yah ni anak, ngelamun aja sih... Kita mau jalan... Loe ikut kan?" tanya sila lagi.

"hmm..." gumam ify mengiyakan ajakan sila tanpa berpikir panjang.

"sip..! Gitu donk fy..! Andai loe nolak pun kali ini, tadi sih rencananya gue mau langsung nyeret loe, hehe..." sahut sila. Ify langsung melirik sila.

"ya ampun.. sampai segitunya..." sahut ify sambil terus ngelanjutin makan baksonya. tapi tak lama berselang, ify tiba-tiba keselek.

"uhuk.. Uhukk..." ify langsung batuk-batuk gara keselek tadi.

"kenapa loe fy? Nih minum dulu.. Makan buru-buru sih loe..." kata tian sambil nawarin minum ke ify. Ify lalu menyambutnya lalu meminumnya dalam diam.

Diam-diam matanya mengekor segerombolan anak yang baru saja masuk kantin. Itu iel dan teman-temannya. Iel tadi sesaat sempat melirik dan ngasih pandangan sinis ke ify. 'ya ampun, pikun banget sih loe fy... Udah tau iel selalu rese dan sok ngelarang kalau tau gue mau jalan-jalan sama teman-teman, eh ini dengan gampangnya gue malah nyetujuin jalan sama sila via tian... gimana nih gue ngeles ke sila? Apa terpaksa harus rayu si iel? Bisa gak ya? Ah, kenapa jadi ribet gini sih!' omel ify dalam hati.

"kenapa fy? Kok mukanya tiba-tiba kaya gelisah gitu?" tanya via

"oh anu.. Itu.." ify langsung berpikir cepat, memutar otaknya, "itu... gue baru inget.. Kelinci gue belum dikasih makan tadi pagi... Padahal dia ga mau makan kalau bukan gue yang ngasih.." jawab ify beralasan.

"hah? Si vanilla? Ya ampunn.. Pasti kelaperan tuh fy..." ujar via. Ify menganguk sambil masang tampang khawatir.

"iya.. jadi ntar gue pulang dulu ya... Ga bisa langsung ikut jalan.. Gak papa kan? Ntar gue nyusul belakangan deh.."

"ya udah deh kalau gitu... tapi beneran loe fy, ntar nyusul" sahut sila. Ify tersenyum lalu mengganguk. 'fiuuh... Syukur pada percaya, moga ga beneran kelaperan tuh si vanilla, hihi... Gak papa deh, gini dulu. Masalah ntar, dipikirin belakangan. yang penting gue bisa ngindar dulu dari seretan sila buat langsung pergi jalan-jalan sepulang sekolah... kalau ntar di ijinin iel, gue nyusul... kalau nggak, ya ntar deh gue pikirin lagi alasannya... yang penting sekarang aman...' benak ify lega. Ify lalu melanjutkan makan-makannya dengan lebih tenang. Beberapa saat kemudian, sila celingak-celinguk.

"kenapa sil? Nyari siapa loe?" tanya tian.

"si agni... Tumben tuh anak ga kelihatan..."

"ngapain lagi sih nyari-nyari agni? Kasian tau dia kalau disuruh-suruh mulu.." kata ify. Sila ga mengubris perkataan ify.

"eh tuh dia orangnya, panjang umur..." kata tian saat dia melihat agni, gita dan irsyad yang baru masuk ke kantin.

"eh, agni! Sini..!" panggil sila. Agni yang dipanggil, lalu mendekat.

"kenapa kak?" tanya agni.

"mau ngapain loe sama agni?" tanya irsyad.

"bukan urusan loe! Ayo ikut gue bentar.." kata sila sambil nyeret agni ke arah toilet cewe. Agni pun lalu mengikuti sila, setelah sebelumnya meminta irsyad dan gita menunggunya di kantin saja. Gita dan irsyad pun memilih untuk memesan makanan duluan dan duduk di salah satu meja. Sementara itu, saat sila sudah meninggalkan kantin dengan agni, via langsung nyenggol sikut ify yang duduk di sampingnya. Ify menoleh.

"kenapa vi? Mau bakso gue?" sahut ify sambil nyodorin mangkok baksonya. Via menggeleng, lalu menarik pergelangan baju ify agar ify lebih mendekat dengan nya.

"Fy, liat deh..." bisik via ke ify. Ify melirik via, lalu melirik ke arah pandangan mata via. Ke arah iel dkk.

"iel.... Liat tuh ketawanya... Manis banget..." bisik via lagi. Ify mengerutkan keningnya, memandang heran via yang tiba-tiba ngomongin iel. Lalu dia sesaat ngelirik iel dkk lagi, lalu dia tersenyum simpul. 'ah, ya... kenapa gue bisa lupa... Via kan sekarang lagi kesambet pesonanya tuh anak mami...'

"aduh... Gagah banget, makan baksonya sampai keringetan gitu..." bisik via lagi. Denger bisikan via tadi, Ify langsung menatap via dengan tampang heran sekaligus aneh.

"biasa aja woii... masih waras kan loe? Masa keringetan abis makan bakso dibilang keren... Nih gue juga... Hehe.." bisik ify sambil ngelusin keringatnya ke pipi via. Via yang digituin langsung mencak-mencak sambil ngusap-ngusap pipinya ke seragam ify. Ify yang ga bisa ngelak cuma ketawa kecil.

"dasar loe!" sewot via.

"abis loe kaya orang abis kesambet setan tau ga!" balas ify. mereka berdua asyik ledek-ledekan, sedangkan tian yang duduk di hadapan ify, tapi ga dengar dan tau apa yang sedang di bicarakan kedua temannya itu, menatap bingung ke arah ify dan via.

"woi!! Kalian pada ngomongin apaan sih?! Pake bisik-bisik gitu lagi di depan gue! Gosipin gue ya?" sewot tian. Ify dan via menoleh ke arah tian, lalu tertawa.

"yee... pada banget loe!" sahut via. Tian terus menatap curiga, tapi dia kembali melanjutkan makannya dengan cueknya. Sedangkan via dan ify kembali ledek-ledekan sambil bisik-bisik.

Sementara itu, di toilet cewe...

"kenapa kak?" tanya agni. Setelah merasa toilet itu sudah tak ada orangnya, Sila lalu memandang agni dengan tajam.

"ag, gue mau jalan sama teman-teman gue hari ini... Nyokap pasti ga bakal ngijinin gue... gue mau loe ngurusin ini, nyokap gue biasanya mau percaya ucapan loe kan? Bisa kan loe?" kata sila.

"gimana caranya kak?" tanya agni masih agak bingung.

"ya terserah loe... yang penting nyokap gue ga nyari-nyari gue, loe bilang gue ada pelajaran tambahan kek... Belajar kelompok kek di rumah siapa gitu... Atau loe ajak kemana kek biar nyokap gue ga tau gue belum balik ke rumah... Pokoknya loe yakinin nyokap gue..!" pinta sila. Agni tampak berpikir sesaat.

"jangan kelamaan mikir! Bisa kan loe?"

"iya deh kak... Agni bantu..." sahut agni kemudian.

"oke... Awas loe kalau sampai gagal...! Loe yang nanggung akibatnya kalau gue sampai ketahuan..."

"iya deh kak... Agni usahain, tapi kakak jalannya jangan sampai kesorean banget kaya dulu..." pinta agni.

"iya.. Iya... gue ga sampai sore banget deh... Bawel loe!" sahut sila, lalu dia melangkah ke luar WC. Agni hanya menatap sila sambil mengelus-ngelus dadanya. 'sabar ag... Sabar... Loe harus bisa bantu sepupu loe...loe ga mau kan liat sepupu loe diomelin terus?' benak agni dalam hati. Lalu dia juga segera meninggalkan toilet cewe itu.

