This awesome blogger theme comes under a Creative Commons license. They are free of charge to use as a theme for your blog and you can make changes to the templates to suit your needs.
RSS

FIKSI - PROMISE Part 4: Kata yang Terucap

lanjutan dr Promise part 3: Kegundahan Hati... baca jg PART 1: awal, utk tau asal mula cerita ini

PROMISE – Part 4: Kata yg Terucap

--------------------- --------------------

Keesokan harinya.

“IEL, jahat bgt sih loe kmrn lempar sepatu ify tinggi bgt” kata sivia pagi itu ketika Iel baru aja meletakan tasnya di mejanya. Saat itu kelas msh sepi. Anak2 lain blm byk yg datang. Bbrp anak yg sdh datang duduk2 diluar kelas. Hanya ada via dan iel disana.

“Sapa suruh ngelempar sepatu ke kepala gw?? Lagian knp jg elo yg sewot…” sahut Iel santai.

“dia kan sahabat gw, gw berhak dong marah sama loe!!” sahut via.

“So?? Sepatunya udah dapet kan??” kata iel dan dia bangkit berdiri, “dan skrg ga ada yg perlu dimasalahkan lg kan tuan putri sok kuasa??!” kata iel pelan tepat di muka via.

Iel menatap via tajam. Via balik menatap Iel. Via merasa hatinya berdesir ketika menatap mata iel. Blm pernah ia merasakan hal ini. Rasa apakah ini??? Iel pun berlalu pergi dg dingin meninggalkan Via yg diam terpaku disana. Dia sedang memikirkan sesuatu yg baru datang tiba2 dihatinya. Bukan rasa marah dan kesal yg td menyelimuti dirinya sebelumnya, tp sesuatu yg dia tak tau apa itu.

----------------------------------------------

Tettt…tettt… bel pulang sekolah berbunyi. Anak2 langsung membereskan peralatan sekolahnya dan berhamburan keluar kelas. Via memandang diam2 sesosok anak yg keluar kls sambil bercanda dg ke3 temannya. ‘Ah.. ngapain sih gw jd mikirin dia, ga penting bgt... mungkin perasaan itu bkn apa2’ batin via.

“woi!! Via, ngeliatin apaan lo?” kejut sila sambil melihat kearah pandangan via

“eh.. ga liat apa2 kok..”kata via yg langsung pura2 membereskan tasnya.

“via, ify, kalian jd kan nonton DVD di rmh aku???” Tanya sila

“eh, pd mau ngapain?? gw ga diajak???” Tanya septian yg tiba2 nongol.

“sapa suruh kemaren ngambek, trus pulang duluan??” kata sila

“ya, sorry deh.. kalian jg sih…”

“tian.., jgn mulai lg deh…” sahut via

“iya.. terserah deh.. jd gw diajak ga??”

“boleh… asal….” Kata sila menggantung

“asal apa sil??” Tanya tian penasaran

“asal loe mau bawain tas kita bertiga ke mobil aku”

“waduh… nggak..nggak.... berat bu..” protes tian

“ya udah kl ga mau…”

“ya udah deh, gw mau, tp dirumah loe banyak makanan kan. Energi gw pasti terkuras habis nih hbs ngangkat tas2 loe pada..”

“dasar loe, makanan aja dipikirin. Tenang, byk kok…” kata sila sambil ngasih tasnya ke tian. Via pun langsung gantungin tasnya leher tian

“tian baik bgt sih loe..” kata via dg tersenyum sambil nyubit pipi tembem tian.

“waduh, sakit tau.. ga usah pake nyubit segala dong…” omel tian sambil ngelus2 pipinya, “eh fy, sini tas loe..”

“ga usah deh. Ntar tas gw loe lempar ke pohon lg ky iel kemaren” kata ify dg nada bercanda

“ga bakal deh.. ga percaya amat sama temen.. tp kl ga mau jg gpp sih, rumayan mengurangi beban, hehe…” sahut tian

“ga usah, gw bisa bawa sendiri kok…” kata ify

“wah.. makasih fy, dr dulu loe emang temen gw yg paling pengertian..” kata tian seneng.