-----------misst3ri-------------

Tett... Tettt.... Bunyi bel masuk berbunyi. anak-anak segera saja berhamburan menuju kelas masing-masing. Begitu juga anak-anak gank gaul. Saat ify mau masuk kelas, dia sempat berpapasan dengan iel yang keluar kelas ingin membuang sampah. Ify sempat menahan tangan iel sedikit, lalu iel menoleh ke arah ify.

"yel, hasil ujian kayanya bakal dibagi hari ini..." bisik ify cepat sebelum terus melangkah masuk kelas. Iel sontak terpaku, diam di depan pintu kelas itu. Wajahnya langsung menegang, dan tiba-tiba saja detak jantungnya berdetak begitu kencang. Kegugupan dan segala kepanikan, menjalar begitu cepat di sepanjang urat nadinya. Dia terus saja terpaku disana, sampai seorang guru yang lewat untuk mengajar di kelas sebelah, menegurnya.

"hei kamu... jangan diam diluar.. Cepat masuk.. Bel sudah berbunyi dari tadi kan?" tegur guru tadi ke iel.

"oh, iya pak... Maaf..." sahut iel. Lalu dia segera membuang sampahnya, lalu bergegas masuk kelas. Dia sempat melirik ify yang sudah tampak duduk tak nyaman di bangkunya. Lalu iel menunduk lesu dan terus menuju bangkunya. Tak lama kemudian, pak hanny datang dan memasuki kelas.

"siang anak-anak..."

"siang pak..." sahut anak-anak. Pak hanny lalu menuju kursi guru, dan duduk disana. Lalu beliau mulai mengeluarkan buku-buku dan setumpuk kertas.

"oke... Hari ini kita akan memasuki pokok bahasan yang baru tentang logaritma. tapi sebelumnya, saya akan membagikan hasil ujian kita beberapa hari yang lalu..." terang pak hanny. langsung saja suasana kelas ribut, membicarakan bagaimana hasil ujian mereka.

"tenang anak-anak.... secara keseluruhan... Saya cukup puas dengan hasil kalian, walau masih ada beberapa yang mendapat nilai rendah... saya harap yang mendapat nilai rendah, terus ditingkatkan lagi belajarnya agar nilai-nilai selanjutnya bisa lebih baik... Baik, saya akan membagikan hasil ujian kalian..." kata pak hanny. Lalu beliau mulai membuka lembar-lembar hasil ujian, dan mulai memanggil satu per satu.

"sivia azizah..., 85.." sivia lalu maju ke depan dengan senyum manisnya.

“raja sion, 56” kata pak hanny. Sion dengan tampang cuek, langsung maju ke depan mengambil kertas ujiannya. 'belajar lebih giat lagi' ucap pak hanny ke sion.

"kiki egeten.., 92..." umum pak hanny kemudian. Pak hanny terus memanggil, sampai nama septian dipanggil.

"septian putra..., 94" panggil pak hanny selanjutnya. Tian maju dengan berbangga hati. Saat dia melewati bangku teman-temannya, dia sedikit berbisik. 'gue ngalahin kiki... So, siap-siap...'

“rizky maulana, 75” panggil pak hanny berikutnya.

"sila tiara... 88"

"daud...., 70" Pak hanny terus memanggil satu per satu, sampai seluruh anak mendapat lembar hasil ujiannya.

“alyssa saufika umari..." pak hanny memanggil nama lengkap ify. Ify maju untuk mengambil hasil ujiannya.

"...96..." ucap pak hanny kemudian, lalu dia tersenyum saat ify mengambil kertas ujiannya. 'good job' bisik pak hanny. Ify hanya tersenyum tipis. Di sisi lain, tampak sila dan via langsung memandang Tian penuh kemenangan. 'kena loe yan..' bisik via yang duduk di depan tian. Tian cuma garuk-garuk kepala, 'ah, sialan... Kok bisa kalah gue dapet ify, bakal remuk nih tulang gue hari ini nemenin mereka jalan-jalan seharian...'

"sabar aja ya yan... hehe...." ucap ify ke tian saat dia kembali ke bangkunya. Tian cuma mingkem, meratapi nasip yang bakal menimpanya beberapa jam kedepan.

“dan terakhir, Gabriel...” panggil pak hanny.

Iel bangkit dari kursinya dengan gugup. Ify yang baru saja duduk di bangkunya, juga tak kalah gugup. Matanya terus mengekor, memperhatikan iel yang maju mengambil kertas hasil ujiannya. Pak hanny menatap penuh iel. Sesaat pak hanny sempat memandang ify, lalu menggelengkan kepalanya sedikit. Melihat itu, saraf di kepala ify semakin menegang. Ify memejamkan matanya, sambil berdoa dengan harap-harap cemas, berharap keberuntungan berada di pihak mereka.

“gabriel mendapat nilai....."

------------------BERSAMBUNG (3am)----------------
0 komentar

Latahnya Acara TV

Mengejar trend atau latah?

Mungkin itu pertanyaan yang etpat buat di tujukan ke stasiun televisi di Indonesia. Bukan maksud menyinggung atau apa, cuma aku sebagai penonton sih ngerasanya gitu. Dikala sebuah stasiun tv bikin suatu acara, dan sukses, tak lama pasti acara sejenis juga menjamur di tv-tv lainnya. Walau iya sih, dengan alibi, menyesuaikan selera pasar. Tapi apa semua harus serentak mengejar trend yang sama?

Acara tv emang dari dulu, sering banget bikin acara latah-latahan gitu. Sebagai contoh aja. Aku ambil contoh beberapa waktu yang lalu, lagi marak-maraknya bikin acara reality show. Masalah cinta2an lah, jodoh-jodohan, ngasih duit, nyari orang hilang, sampe acara reality show yang menguak misteri gunung kidul! ._. eh, bukan ding, hehe... misteri yang pengen dikuak maksudnya, entah rahasi pacara, keluarga atau apapun. Dan waktu itu yang aku inget, hampir tiap sore, rata-rata tv isinya acara reality show semua. Trus ada lagi acara live musik yang menjamur. Kalo dulu acara tv kebanyakan sinetron, telenovela *jaman bahela bgt nih* dan berita, sekarang kayaknya acara musik lumayan mendominasi. Setidaknya tiap pagi-siang, gue nyetel tv lebih dari 3 stasiun bikin acara musik. Makin kesini lagi, kayaknya sekrang juga mulai menyebar trend kuis. Nah dulu2 tuh kayaknya banyak tuh kuis, trus trendnya ngilang kan. Nah sekrang yang aku liat mulai muncul lagi kuis-kuis yang jaman dulu itu. Kayak super family, who wants to be a millionaire, tak tik boom, super deal, dll. Dan latah munculin kuis yang sempet booming di jaman dulu ini, terjadi di beberapa stasiun tv.

Dan sekarang, trend baru juga nih, beberapa stasiun tv berlomba-lomba bikin acara pencarian bakat. Bukan pencarian bakat yang biasa, seperti mencari penyanyi tok, atau hanya kompetisi sulap doank, dll, tapi ini pencarian bakat segala bakat. Dan ada 3 stasiun tv yang bikin acara seperti ini.

Yang pertama IMB. Trans tv bisa dibilang sangat sukses dengan acara ini. Dan hari minggu tadi, IMB 1 udah mengeluarkan sang juaranya yaitu Klantink. Dan beberapa saaat lagi IMB 2 bakal kembali menggebrak Indonesia. Stasiun tv yang kedua adalah Indosiar dengan Got Talend. Ini masih setengah jalan acaranya. Tapi sayangnya, katanya sih ratingnya gak terlalu bagus. Apa karena kalah pamor dengan IMB? Mungkin. Tapi, sebenarnya katanya rencana GT lebih dulu daripada IMB sebenarnya, tapi IMB curi start duluan. Hal yang wajar? Wajar dalam bisinis. Siapa cepat dia dapat kan? Dan yang terakhir yang mengikuti jejak kelatahan bikin acara serupa adalah RCTI dengan acaranya yaitu Aksi Anak Bangsa. Acaranya masih dalam tahap audisi dan menyisihan *semoga pada bagus2, gak kalah sama Idola Cilik ya ini, aminn...* Tapi yang satu ini, aku pikir cukup cerdas. Walau latah, dia gak mau ngambil yang sangat serupa. Dia malah ngambil pasar yang berbeda, yaitu khusus untuk anak-anak. Strategi yang cukup cerdas menurutku. Karena apabila memaksakan mengambil hal yang sama, mungkin bukannya untung, tapi bisa jadi malah mengalami kerugiaan karena acaranya kalah bersaing.

Ngomongin pencarian bakat segala bakat, aku cukup seneng acara pencarian bakat dibikin kayak gini. Setidaknya kalo biasanya pencarian bakat itu cuma sekedar nyanyi, tapi ini segala bakat bisa unjuk gigi. Acara gini jadi bisa menunjukkan kalo Indonesia itu bakatnya emang segudang. Gak cuma yang punya bakat di bidang nyanyi yang biasanya sering di kompetisikan aja yang jadi terangkat, tapi juga bidang lainnya, seperti dance, tari tradisional, sulap, bermusik, dsb. Selain itu, kalo bikin yang khusus mungkin gak banyakkan peminatnya, tapi kalo dibikin masal gini (utk segala bakat gitu), yang sedikit itu bisa ikut tersaring. Contohnya aja kayak Berto di IMB. Dia kan ahli dibidang petik sasando. Kan yang seperti ini agak jarang, dan lewat pencariaan bakat khusus ukulele kan kayaknya gak mungkin. Nah, lewat acara pencarian bakat segala baka kayak gini, akhirnya yang seperti itu bisa ikut terjaring.

Kembali ke topic semula. Latah. Dalam usaha mungkin masih bisa dibilang wajar. Aku memang bukan orang yang mengerti tentang bisnis, tapi menurutku itu sah-sah aja. Ide kita ditiru, ya mau bagaimana lagi. Disinilah sebenarnya ujiannya. Disini mungkin bukan hanya masalah ide awal, tapi juga bagaimana kita bisa bersaing, menunjukkan nilai plus kita. Kita aja dalam bisnis usaha, misalnya jualan pisang goreng kremes, mungkin pada awalnya belum banyak yang bikin usaha seperti itu. Tapi ketika ada seseorang yang memulai usaha itu, dan dilihat laris, pasti akan banyak yang mengekornya. Dan mungkin disinilah tantangan dari bisnis itu sebenarnya terjadi. Disini kreatifitas akan teruji. Begitu pula untuk acara-acara yang aku sebut pada latah berjamaah diatas, hehe.... Sebagai penonton, aku sih menikmati semuanya. Tapi semoga masing-masing tv bisa mengemas acaranya dengan baik dan super kreatif, sehingga kita sebagai penonton ya gak bosen aja. Walau kita nonton acara sejenis dan setipe, aku berharap kita masih bisa mendapat sajiaan yang berbeda dan menarik dari tiap sajian sehingga tontonan tak terlihat monoton seperti itu-itu aja. Isi boleh sama, tapi kemasan dan cita rasa masa harus sama juga? Biar resep sama, kan bahan dan yang ngaduk adonan beda ._. *mulai ngaco* Oke, dari pada tulisan aku mulai ngelantur kemana2, mending sebaiknya saya akhiri sampai disini saja. Tunjukan kreatifitasmu. Pokoknya, maju terus pertelevisian Indonesia (3am).

2 komentar

Senyumnya yang Kan Terus Dikenang

Aku tidak berlari...

Tapi kaki ku gemetar tetap memaksa tuk berdiri..

Tak sempat ku pandangi wajah damaimu tuk terakhir kalinya...

.

Ku tidak menangis...

Namun hati ini perih..

Ketika sadar hari itu adalah hari terakhir aku melihat senyum mu...

.

Waktu yang telah pertemukan kita...

Waktu jua yang merangkaikan kisah indah diantara kita..

kini...waktu tlah memisahkan kita..

.

Sungguh ku tak menyesali takdir ini..

Karena kelak waktu juga yang akan mempertemukan kita kembali dalam kebaikan yang abadi..

Sungguh aku tak sedang menangisi kepergian mu..

Tapi biarlah air mata ini mengalir di kedua mataku

sebagai ucapan slamat jalan untuk mu sahabat..

Namamu akan terukir indah di hati ku..

(Vera Sylvia)

---------------------------------------------------

Kutulis catatan ini dengan lisan yg tak pernah putus mengucap sejuta doa untukmu.

Pernah kita sama-sama susah, berbagi duka dan bahagia. Akupun tahu betapa berat hidup yang harus kau jalani. Tapi kala mengingatmu di sela duka ini, ada senyum kebahagiaan dariku, manakala aku tahu betapa hebatnya dirimu.

Kau yang penuh semagat dan dengan senyum kebahagiaan yang selalu terpancar dari wajah manismu. Kau begitu ramah, begitu santun, begitu anggun, begitu manis, begitu baik, begitu........begitu banyak kebaikan darimu.

Tak pernah sedikitpun kau marah saat aku mengusilimu, memanggilmu dengan sebutan seenaknya, ataupun ketika janjiku padamu tak kupenuhi. Kau hanya tersenyum dan berkata, "iya,kd papa,Sa."

Tapi kini... takkan kulihat lagi senyum manismu, takkan pernah ada lagi semangatmu, takkan ada lagi yang bisa kupanggil................... "N U L U Y"

Andai waktu bisa kuhentikan, andai aku punya pilihan, aku ingin kembali kemasa-masa itu. Dimana aku tetap dapat melihat lesung pipimu, mendengarkan kisahmu, berboncengan denganmu, andai aku bisa.. Tapi, sekedar kata maaf saja tak sempat aku mengucapnya.

Saudariku...aku tidak tahu dimana kau sekarang, tapi aku yakin kau berada di salah satu tempat terindah di dunia ini.

Maafkan aku, jika selama ini pernah menyakitimu.

Tenanglah disana, bahagialah dalam damaimu.

Kami semua menyayangimu...

(Meirisa Fahlevi)

------------------------------------------------------

Saudariku.............

Masih ku ingat, senyum manismu yang tulus dari lesung pipit pipimu..........

Saudariku..............

Masih ku ingat, gerak langkah anggun dalam rona keramahanmu menyapa pada semua..........

Saudariku.............

Masih ku ingat, suara merdu dan keindahan lantunan ayat Al-qur’an yang kau baca diacara seminar ALKS kita.......

Saudariku............

Aku tak menyangka, secepat inikah kau pergi??......secepat inikah kau hilang dari pandangan......????

Siang itu.........., disiang jum’at kelabu itu, diruang lab alks tercinta.......

Disanalah .... kulihat sosok perempuan manis, cantik dan anggun duduk disampingku, dia memakai kerudung dan jilbab orange.......!!! ^_^

Aku tak menyangka hari itu menjadi hari terakhir pertemuan indah kita.....

(Itulah saat terakhirku, melihat kamu jatur air mataku, menangis pilu hanya mampu ucapkan ............. selamat jalan kawannnnnnnnnn.........)

Masih kuingat... kata-kata terakhir yang kau ucapkan dari mulutmu, ketika ku tanya..” ukhti gimana kabar kesehatanya???

“ alhamdulillah makin membaik" kau menjawab

Kupandang wajahnya, sambil kurasa dalam diri,,kenapa hati ini ragu ya dengan jawabannya???? Dalam hati... ah, kupikir jawaban dia tak seperti yang kulihat keaadannya, sungguh dia benar2 perempuan luar biasa, siang-siang panas ini, masih tetap mau datang kekampus menuntut ilmu, padahal lagi sakit dan rumahpun jauh dari kampuz...!!!

Rona ketegaran terliaht diwajanya...

KETEGARAN DAN KESABARAN.........

Kata itulah yang pantas disandang oleh dia, saudariku yang penuh semangat berjuang melawan penyakit dan menjalani hari-hari remaja disisa kehidupannya.