“tp gw mau ke toilet dulu nih bentar, kalian duluan aja ke mobil, ntar gw nyusul” kata ify lg

“ya udah kami tunggu ya…” kata sila

“eh, tian tolong bawain tas gw ya sekalian, hehehe…” kata ify

“ah, dasar loe fy, katanya ga mau, skrg minta bawain, ga jd deh gw bilang lo baik..” kata tian yg langsung manyun lg.

“ga kok, becanda, hehe…” kata ify lagi sambil lari ke toilet

“dasar loe fy”

“udah yok, kita nunggu ify di mobilku aja, kynya udah datang supir gw jemput” kata sila. mereka bertiga pun keluar menuju mobil sila yg udah parkir di depan sekolah.

---------------------------- -----------------

Di toilet. Ify sedang mencuci tangannya di wastafel. Tak lama kemudian keluar zahra dr wc dan langsung mencuci tangan disamping ify. Ketika zahra sadar klo yg disampingnya adalah ify, zahra melihat keadaan sekitar. Dia jd ingat akan satu hal.

“sendiri aja fy?” Tanya zahra. Ify cuma diam dan tdk memandang zahra.

“bisa ngomong bentar ga fy??” kata zahra lagi. Ify tetap diam, tp tidak jg menunjukan penolakan. Zahra pun menganggap diamnya ify itu tanda setuju.

“fy, kemaren kok loe pergi bgtu aja?? Dayat kan udah nolongin loe, sampai kaki dia luka. Loe ga mau berterima kasih sama org yg udah nolongin loe?? Yg udah ngambilin sepatu kesayangan loe itu??” papar zahra sopan. Dia tau, ngomong dg emosi ga akan bikin keadaan membaik. Ify berbalik menghadap zahra. Tp dia msh diam.

“gw ga maksa loe, cuman gw sebagai sahabatnya Dayat, pengen apa yg dilakukan teman gw dihargai. Dia sdh tulus ngelakuin itu. Apa dia ga layak buat dpt ucapan terima kasih? Walau itu cuma ucapan terima kasih, itu sdh sangat berharga.” Sambung zahra lg.

“jd loe mau gw berterima kasih sama Dayat??” kata ify datar

“klo loe msh punya hati nurani, gw minta loe ngucapin terima kasih ke Dayat dr hati loe yg paling tulus dan terdalam” jwb zahra. Ify terlihat berpikir sebentar.

“oke… gw mau Ngikutin permintaan loe…” kata ify

“benaran nih??? Wah, makasih fy klo loe mau” kata zahra gembira

“gw akan bawa Dayat ke Aula, loe tunggu aja kita disana. Oke??” sambung zahra

“oke.. tp, gw mau hal ini ga ada seorang pun yg tau selain kita bertiga. Apalagi sama temen2 gw. Setuju??” kata ify

“oke.. gw dan Dayat bisa jaga rahasia ini kok” jwb zahra

--------------------- ----------------------

ify pun kemudian pergi diam2 ke Aula. Seorang cowo yg sedang main basket di lapangan melihat ify yg masuk ke Aula.

“ngapain dia sendirian ke Aula??” Tanya cowo itu dlm hati. Kemudian dia melanjutkan permainan basketnya. Selang bbrp menit, zahra dan dayat terlihat berjalan dan memasuki Aula. Cowo td yg asalnya cuek, jd penasaran.

“ngapain ify sama Zahra dan Dayat di aula??” pikir cowo itu. Diapun akhirnya diam2 menyusup kedlm Aula melalui ruang musik. Aula tsb emg berhubungan dg ruang musik yg dipisahkan sebuah pintu. Stlh berhasil masuk diam2, Dia mengintip pertemuan rahasia itu. Di dlm terlihat ify, zahra dan Dayat saling berbicara disudut ruangan.