Hari ini aku tersadar lagi,,,,,,,ini adalah peringatan bagiku dan bagi orang-orang yang masih hidup....

Demi Masa........

Bahwa sesungguhnya, kematian adalah misteri ilahi.... lambat laun kita semua pasti akan kembali kepada Dzat yang Menciptakan.... dan kita akan meninggakan dunia beserta isnya ini menuju rumah yang baru diakhirat sana.........

Terima kasih saudariku atas kebersamaannya........

Terimakasih saudariku.......atas pelajaran berharga dari semangat hidupmu yang luar biasa.....

Aku yakin,,, Allah sudah menciptakan tempat terindah untukmu diakhirat sana......

Dan kita pasti akan berkumpul kembali dalam kebaikan dan rahmatNya...........amiiin

Selamat jalan teman.........., selamat jalan saudariku..........

Aku dan teman-teman yang lain tak akan pernah melupakan kebaikanmu...

MISS YOU ALWAYS COZ ALLAH........!!!

(Fathul Jannah)

------------------------------------------------

Ya Allah, hamba tahu Engkau lebih menyayangi Nur, karnanya himpunlah Nur dalam golongan orang-orang yg Engkau ridhoi.Amin....

Sahabatku, tak banyak kebersamaan kita, tapi begitu banyak kenangan yang tertinggal di hati kami yang mnyayangimu.... Nur, kami relakan kepergianmu dan kami harap kau juga merelakan semua yg kau tinggalkan, kami sangat menyayangimu,kami lepas kau dengan senyum ikhlas, hanya untukmu sahabatku, karena kami tau kau pun tersenyum melihat kami tersenyum untukmu ^_^‌

(fitria)
------------------------------------------

Tulisan-tulisan diatas, yang aku ambil dari Facebook teman-teman adalah sebagian ungkapan hati dan kalimat perpisahan kami untuk teman kami, sahabat kami, dan saudara kami yang baru saja di panggil sang Kuasa. Keluarga Besar ALKS Poliban angkatan 2007 berduka, kami baru saja kehilangan salah satu bagian dari bagian kami. Apalagi bagi kami yang berasal dari kelas pagi. Sudah lebih dari 3 tahun kami bersama, dengan personil kelas 30 orang dari awal pelajaran semester 1 dulu. Tapi kini, kami mulai saat ini hanya akan berjalan melanjutkan perjuangan dengan 29 orang.

Tetapi, walau dia tlah meninggalkan kami, tapi dia tak kan pernah benar-benar meninggalkan hati kami semua. Senyumnya akan terus menyinari hati kami, dan menggoreskan warna indahnya di pelangi kehidupan kami. Segala kenangan indah dan kebaikannya akan tetap terekam indah di benak kami semua yang pernah mengenal sosoknya.

Mungkin satu hal yang aku ingat jelas darinya. Semangatnya yang tinggi dalam memperjuangkan apa yang ia cita-citakan. Pernahkan terlintas, bagaimana seorang jika telah di vonis hanya memiliki waktu beberapa bulan, tapi masih semangat berjuang menggapai cita-citanya? Itulah yang aku rasakan dari sosoknya. Bahkan dikala ia sakit, dia tetap semangat untuk kuliah. Tak ada sedikit pun ia menunjukkan bahwa dirinya lemah dan tak sanggup melewati penyakitnya itu. Dia tetap tersenyum, tetap ceria.

Aku masih ingat, dia punya mimpi yang tinggi, apalagi tentang masalah sekolahnya. Aku masih ingat sering kali ia meminta aku ke rumahnya untuk belajar bersama. Aku bisa liat semangat dia yg begitu kuat dari matanya. Bahkan aku masih ingat waktu sekitar 2 minggu yg lalu kami mengerjakan tugas di rumahnya, dia terlihat sangat sehat dan bersemangat. Dia bahkan bercerita tentang penyakit dan obat-obatnya dengan begitu ceria, seakan-akan itu bukan lah sebuah beban bagi dia. Dan Mungkin sekarang kami masih tak bisa percaya, bahwa ia telah meninggalkan kita untuk selama-lamanya. Aku masih ingat saat terakhir kami bertemu dengannya beberapa hari yang lalu di kampus, di sore jum'at yang kelabu. Kami masih bisa bercanda-canda, merangkul hangat dan tersenyum ceria. Aku masih ingat di hari-hari terakhirnya dia begitu terlihat sehat sesungguhnya. Bahkan, aku dan dia tlah berencana mengajukan surat magang bersama untuk semester akhir kami tahun depan. Itulah hal aku dan dia bicarakan di saat terakhir itu, disaat perjalan kami berdua dari lap ALKS menuju tempat parkir kampus. Begitu juga dengan Tugas Akhirnya. Dia sebelumnya banyak bercerita denganku masalah hal ini di hari-hari terakhirnya. Juga tentang keinginannya untuk melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi. Sungguh sebuah semangat belajar yang tak pernah padam darinya.

Tapi kini, impian itu sudah terkubur hilang karena ajal yang tlah menjemputnya lebih cepat. Tapi kami akan terus berjuang, melanjutkan apa yang kami cita-cita kan bersama. Semangat dan senyummu tak kan pernah padam dari hati kami semua. Semoga Allah memberkahinya, menerima amal kebajikannya, dan mengampuni dosa-dosanya. Selamat Jalan Teman. Doa kami kan terus menyertai mu. We always love you forever... (3am)

In Memorial: Nurul Afrida (13/04/1990 - 19/10/2010)

0 komentar

FIKSI - PROMISE Part 25: Kebajikan Berbuah Manis

Lanjutan dari PROMISE Part 24: Exam Times. Baca juga Promise Part 1: Awal untuk mengetahui asal mula cerita fiksi ini diawali dan mulai terbentuk.

NB: Cerita ini hanyalah cerita fiksi belaka (fanfict). Bila ada kesamaan tokoh, kejadian, tempat dsb, itu hanyalah sebuah kebetulan belaka. Segala hal yg tertulis di cerita ini hanyalah hayalan dan imajinasi penulis belaka, bukan suatu hal yg terjadi sebenarnya. So, jangan pernah menganggap cerita ini serius, apalagi terhadap anak2 IC yg aku pakai namanya di dalam cerita fiksi ini. Thx dan selamat membaca... :)

ENJOY!!!

PROMISE - Part 25: Kebajikan yang Berbuah Manis

---------------------misst3ri----------------------

Matahari bersinar begitu kuat siang itu. Dan, pasti tak banyak orang yang mau jalan-jalan di tengah hari yang menyengat itu. tapi, sepertinya tidak dengan anak laki-laki itu. Dia dengan santainya berjalan sendirian di pingir jalan itu, seakan tak memperdulikan panas terik itu. Mungkin bukannya dia tak peduli, tapi mungkin lebih disebabkan kegelisahannya yang bisa tergambar dari tampang dan tingkahnya itu sehingga dia tak begitu sadar dan peduli akan keadaan sekitarnya. Bahkan, saking gelisahnya, dia sampai tak begitu memperhatikan jalannya lagi, sehingga saat di sebuah pertigaan, dia hampir saja terseerempet sebuah mobil. Tiin...tiinnnn.. klapson mobil itu.

"hei!! jalan liat-liat donk, jangan ngelamun!" teriak bapak-bapak yang mengendarai mobil itu ketika melewati anak itu. Anak itu yang sudah tersadar, jadi ikut ngomel-ngomel juga.

"eh tu bapak ngomel-ngomel, mentang-mentang situ bawa mobil, gue jalan kaki! ngomel-ngomel seanaknya! Dasar!" omel anak itu. Lalu dia melanjutkan perjalanannya, dengan kembali ke metode awal. Pake ngelamun!

"aduhh... gimana ya?" gerutu anak itu sambil ngacak-ngacak rambut jabriknya itu. darirr.. HPnya bergetar, menandakan ada SMS masuk.

=================

From: Nyokap_cantik

Sion, Mama mau pergi arisan, kunci rumah di tetangga.. Cepet pulang...

=================

"ini juga mau pulang kali ma..." lirihnya sambil masukin HPnya dalam saku bajunya.

Yap, anak itu sion. Kali ini dia pulang jalan kaki, ga kaya biasa, nebeng riko. Tapi berhubung si riko udah dihasut sama si cakka buat nyuekin dia, sion dengan berat hati harus pulang sendiri. Tapi saat itu, sepulang sekolah, bukannya langsung pulang, tapi sion malah jalan kaki keluyuran ga karuan. Bukannya malas pulang cepet atau kehabisan ongkos jadi jalan kaki seperti itu, tapi dia kelewat banyak pikiran aja, sampai ga sadar dia jalan terus, padahal dia mau menuju halte dan pulang pake bis kota.

"si cakka bikin gue pusing nih... Kan ga enak di cuekin gini, mana bawa-bawa iel sama riko lagi nyuekin gue! gue kan jadi ga bisa ngibul bareng lagi, ga bisa nebeng pulang lagi, ga bisa minta traktir lagi, ga bisa ngutang, ga bisa NYONTEK kaya tadi! Apes banget gue!" omel sion pada dirinya sendiri. Dia terus ngomel-ngomel sendiri, sampai-sampai dia sendiri ga nyadar kalau dia sudah jalan jauh banget. Dan saat dia tersadar akan itu...

"lah?? Udah nyampe mana nih gue?" kata sion saat sudah tersadar. Dia langsung celinguk-celinguk, dan ketika dia sudah menyadari posisi dia sekarang dimana, dia langsung menepuk jidatnya.

"ya ampun..!! kenapa gue jadi jalan ke arah sini? Ini sih berlawanan arah sama rumah gue! Bego banget sih loe yon!!" omel sion, sambil segera putar balik. 'Ah, gara-gara mikirin ginian nih, jadi error berat otak gue!' Omel sion dalam hati. Lalu dia bergegas mencari halte bis untuk menunggu bis yang akan membawanya pulang. Sampailah dia di halte bis itu. Agak sepi juga halte siang hari seperti itu. Cuma ada seorang ibu-ibu dan beberapa pedagang asongan disana. Sion duduk di halte itu, di samping ibu-ibu itu.

"nunggu bis juga dek?" tanya ibu-ibu itu.

"eh, iya bu..." jawab sion sesopannya. 'Ya iyalah bu, masa nunggu pesawat?' Benak sion.

"bis nomer berapa?" tanya ibu itu lagi

"123 bu... Jurusan tanah engkong" jawab sion lagi. (asal banget nih yang nulis bikin jurusan)

"wah, kalau gitu sama ya dengan ibu, sejurusan..."

"iya bu... Eh, kenapa bu? Sakit perut?" tanya sion ke ibu-ibu itu karena melihat ibu-ibu itu dari tadi agak sedikit meringis sambil memegangi perutnya.

"iya dek, ga tau, tiba-tiba sakit... Udah sering sih akhir-akhir ini.." jawab ibu-ibu itu. tapi sesaat kemudian ibu-ibu itu kembali tenang, tak terlalu meringis lagi.

"de, sekolah di SMP Bakti Setia ya?" tanya ibu-ibu itu lagi ketika melihat lambang seragam sion. 'ah, banyak nanya nih ibu-ibu..' Benak sion.

"eh, iya bu..." jawab sion dengan senyum agak dipaksakan.

"oh.. Berarti ken.. Aww..!!" tiba-tiba ibu-ibu itu mengerang kesakitan yang luar biasa, sambil memegangi perutnya. Sion agak ikut panik juga liatnya.

"bu.. Bu... Gak papa kan?" tanya sion agak khawatir. Tapi, belum sempat ibu-ibu itu ngejawab, tiba-tiba ibu-ibu itu pingsan tak sadarkan diri.

"eh copot tuh kepala!" sion latah gara-gara ibu-ibu itu tiba-tiba jatuh tepat di pangkuan dia.

"Ya ampun!! Ibu..!! Sadar bu!!" sion berusaha menyadarkan si ibu-ibu itu. Sion agak panik saat itu. Bingung menghadapi situasi itu sendiri karena di halte yang sepi itu, sekarang cuma ada dia sama ibu-ibu itu, plus seorang pedagang asongan.

"pak tolongin nih!" pinta sion pada pedagang asongan itu. Pedagang asongan itupun langsung bantuin sion nolong ibu-ibu itu. Kebetulan ada taksi yang lewat, dan tanpa pikir panjang sion nyetop taksi itu dan membawa ibu itu ke RS terdekat.

Sesampainya di RS, dibantu sion dan si supir taksi, ibu-ibu itu langsung dibawa perawat ke ICU untuk ditangani tim medis. setelah ibu-ibu itu masuk ke dalam ruang medis, tertinggallah sion sendiri disana, bingung sendiri. tapi, tak lama, ada seseorang yang menegurnya.

"dek..." tegur orang itu. Sion menoleh. sudah ada supir taksi yang dia tumpangi tadi berdiri di sampingnya.

"bayar uang taksinya belum..." tegur supir taksi. Sion menepok jidatnya.

"ya ampun pak! Lupa! Argo nya dijalanin terus pak?"

"ya iyalah... Masa ya iya donk.." sahut supir taksi itu

"yah.. Si bapak.. Tekor donk saya jadinya..."

"eh, nggak dik becanda, saya ga bakal setega itu kok, tadi sampai RS ini udah dimatiin.."

"jadi berapa pak?"

"25 ribu..."

"25 ribu?! Yah, sama aja donk pak judulnya... Mahal..." ratap sion.

"kalau ga mau mahal, jangan naik taksi donk... Naik angkot aja, jauh dekat sama, hehe..." sahut supir taksi itu.

Sion jadi garuk-garuk kepala, dia sebenarnya ga punya duit banyak, tapi bingung juga gimana mau ngelak. Lalu dengan berat hati, dia merogoh semua tempat dia nyimpen duitnya, mulai dari kantong celana, saku kemeja, kantong-kantong tas, dompet, sampai dalam kaos kaki.

"yah, pak uang saya cuma ada segini pak.." kata sion sambil menyerahkan seluruh uang kertas plus ga ketinggalan semua receh miliknya yang dapat dia temukan. Supir taksi itu menyambutnya dan mulai menghitungnya.

"yah, masih kurang nih dek, ini sih cuma 18.400 rupiah..." kata supir itu setelah menghitung uangnya.

"gimana lagi pak, saya juga kalau ga nolongin ibu-ibu itu, ga bakal naik taksi pak... Segitu aja ya pak, sekalian bapak ikut beramal juga..." rayu sion dengan muka agak memelas.

"ya udah deh, kasian bapak sama kamu.." sahut supir taksi itu ga tega liat wajah memelas sion.

"wah bapak baik banget.. Saya doain masuk surgadeh pak... tapi, yang ganjilannya, recehannya yang 3.400 itu, bisa dibalikin juga ga pak? Bapak baik deh... Hehe..." rayu sion.

"hah?! Masa minta dibalikin lagi? Ini juga udah kurang!! Dasar kamu ini, dikasih hati, malah minta daging..!" sewot supir taksi itu.

"jantung pak yang bener.." sahut sion cepet.

"saya maunya daging, lebih enak dimakan dari pada jantung..." jawab si supir asal, "Udah pokoknya, barang yang sudah di serahkan, ga bisa dikembalikan lagi!" lanjut supir taksi itu

"yah.., ntar saya pulang naik apaan pak, kalau ga punya ongkos lagi?" ratap sion

"jalan kaki dek, sehat, lumayan ngurangi polusi..." sahut supir taksi sambil berlalu dengan cueknya. Sion langsung manyun. 'Ah, shit.. apes banget gue hari ini!' Gerutu sion.

Sion lalu duduk menunggu sendiri di ruang tunggu itu. Lalu dia teringat, tas punya ibu-ibu yang sedari tadi dia gantung di bahunya. 'Buka ga, ya?' Sion bimbang mau buka tas milik ibu-ibu itu. 'Ah buka aja, biar tau identitas ni ibu-ibu, trus bisa menghubungi keluarganya, trus minta ganti rugi deh gue' benak sion yang sempat-sempatnya mikirin ganti rugi. ckckck... Di dalam tas ibu-ibu itu, dia ada menemukan sebuah HP dan dompet. dari KTP nya sion bisa tau nama ibu-ibu itu, Ira Handayani. Lalu sion mencoba membuka phone book nya. Dan ketemu disana sebuah nomer bernama 'home dikurnia'. 'dari namanya rada meragukan sih, home dikurnia, tapi cuma ini yang kira-kira ada hubungannya dengan rumah, coba telpon aja deh..' pikir sion dalam hati.

Lalu sion memencet nomer itu. Tutt... Telpon mulai nyambung.

Hallo...

Hallo.. Benar ini rumahnya ibu... Ira?

Benar, tapi ibunya sedang tidak ada mas..

Ohh, nggak mbak, saya cuma mau ngasih tau, ibu ira sekarang sedang ada di Rumah Sakit Kejora, tadi saya nemuin beliau jatuh pingsan di halte bis...

Apa?! jadi keadaan ibu gimana?

Saya juga ga tau, bu ira sedang di periksa dokter.. sekarang mbak kesini aja deh...

Baik.. Baik... Saya sekarang kesana.. Mas tunggu disana ya...

klek. Telpon ditutup. Dan tinggal lah sion, kembali dalam kesendiriannya di lorong sepi rumah sakit itu. tapi tak lama kemudian, keluarlah seorang dokter.

"adek, keluarga ibu-ibu yang didalam?" tanya dokter itu.

"oh, bukan dok, tapi saya yang bawa beliau kesini... tadi sudah saya hubungi keluarganya, sebentar lagi datang kesini... gimana keadaan itu ibu-ibu dok?" tanya sion.

"sekarang udah stabil keadaanya.. tadi saya sudah kasih obat penenang... Oh iya, tadi sebelum ibu-ibu itu pingsan, bagaimana keadaanya?" tanya dokter itu lagi.

"tadi, ibu-ibu itu sempat mengeluh sakit pada perutnya dok, setelah itu langsung pingsan.."

"oh, jadi begitu.. kalau benar diagnosa saya, kemungkinan ada permasalahan dengan orangan dalam ibu-ibu itu... Mungkin setelah pengecekan lebih lanjut bisa ketahuan penyebab utamanya... kalau begitu saya permisi dulu, kalau keluarganya datang, tolong hubungi suster jaga ya..."

"oh iya, dok... Ee.. Ibu itu udah bisa di jenguk belum dok?"

"ee.. Bisa... tapi sebaiknya jangan terlalu diusik dulu, biarkan ibu itu istirahat dulu ya..." jawab dokter itu.

"oh iya dok.. Makasih dok..." sahut sion. Dokter itu mengangguk sopan lalu pergi berlalu. Sion lalu hanya duduk, menunggu keluarga ibu-ibu itu di ruang tunggu ICU itu.

------------------ misst3ri -----------------

Di tempat lain, cakka saat itu sedang menjenguk dava lagi. Kali ini bareng dayat, dan irsyad. Sesampainnya disana, ternyata ada patton juga. Dava yang ditemani ibu dan kakaknya, olin, sudah tampak lebih sehat dan segar sekarang.

"dav, gimana keadaannya?" tanya cakka.

"baik kok kak..." jawab dava.

"cepet sembuh dav, biar kita bisa main-main lagi kaya dulu..." hibur irsyad.

"iya kak... tapi.. dava jadi ga bisa ikut ngamen kaya dulu lagi deh..." sahut dava. "siapa bilang ga bisa?" tanya dayat.

"gimana kalau ada kantib lagi? Dava kan ga mungkin lari kaya dulu, sekarang sih dava di balapin sama kura-kura juga, cepetan kura-kura kali... Hehe.." sahut dava agak bercanda.

"dasar kamu..!"

"ntar patton sama cakka deh, yang gendong kalau ada kantib lagi... Haha..." canda irsyad juga.

"yah.. Ga enak di kita donk coy!" sahut patton. yang lain ikut ketawa.

"ah, nggak deh, dava ga mau ngerepotin kakak-kakak semua... Dava mau mandiri... Dava mau bantuin ibu jual pisang goreng aja deh, keliling pasar, kalau perlu keliling kota... Boleh kan bu?"

"boleh..." sahut ibu dava. Obrolan ringan lainnya pun terus bergulir.

"eh, gue pulang duluan sekarang ya..." kata irsyad setelah beberapa wktu berlalu.

"yah kok cuma bentaran loe syad.." kata olin

"ga tau loe pada, kalau tiap hari senin gini, irsyad sih kegiatannya ngecengin cewe-cewe yang main basket di sekolah..." kata dayat.

"ohh.. mau ngecengin ag..hmffm.." sahut cakka tapi langsung di bekem sama irsyad. "sttt.. Diem deh, ga liat ada ember bocor disini, bisa abis gue diledekin" bisik irsyad ke cakka sambil ngelirik patton. Cakka cuma ketawa.

"eh, gue juga deh, pulang duluan sama-sama irsyad.. kasian zahra sama oik berdua aja ngurusin sanggar..." kata dayat ikut pamit pulang.

"ya udah kalau gitu.. hati-hati di jalan ya..."

"iya.. Kita pulang duluan ya..." kata irsyad dan dayat pamit, lalu keluar kamar.

"Eh dav, kita jalan-jalan ke taman yuk..." ajak cakka.

"boleh kak..." sahut dava. Lalu dava pun pergi ke taman RS itu di temani cakka dan patton.

--------------misst3ri------------------

Tampak banyak langkah-langkah yang tergesak menyusuri lorong itu. Lalu orang-orang itu berhenti di depan ruang ICU itu, tempat sion menunggu ibu-ibu yang pingsan tadi. Sion yang sebelumnya duduk menunduk, menoleh karena mendengar orang-orang datang ke arahnya. tapi, dia tampak kaget ketika tau siapa yang sudah ada disana. orang-orang itu pun tampak tak kalah kaget dengan sion.

"sion? Ngapain loe disini?" tanya orang itu.

"debo? Obiet? Kalian juga ngapain disini?" sahut sion juga. Yap, orang-orang itu adalah debo, obiet dan seorang mbak-mbak muda.

"kita mau nemuin bu panti kita, katanya tadi di bawa ke RS ini" jawab obiet.

"bu ira?" tanya sion enteng.

"iya.. kok loe tau?" sahut debo

"gue yang bawa ibu panti loe kesini..." jawab sion.

"adek, yang telpon saya tadi?" tanya mbak-mbak itu. Dia juga pengurus panti, sama seperti bu ira.

"iya mbak... Eee.. tadi kata dokter, kalau keluarganya datang di minta menguhubungi suster jaganya" terang sion. Lalu sion mendatangi suster jaga disana.

"suster... Ini keluarga pasien yang didalam..." kata sion kepada suster yang jaga disana. Lalu mbak-mbak dari panti tadi segera mendatangi suster itu untuk mengurus segalanya. Lalu debo dan obiet bergegas melihat keadaan ibu panti mereka ke dalam. Sion mengikuti dari belakang. Sesaat debo dan obiet tampak memperhatikan ibu panti mereka.

"ibu panti kalian pasti baik-baik aja kok.. Kata dokter beliau jangan terlalu diganggu dulu... jadi, sekarang lebih baik biarin beliau istirahat dulu ya.. " kata sion pelan kepada obiet dan debo. Debo dan obiet mengangguk mengerti, lalu mereka keluar ruangan itu, dan duduk-duduk di luar, di ruang tunggu ICU itu.

"kok bunda bisa pingsan? emang tadi saat loe nemuin, gimana keadaan bunda?" tanya obiet membuka pembicaraan. Wajahnya masih menunjukan kekhawatiran. Lalu sion menceritakan segalanya, mulai dia ketemu dengan ibu panti, ibu panti pingsan, sampai perkiraan dokter yang di ceritakan dokter tadi.

"semoga ibu panti kalian ga kenapa-kenapa ya biet, de..." kata sion diakhir cerita dia. Obiet dan debo menggaguk.

"thx banget ya yon, loe udah mau segera bawa bunda ke RS, kalau nggak, mungkin udah terjadi yang nggak-nggak sama bunda..."

"iya yon, Makasih banget ya..." kata obiet juga.

"yap, sama-sama... Mana mungkin juga kan gue ga nolongin, wong ibu panti kalian jatohnya pas niban gue... hehe..." sahut sion agak sedikit bercanda agar debo dan obiet bisa lebih ceria. Obiet dan debo tersenyum simpul. Lalu diam, tak berbicara apa-apa lagi. Tiba-tiba sion jadi teringat janjinya dengan cakka.

"ee... De...biet.. gue mau ngomong sesuatu ke kalian..." kata sion memecah kebisuan itu. Debo dan obiet menatap bingung sion.

"gue mau minta maaf ke loe semua... sori gue suka ngejek loe semua selama ini, loe mau kan maafin gue?" kata sion lagi. Cukup lama debo dan obiet memandang sion. Lalu mereka saling pandang, lalu sama-sama memandang tajam sion.

"nggak..." jawab debo.

"hah?!" sion kaget, lalu menunduk kecewa. Debo dan obiet saling pandang lagi, lalu tersenyum.

"yap, enggak... karena... emang ga ada yang perlu dimaafin lagi... Kita tau, loe cuma becanda kok... Dan gue udah ikhlas dan maafin loe semua dari dulu kok..." lanjut debo lagi sambil tersenyum.

"thx ya de.. Biet..." ucap sion tulus.

"anggap aja ini tanda rasa terima kasih gue ke loe, mau nolongin bunda kita... karena, kita ga tau mau gimana mau berterima kasih ke loe yon..." kata obiet juga.

"kita utang balas budi ke loe yon..." kata debo juga. Sion membalas senyum tulus debo dan obiet.

"ga ada yang perlu di balas kok..." sahut sion. tapi sesaat dia terhenti dan berfikir. Lalu dia melanjutkan ucapannya.

"eh, tapi.... kalau kalian mau balas budi ke gue... Boleh juga sih.. hihi..." kata sion selanjutnya sambil agak nyengir. Debo dan obiet memandang sion heran.

"maksudnya?" tanya debo.

"ee... kalau boleh... gue minjem duit donk... gue ga punya ongkos lagi nih buat pulang, abis duit gue gara-gara bawa ibu panti loe ke RS pake taksi... Bisa jontor kaki gue kalau gue pulang jalan kaki.. hehe..." kata sion dengan tampang lucunya. Debo dan obiet yang denger jadi ikutan ketawa.

"hehe... buat loe, kita kasih deh... Gopek cukup kan? hehe..." kata debo yang masih saja terkekeh.

"ya cukup-cukup aja sih, tapi cuma dikasih tempat duduk di knalpot doank ntar sama supir bisnya, hehe..." sahut sion kemudian yang disambut gelak tawa obiet dan debo.

------------------misst3ri------------------

Setelah puas bersantai-santai di taman, dan hari sudah mulai sore, cakka memutuskan untuk pulang. Dan, saat cakka dan patton mengantar dava untuk kembali keruangannya, dia di panggil seseorang.

"hei cakka..!" tegur orang itu. Cakka menoleh, lalu tersenyum ramah saat tau siapa yang menegurnya.

"hei biet, debo.., kalian ngapain disini? Siapa yang sakit?" tanya cakka agak kaget bertemu obiet dan debo. Cakka dkk bergegas menjumpai debo dan obiet.

"ibu panti... tadi tiba-tiba pingsan di jalan, dan " jawab obiet. Dan dari belakang, muncullah sion yang lagi nyengir.

"sion? Loe kok..??" cakka lebih kaget lagi plus bingung dengan keberadaan sion yang sangat tak dia sangka-angka. Melihat kebingungan cakka, debo mencoba menjelaskan. "sion yang nemuin dan bawa bunda ke RS..." jelas debo sambil ngerangkul sion. Sion tersenyum penuh makna ke cakka. Cakka tampak sedikit terperangah, tapi tak lama kemudian, dia menarik sion agak menjauh dari obiet dan debo.

"udah baikan loe?" bisik cakka ke sion.

"seperti yang loe liat.." jawab sion dengan senyum penuh kemenangan. Senyum cakka langsung mengembang.

"nah, gini donk yon... Loe boleh ngutang lagi deh kalau kaya gini.. Hehe..." bisik cakka lagi. Lalu mereka kembali ke debo dan obiet yang sedang asyik ngobrol dengan patton.

"eh, keadaan ibu panti kalian gak papa kan?" tanya cakka

"ya belum tau juga sih, masih nunggu hasil pemeriksaan selanjutnya. tapi tadi kayanya udah gak papa, beliau sedang istirahat" jawab obiet.

"ohh.. Syukur deh kalau gitu.." sahut cakka. tapi, tak lama kemudian, cakka tampak bingung dan celingukan.

"eh, dava mana ya?" tanya cakka. karena keasyikan ngobrol, mereka jadi tidak sadar kalau dava sudah tak berada di sekitar mereka. mereka semua pun lalu berpencar mencari dava.

"dava..!!" panggil cakka.

setelah dicari-cari, akhirnya cakka menemukan dava yang sedang terdiam di depan sebuah kamar, menatap ke dalam kamar yang pintunya agak terbuka itu.

"dav, ngapain kamu dsn? Kita cari-cari juga..." tegur cakka. Dava tak menjawab. Matanya tampak fokus melihat ke dalam kamar itu. Di dalam sana tampak seorang pria sedang belajar berjalan menggunakan sesuatu yang di pasang di kakinya. Cakka tampak ikut terpaku pada pandangan yang sedang mereka lihat sekarang. Cukup lama mereka berdua terdiam menonton pemandangan itu.

"yang dipake orang itu apa kak?" tanya dava pelan.

"kaki palsu.."

"kalau pake itu bisa jalan lagi kak?"

"ee... Pasti bisa, asal terus dilatih..."

"tapi pasti mahal ya kak..." lirih dava. Cakka agak tersentak mendengar perkataan dava itu.

"dav.. kamu juga.. Pengen?" tanya cakka hati-hati. Dava tiba-tiba sadar dari lamunannya, lalu menggeleng. Dia menggerakan kursi rodanya menjauhi ruangan itu. Cakka mengikutinya.

"nggak kok kak, dava tau keadaan keluarga dava kok. Dava pake tongkat aja, sekalian biar dava kemana-mana bawa senjata. Kan kalau ada penjahat, tinggal di jedukin pake tongkat kak, hehe..." sahut dava dengan nada sedikit bercanda. Cakka yang mendengar itu hanya tersenyum kecut. Lalu tanpa berkata apa-apa lagi, dia mendorong kursi roda dava itu dan mengantarnya ke ruangannya.

------------------- BERSAMBUNG (3am)------------------

0 komentar

Kenapa nge-Tweet?

Eh tweet gua udah 50.505 lho…

Open Followed, tapi #JFB ya :)

Arghh, Damn! -_-" ada 9 orang yg unfoll gue..

Apa anda sering liat kata-kata diatas? Haha…. Yang pengguna twitter pasti udah familiar sama kata-kata diatas. Yak, kali ini aku mau sedikit nulis tentang tingkah pengguna twitter. Hal gak penting? rada sih, hehe... tapi, dr pd gak ngepost apa2, *alasan klasik* haha....

Aku udah sekitar 1 tahunan lah bikin akun di twitter, walau baru setengah tahunan sih aktifnya, hehe…. Dulu gak ngerti euy, temen kuliah jg hampir gak ada yg main twitter, jadi rada males main disana. Tapi akhirnya mau balajar dan bereksis ria disana, tujuan awal sih buat interaksi sama member-member ICL, secara aku ada proyek iseng di ICL. Tapi lama-kelamaan jadi keasyikan dan ngenal banyak orang baru disana. Jujur, dari followers dan friends aku, 90% itu orang-orang yang hanya kenal lewat dunia maya, hahaha…. Tapi senenglah bisa kenal banyak orang baru dari daerah-daerah lain, apalagi pas bulan puasa kemaren, seru tuh, kalo daerah kita udah buka duluan, pada godain yang masih belom buka. Apalagi yang di daerah Sumatra, bedanya bisa sampai 1 jam lebih sama aku di Kalimantan ini, hehe….

Yak, balik lagi ke topic semula. Twitter sebenarnya kaya blog juga fungsinya, yaitu berbagi informasi. Cukup banyak akun-akun yang bagus dan bermanfaat di twitter. Ada akun yang setiap harinya nulis kata-kata pepatah, isi kandungan dari kitab suci, alqur'an atau info-info seperti berita, tips2 dan ilmu pengetahuan. Jadi kita yang follow akun-akun itu jadi bisa nambah wawasan juga. Bahkan untuk penyebaran info lewat jejaring social bisa lebih cepet dari tv lho. Apalagi di twitter, dalam hitungan detik, info itu bisa tersebar ke banyak orang karena banyak yang nge-Retweet. Selain itu, bisa juga jadi tempat promosi produk, atau hal yang lainnya. Tapi, layaknya sebah blog juga, pasti banyak juga penggunanya yang menggunakan sebagai tempat curhat. Nah, ini mayoritas isi tweet para pengguna twitter.

Dari pengamatan selama setahunan aktif di twitter, mungkin bisa aku simpulkan, kebanyakan pengguna twitter itu menggunakannya untuk ngobrol, curhat, dan yang paling banyak itu untuk bercuap-cuap ria alias nge-spam, hehehe…. Mungkin karena yang aku follow rata-rata anak-anak muda kali ya, hehe…. Yak, cukup banyak orang-orang yang curhat lewat twitter. Menuliskan sesuatu yang ada dihatinya. Kalau lagi kesel sama temen, ngetweet. Lagi berantem sama ortu, curhat lagi. Yah, mungkin itu sebagian perasaan yang gak bisa disalurkan dan disampaikan di dunia nyatanya. Bisa dibilang, dunia maya kadang kala dijadikan tempat pelarian seseorang dari dunia nyatanya. Banyak orang yang menjadi sosok berbeda di dunia maya. Seakan-akan mengeluarkan sisi pribadinya yang tak mampu dia ungkapkan di dunia nyata karena terkekang lingkungannya. Yah, gak bisa dipungkiri, itu emang ada. Termasuk aku? Haha… mungkin iya. Aku suka nulis banyak gini, mungkin dikira aslinya orangnya cerewet. Perlu anda ketahui, aku termasuk orang yang pendiam dan sangat tertutup di dunia nyata. Yah, well, dunia maya mungkin emg aku jadikan pencurahan itu. Lagipula menurut aku, kl di dunia maya gak banyak ngomong (nulis), gimana bisa bikin orang menyadari keberadaan kita? Kita perlu itu untuk bisa menyesuaikan diri, beriteraksi dan memberikan manfaat buat orang lain.

Selain buat ajang curhat, buat sebagian anak muda, twitter juga dijadikan ajang meng-eksiskan diri juga. Bisa dibilang, jika anda menemukan isi tweet kaya yang aku tulis di awal itu, kemungkinan besar si empu akun itu tujuan utamanya ngetweet adalah cari kepopuleran. Yang aku liat dari isi tweet yang berkeliaran di timeline (kl di FB disebut home), kayak udah di bentuk pikirannya, semakin banyak followers semakin eksis. Jadi kaya jadi berlomba-lomba banyak-banyakan followers. Padahal, bukan jumlah followers yang harusnya jadi patokan dasar untuk ngeliat tweet orang itu dihargai banyak orang apa nggak, tapi isi tweet serta manfaat apa yang bisa orang lain dapat dari tulisan kita di twitter. Kalo kata @jojoagoogoo (si Joshua suherman alias jojo di obok-obok, hihi…) di vlognya, followers akan bertambah dengan sendirinya jika kita terbiasa ngetweet yg bukan sampah atau dengan kata lain, jika tulisan kita menarik dan punya nilai plus, maka yang ngikutin akun kita akan ikut bertambah jg.

Yah, kl mau jujur aku sih kadang merhatiin dan ngarepin juga sih followers aku nambah juga. Kalo banyak yang ngikutin kita, berarti kan tulisan kita akan dilihat dan dibaca banyak orang juga. Tapi di lain sisi, bikin kita mikir juga, seberapa berharga dan penting tulisan kita untuk dibaca dan diikutin orang lain. Kalo isinya spam alias sampah semua, malu-maluin aja euy, hehe…. Makanya aku kadang mikir panjang juga kalo mau minta follback sama orang. Tapi kalau minim followers dan friend juga gak bakal asyik main di twitter, berasa ngomong di kuburan, sepi. Buat bisa berinteraksi dan tau banyak hal, kita juga perlu itu. apalagi yang sepaham dengan kita, atau satu hobbi atau satu komunitas, jadi bisa nyambung ngomongnya. Interaksi kita dengan para penjelajah dunia maya jadi lebih terfokus dan efisien juga.

Ngomongin berinteraksi dengan ‘orang dunia maya’, sebenarnya ngobrol lewat dunia maya enak-enak ribet. Mungkin buat sebagian orang, banyak yang merasa ‘lebih lepas’ kalau curhat di dunia maya. Mungkin karena factor gak ada yg kenal langsung sehingga kayaknya jadi bisa lebih bebas ngomongnya. Kalo sama orang yang kenal kan, takut ntar di bocorin atau di ledekin langsung di dunia nyata, dll. Tapi disisi lain, yang namanya dunia nyata, kadang kita menemui hal yang serba maya, termasuk sikap. Disini ribetnya kalo ngomong dengan orang di dunia maya. Yang namanya salah faham itu rawan banget. Mungkin kita nulis maksudnya cuma bercanda, tapi bisa dianggep serius. Apalagi kita gak bisa liat langsung ekspresi lawan bicara kita. Makanya kadang berbicara di dunia maya lewat tulisan sangat perlu kehati-hatian. Ya, dijaga etikanya lah... Walau kita bebas berpendapat, tapi kan pasti harus ada etika jg. Kan gak enak juga kan kalo orang sampai nanggepin kata-kata kita negative, padahal kita gak maksud seperti itu sebenarnya. Atau kata-kata kita sampe ganggu kenyaman orang, wah gak asik bgt tuh...

Yah, pada intinya, jejaring social kayak twitter atau kayak seniornya terdahulu seperti facebook atau friendster memudahkan kita untuk saling berbagi informasi. Jadi manfaatkanlah untuk saling berbagi informasi dan saling mengenal. Kalo masalah mau eksis, cari popularitas, dsb, itu masalah belakangan. Kalo mau eksis ya jadi artis donk, hehe… Mungkin segini aja kali ya posting aku kali ini, dari pada tambah ngaco, hehe…. Jangan lupa follow twitter aku di @tri3am.. *promosi, hehe….* Eh, tapi jangan deng, kasian ntar TLnya pada penuh tweet gaje dari saya, hehe…. Aku belom bisa ngindarin buat gak nulis tulisan gaje disana soalnya, kalo mau ngikutin, ikutin blog ini aja karena insyaallah, aku bakal terus berusaha nulis hal-hal bermanfaat disini. Tapi kalo tertarik berinteraksi dengan aku disana, silakan di mention. Akan aku terima dengan tangan terbuka. Wassalam (3am)

0 komentar