“Zahra, ngapain sih loe bawa gw kesini??” kata Dayat

“gw mau nepatin janji gw ke loe” kata zahra. “fy, nih Dayatnya” kata zahra. Dayat kaget ketika tau ada ify disana. Ify yg sdh sadar klo dayat sdh datang langsung mendekati Zahra dan Dayat. Tp entah knp ify ga ngucapin apa2.

“fy, ayo ngomong…” kata zahra

“ee.. anu.. hhmm” tiba2 ify merasa lidahnya kaku. Tp dia ga ingin kelihatan bego dihadapan mrk berdua. Dia lebih menyakinkan dirinya klo dia emg harus ngelakuin hal ini.

“ee.. gw.. ee gw udah janji mau ngomang ini ke zahra. Gw.. cuma mau ngucapin terima kasih ke loe. Makasih bgt udah nolongin gw kemaren. Klo ga ada loe, mungkin sepatu gw msh di atas pohon. Gw tulus kok ngucapin ini semua… dan maaf jg klo gw sama temen2 gw langsung ninggalin loe kemaren, padahal loe jatoh dan luka. Lo mau nerima ini kan??” kata ify panjang lebar susah payah dan kemudian dia ulurkan tangannya kpd dayat.

Zahra tersenyum mendengar ify akhirnya ngomong. Melihat kesungguhan dan ketulusan di nada ucapan ify, dayat pun tanpa ragu langsung menyambut uluran tangan ify dan menjabatnya erat.

“gw ga ngarepin loe ngomong gini ke gw sbnrnya, gw cukup surprise denger loe mau nemuin gw dan ngomong gini. Tp gw hargai dan terima ucapan loe td kok” Kata dayat. Ify dan dayat melepas tangan mrk. Ify tersenyum tipis dan mengambil tasnya.

“oke, krn urusan qt udah beres, gw mau pergi skrg. Takut temen2 gw curiga klo kelamaan disini” kata ify kemudian berjalan menuju pintu keluar. Sebelum membuka pintu ify berbalik.

“oh, ya. Jgn lupa janjinya buat ngerahasiain ini. Kalian janjikan?”

“tenang aja fy, kami janji kok” sahut zahra

ify pun membuka pintu tp ketika dia mau keluar, dayat tiba2 memanggil... “IFY!!”

ify pun menoleh, “knp lg??”

“Makasih ya buat kebesaran hati loe hari ini. Gw yakin kok, kalian semua punya hati yg baik. Smg loe ttp bisa trs bgni..” ucap Dayat

ify hanya diam mendengar itu semua, kmudian dia tersenyum simpul dan langsung pergi tanpa mengucapkan apa-apa.

“ra gmn caranya loe bisa bkn anak ky ify ngomong ky td??” lirih dayat msh ga percaya. Dayat msh menatap kosong ke arah pintu.

“gw cuma coba ngomong dr hati kehati kok, selebihnya Tuhan yg bantu cairin hatinya.”

“btw, klo tu anak senyum ky td, manis jg. Ga ky biasanya gtu yg dingin, jd angkuh, sombong gitu kesannya.” Sambung dayat lg.

“ungkapan kekaguman nih ceritannya…” goda zahra. Dayat agak sedikit salting.

“ah ngaco lo, gw cuma seneng liat temen bisa berubah jd lebih menyenangkan. Cuma itu” Dayat membela diri, “lagian…” sambung dayat sambil memandang zahra lekat.

“lagian apaan??” Tanya zahra.

“ohh, ga apa2 kok, lupain aja” sahut dayat sambil tersenyum simpul, “eh, kita pulang aja yok..” ajak dayat sambil menggandeng zahra keluar Aula. Ketika pintu ditutup, keluarlah cowok yg mengintip td. Dia tersenyum licik.

“sorry fy, niat loe emg baik, tp gw ga akan sebaik itu sama loe, gw pengen bersenang2 dulu, baru gw puas” kata cowo itu sambil memasukkan HP nya ke dalam kantong bajunya.

--------BERSAMBUNG----------- (3am)

0 komentar: